BANDAR LAMPUNG--Teater Oranye Jambi dan Teater Mara Riau, hari ini (25-9), akan tampil mengawali Pergelaran Teater se-Sumatera yang diprakarsai Teater Satu bekerja sama dengan HiVOS, Belanda, di Taman Budaya Lampung mulai hari ini hingga Jumat (29-9).
Teater Oranye mengusung lakon Gentile karya dan disutradarai Muhamad Khusairi tampil pukul 15.30. Sedangkan Teater Mara dari Akademi Kebudayaan Melayu Riau membawakan lakon Sang Kitab karya Hangkaprawi dan disutradarai Saho pentas pukul 16.00.
Selain kedua komunitas teater tersebut, ada delapan kelompok teater lain yang siap meramaikan event bertajuk Jaringan Teater Sumatera tersebut yakni, Teater Alam (Aceh), Teater Rumahitam (Kepulauan Riau), Komunitas Lorong (Sumatera Barat), Teater Generasi (Medan), Teater Topeng (Palembang), Teater Petak Rumbia (Bengkulu), Lab Teater (Riau), dan Komunitas Berkat Yakin (Lampung).
"Seluruh grup yang tampil dalam event ini merupakan kelompok teater yang sudah cukup dikenal dan berpengalaman di daerah masing-masing. Selain itu, para sutradara, penata artistik, pimpinan, dan manajer setiap kelompok sebelumnya sudah mengikuti program pelatihan dan diskusi yang diselenggarakan pada Januari lalu," kata Kepala Bidang Operasional Teater Satu, Imas Sobariah.
Selain pementasan, panitia juga menggelar diskusi setiap hari untuk mengevaluasi penampilan setiap kelompok. Adapun narasumber yang diundang panitia untuk memberikan ulasan pertunjukan tersebut adalah Ratna Riantiarno dari Teater Koma Jakarta, Sitok Srengenge dari Dewan Kurator Komunitas Salihara Jakarta, Yudi Ahmad Tadjudin (Direktur Artistik Teater Garasi Yogyakarta), dan Iswadi Pratama, sutradara di Teater Satu Lampung.
"Dengan adanya diskusi dan evaluasi dari para narasumber tersebut, kami berharap ada feedback bagi kawan-kawan yang pentas sehingga bisa dijadikan bahan perbaikan bagi setiap kelompok ke depan," ujar Imas lagi.
Sedangkan, menurut Direktur Artistik Teater Satu Lampung, Ahmad Jusmar, dari seluruh kelompok yang tampil diperkirakan menyajikan bentuk pertunjukan yang sangat beragam. "Ada yang menyajikan bentuk pertunjukan realisme konvensional, eksploratif/kontemporer, mengelaborasi teater modern dan tradisi, juga monolog. Demikian juga tema yang diangkat sangat beragam. Mulai konflik internal dalam sebuah keluarga hingga persoalan ideologisme dan spiritualisme. Jadi, penonton bisa mendapatkan sajian tontonan yang sangat menarik," tambah Jusmar.
Melihat animo komunitas-komunitas teater di Sumatera terhadap program ini, panitia optimistis kehidupan teater di Sumatera akan mampu menyejajarkan diri dengan komunitas-komunitas teater lain yang ada di Pulau Jawa. "Sebenaranya banyak sekali kelompok-kelompok teater yang bagus di Sumatera. Namun, keberadaan mereka selama ini kurang tersosialisasi secara baik dalam konstelasi teater di Indonesia," jelas Ahmad Jusmar. n AST/*/L-2
Sumber: Lampung Post, Senin, 25 Mei 2009
No comments:
Post a Comment