ENGGAL (Lampost): Karnaval budaya Gema Nusantara yang digelar Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) di Tugu Adipura, Senin (3-6), berlangsung meriah.
Rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-331 Kota Bandar Lampung itu merupakan event seni budaya yang menampilkan beragam kebudayaan daerah di seluruh Nusantara yang berkembang di Kota Tapis Berseri. Karnaval budaya tersebut diikuti lebih dari 50 peserta/kelompok dari paguyuban masyarakat adat, sekolah, dan kecamatan.
Karnaval dimulai dari lapangan Merah, Enggal, menuju Tugu Adipura. Di sana para peserta menampilkan kesenian dan kebudayaan di depan para tamu undangan, seperti drumben, silat tradisional, tari tor-tor, dan reog Ponorogo. Karnaval dilanjutkan dengan parade melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan R.A. Kartini, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Raden Intan, Jalan Tulangbawang, dan kembali ke lapangan Merah.
Kemeriahan karnaval yang mengundang warga untuk menyaksikan ini menimbulkan kemacetan di beberapa titik, antara lain Jalan Dr. Susilo, Jalan W. Monginsidi, Jalan W.R. Supratman, Jalan R.A. Kartini, Jalan Raden Intan, dan Jalan Teuku Umar.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., selain diberikan ulos (selendang khas suku Batak), juga turut serta manortor (tari Batak). Ahmad Pandiangan dari Lembaga Pembauran Bandar Lampung mengatakan budaya Batak yang ditampilkan dalam kegiatan itu berasal dari empat daerah yang ada di tanah Batak, yakni Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Karo.
Menurut Pandingan, keikutsertaan budaya Batak pada karnaval kali ini sebagai bentuk pembauran masyarakat Lampung asal tanah Batak. "Seperti kata orang tua, di mana bumi dipijak maka di situlah langit dijunjung," ujarnya.
Menurut Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., karnaval budaya ini diharapkan bisa menjadi titik awal bagi pelaku seni budaya maupun masyarakat untuk lebih mencintai, menghargai, dan menghormati seni budaya daerah. Ini pun bisa dijadikan sebagai satu kekuatan dan sebagai bagian seni budaya nasional. (MG5/CR-5/K-1)
Sumber: Lampung Post, Selasa, 4 Juni 2013
Rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-331 Kota Bandar Lampung itu merupakan event seni budaya yang menampilkan beragam kebudayaan daerah di seluruh Nusantara yang berkembang di Kota Tapis Berseri. Karnaval budaya tersebut diikuti lebih dari 50 peserta/kelompok dari paguyuban masyarakat adat, sekolah, dan kecamatan.
Karnaval dimulai dari lapangan Merah, Enggal, menuju Tugu Adipura. Di sana para peserta menampilkan kesenian dan kebudayaan di depan para tamu undangan, seperti drumben, silat tradisional, tari tor-tor, dan reog Ponorogo. Karnaval dilanjutkan dengan parade melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan R.A. Kartini, Jalan Brigjen Katamso, Jalan Raden Intan, Jalan Tulangbawang, dan kembali ke lapangan Merah.
Kemeriahan karnaval yang mengundang warga untuk menyaksikan ini menimbulkan kemacetan di beberapa titik, antara lain Jalan Dr. Susilo, Jalan W. Monginsidi, Jalan W.R. Supratman, Jalan R.A. Kartini, Jalan Raden Intan, dan Jalan Teuku Umar.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., selain diberikan ulos (selendang khas suku Batak), juga turut serta manortor (tari Batak). Ahmad Pandiangan dari Lembaga Pembauran Bandar Lampung mengatakan budaya Batak yang ditampilkan dalam kegiatan itu berasal dari empat daerah yang ada di tanah Batak, yakni Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Karo.
Menurut Pandingan, keikutsertaan budaya Batak pada karnaval kali ini sebagai bentuk pembauran masyarakat Lampung asal tanah Batak. "Seperti kata orang tua, di mana bumi dipijak maka di situlah langit dijunjung," ujarnya.
Menurut Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N., karnaval budaya ini diharapkan bisa menjadi titik awal bagi pelaku seni budaya maupun masyarakat untuk lebih mencintai, menghargai, dan menghormati seni budaya daerah. Ini pun bisa dijadikan sebagai satu kekuatan dan sebagai bagian seni budaya nasional. (MG5/CR-5/K-1)
Sumber: Lampung Post, Selasa, 4 Juni 2013
No comments:
Post a Comment