GADINGREJO (Lampost): Kemah Bahasa dan Sastra pelajar SMA se-Provinsi Lampung dilatarbelakangi keprihatinan atas menurunnya perasaan bangga untuk menggunakan bahasa daerah dalam pergaulan sehari-hari.
Menurunnya rasa bangga itu lambat laun mengakibatkan bahasa daerah punah. Hal tersebut disampaikan Dekan Fakultas Sastra Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta Fajar S. Roekminto yang ditemui di sela-sela persiapan penyelenggaraan Kemah Bahasa dan Sastra di SMA Negeri 1 Gadingrejo, Rabu (27-10).
Menurut Fajar, Kemah Bahasa dan Sastra yang digelar pertama kalinya di Lampung itu untuk menumbuhkan kembali rasa cinta dan bangga kaum muda untuk menggunakan bahasa daerah dan bahasa nasional. "Pelajar punya andil besar untuk melestarikan bahasa dan budaya yang tumbuh kembang di tengah masyarakat. Karena itu, pelajar diajak untuk mencintai dan bangga untuk berbahasa daerah. Hal ini sesuai tema yang diambil, yaitu Cinta bahasa dan sastra," kata Fajar.
Selain itu, Kemah Bahasa dan Sastra yang diikuti 300-an pelajar juga untuk menemukan kembali identitas kebangsaan dan menguatkan karakter generasi muda melalui bahasa dan sastra serta memiliki sikap terbuka terhadap keberadaan kebudayaan asing lewat bahasa dan sastra guna memperkaya khazanah budaya.
Fajar mengatakan kurangnya minat generasi muda pada bahasa dan sastra juga disebabkan kekurangpahaman akan keberadaan bahasa dan sastra daerah. Selain itu, kebanggaan itu bisa ditumbuhkan melalui pengenalan budaya dan bahasa asing. "Karena itu, Kemah Bahasa dan Sastra juga diisi pengenalan budaya dan bahasa asing melalui pemutaran film dan dialog dengan budayawan asing," ujarnya. (WID/U-2)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 28 Oktober 2010
No comments:
Post a Comment