BAKAUHENI (Lampost): Sedikitnya 17 duta besar (dubes) negara sahabat yang ikut tur Festival Krakatau XXI, Minggu (16-10), terpesona dengan eksotisme Gunung Anak Krakatau (GAK) dan parade budaya yang digelar sehari sebelumnya.
TUR KRAKATAU. Peserta tur Festival Krakatau XXI melihat dari dekat Gunung Anak Krakatau dengan menumpang KMP Windu Karsa Aditya, Minggu (16-10). Gunung yang berada di Selat Sunda, Lampung Selatan itu sejak 30 September lalu dinaikkan statusnya menjadi Siaga karena meningkatnya jumlah letusan dan kegempaan. (LAMPUNG POST/HENDRIVAN GUMALA)
Festival kali ini lebih spesial dibandingkan tahun sebelumnya karena waktunya bersamaan dengan pasar pariwisata nasional atau TIME (Tourism Indonesia Mart and Expo). Dua gaung momen promosi tersebut menandai kebangkitan pariwisata di Lampung.
Tujuh belas dubes yang menyaksikan festival tersebut di antaranya Inggris, Belanda, Amerika Serikat, Rep. Ceko, Jerman, Hongaria, Italia, Jepang, Malaysia, Polandia, Filipina, Romania, Singapura, Slovakia, Slovenia, Jepang, Korea, dan Kuba.
Enna Viant Valdes, dubes Kuba, mengaku baru pertama datang ke Lampung dan melihat GAK. Enna menyaksikan parade budaya yang menarik karena banyak jenis kesenian dan warna warni yang ditampilkan. "It's very wonderful and colorful. Amazing," kata Enna kepada Lampung Post di sela-sela Tur Krakatau kemarin.
Keindahan ini, menurut Enna, akan disampaikannya ke masyarakat Kuba agar mereka bisa datang ke Lampung menyaksikan keindahan budaya dan wisata di Lampung, apalagi GAK di Selat Sunda.
Hal senada dikatakan Duta Besar Yaman Ali Alsoswa. Menurut dia, Gunung Anak krakatau merupakan pesona alam yang harus dipromosikan ke wisatawan mancanegara. Ali berjanji mempromosikan objek wisata gunung yang berada di perairan itu ke negaranya.
Namun, tur kali ini tidak banyak berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak ada pertunjukan kesenian dan atraksi adat dalam perjalanan menuju GAK sampai kembali lagi ke Pelabuhan Bakauheni, kemarin.
Perahu hias yang dijanjikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung sejak penyelenggaraan festival tahun lalu juga tidak tampak. Peserta tur hanya duduk manis menuju GAK.
Rombongan tur yang diangkut KMP Windu Karsa Pratama itu bertolak dari Bakauheni pukul 09.05. Setelah dua jam lebih berlayar, pada pukul 11.22 kapal sampai di perairan Gunung Anak Krakatau. Kapal mengelilingi gunung bahkan merapat hingga jarak 20 meter dari kaki gunung.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Lampung Baihaqi mengakui memang belum banyak perubahan pada kegiatan Tur Krakatau tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. (KRI/LIN/R-1)
Sumber: Lampung Post, Senin, 17 October 2011
No comments:
Post a Comment