BANDAR LAMPUNG (Lampost): Penerbit BE Press meluncurkan novel berjudul Perempuan Penunggang Harimau karya M. Harya Ramdhoni di Aula Harian Lampung Post, Sabtu (15-1) pukul 14.00. Peluncuran novel sejarah Lampung ini didukung pula oleh Clas Mild, Keluarga Besar Lampung Saibatin, Sekolah Kebudayaan Lampung (SKL), dan Lampung Post.
Novel yang pertama kali mengangkat tentang cerita sejarah masyarakat Lampung tersebut dalam tahap awal dicetak 2.000 eksemplar.
Menurut Ramdhoni, novel itu menceritakan tentang perempuan terakhir dari Kerajaan Sekala Brak Hindu yang dikalahkan pendakwah Islam yang berasal dari Peurlak dan Pasai.
"Novel ini mengangkat sebuah cerita yang sudah ada di tengah masyarakat Lampung, khususnya Lampung Saibatin, Lampung Barat," kata Ramdhoni, Kamis (13-1).
Novel tersebut berawal dari lingkungan keluarga dan banyaknya hasil temuan yang dijumpainya di Malaysia tentang Kerajaan Skalabrak. "Dalam kurun dua tahun, tepatnya 2004—2006, tanpa sengaja banyak buku yang saya temui tentang Kerajaan Sekala Brak di Malaysia. Dan sebagai putra Lampung, saya malu jika nantinya cerita ini justru diangkat peneliti dari negara lain," kata kandidat doktor ilmu politik Universitas Kebangsaan Malaysia ini.
Ramdhoni menjelaskan novel setebal 525 halaman tersebut ditulis bukan sebagai sebuah rujukan. Tapi, novel tersebut merupakan sebuah pilihan yang nantinya diharapkan bisa memancing perdebatan yang sehat dan dinamis bagi masyarakat Saibatin.
"Novel ini saya buat selama enam bulan. Dan sebenarnya masih ada empat buku lainnya yang saya buat dalam kurun empat tahun," kata dosen ilmu pemerintahan FISIP Universitas Lampung ini.
Direktur BE Press Y. Wibowo, mengatakan ada beberapa alasan utama yang membuat ketertarikan untuk menerbitkan novel Perempuan Penunggang Harimau, di antaranya karena isi novel tersebut menyangkut sejarah masyarakat Lampung yang diharapkan bisa membuka pandangan mengenai asal-usul masyarakat Lampung.
"Tulisan ini ditunjang dengan data dan fakta. Ceritanya pun sangat menarik karena dapat menimbulkan berbagai apresiasi," kata dia. (MG18/K-1)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 14 Januari 2011
dipa ghang nyepok buku ni? daleh pigha ghegani?
ReplyDeletesalam kemuaghian anjak watos,liwa