Judul: Perempuan Penunggang Harimau
Pengarang: M. Harya Ramdhoni
Penerbit: BE Press, Bandar Lampung
Cetakan : I, Januari 2011
Tebal : xxii + 525 hlm.
Perjaka tampan dan perawan jelita dikurbankan
demi merayu kebaikan hati para Dewa dan
lelembut penguasa puncak Gunung Pesagi.
Semua itu demi kelanjutan penerus wangsa.
“Aku dapat merasakan bayi ini kelak menyangga beban yang teramat berat. Onak dan duri akan menghalangi langkahnya selama memimpin Sekala Bgha. Pada masanya kelak kerajaan ini akan mendapat tentangan hebat yang tak pernah terjadi sebelumnya... Engkau Ratu terbesar sekaligus Ratu penutup, Sekeghumong. Di tanganmu Sekala Bgha jaya, tetapi di tanganmu pula Sekala Bgha runtuh. Telah kucium aroma kedatangan para pengacau dari Utara seperti mana ramalan leluhur dahulu. Merekalah yang akan merubuhkan pokok suci Melasa Kepappang sesembahan kita. Kemudian mereka tegakkan Dewa baru di atas tanah bumi Sekala Bgha. Hari lahir dan tahun kelahiranmu adalah perlambang Dewa mereka. Dewa antah berantah berwujud sembilan puluh sembilan. Aku tahu engkau dan Sekala Bgha akan musnah, cucuku, tetapi aku pun yakin bahwa kau tak akan tinggal diam mempertahankan harga diri kita hingga titik darah penghabisan!”
***
Upaya mendetakkan lagi jantung khazanah kesadaran dan nilai-nilai batiniah masa silam merupakan misi utama penulis masa kini yang hendak menuliskan kembali khazanah mitologi, legenda, dan cerita rakyat di mana pun. Misi ini pula selayaknya dipikul oleh novel yang berniat menggemakan lagi khazanah cerita masa lampau etnik Lampung ini. Upaya ini serupa menimpa air sumur tua yang tak mati ricik airnya, dan tak kunjung habis ditimba. Air sumur tak pernah sama, dan manusia tak akan pernah bisa menimba air yang sama dua kali di sebuah sumur yang sama, bukan? Mitologi, legenda, dan cerita rakyat serupa cakrawala. Apakah cakrawala bisa sirna? Tidak kiranya. Yang kerap terjadi barangkali mata yang terpejam tak bisa menatap cakrawala, namun sesungguhnya cakrawala ada senantiasa meski mata tak melihatnya...
[Binhad Nurrohmat, pujangga]
Alurnya tidak membosankan walaupun disampaikan dengan bahasa sastra. Memikat.Berkisah tentang asal-usul bangsa Lampung yang dilimpahi berkah. Wajib dinikmati sebagai penghangat jiwa pencari muasal.
[Arya Shinta Rachmadi, akademisi Universitas Indonesia, penikmat sastra]
Syukur ..., merupakan usaha dan keberhasilan menggali, memahami dan memopertahankan kekayaan warisan leluhur, tetapi juga harus mampu mengakomodasi dan mengintegrasikannya ke dalam perkembangan zaman.
ReplyDeletePantas disyukuri dan wajib dibaca.
buku yang wajib dibaca khususnya bagi ulun lampung dan khususnya masyarakat nusantara,,
ReplyDeleteklo boleh nanya untuk menanyakan isi buku itu lebih lanjut ada ga situs resminya atau blognya M. Harya Ramdhoni
Gimana caranya biar nanya
ReplyDelete