LIWA (Lampost): Sejumlah pemerhati pariwisata dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Lampung Barat menilai Festival Teluk Stabas (FTS) XIV di kabupaten setempat hanya kegiatan serimoni belaka.
Anton Chabara Maas, pemerhati pariwisata Lampung Barat, Rabu (26-10), menyesalkan tidak maksimalnya kegiatan FTS XIV Lambar. Selain itu, acara terkesan hanya memenuhi kebutuhan serimonial tanpa mengindahkan nilai-nilai promosi dan budaya yang ditonjolkan dalam kegiatan tersebut.
Padahal, kata Anton, kegiatan ini sudah dilakukan setiap tahun, tapi tidak ada peningkatan kualitas kegiatan, bahkan tahun ini malah jeblok. "Contoh terkecil saja, warga yang jaraknya cuma 1 kilometer dari pusat acara tidak tahu ada kegiatan FTS."
Anton, yang mengaku direkrut dinas terkait dalam kepanitiaan, mengatakan dia tidak pernah diajak rapat apalagi membicarakan teknis kegiatan. "Saya masuk sebagai panitia, tetapi tidak pernah diajak rapat."
Sementara itu, Ketua LSM Geshindo Lambar Ali Ardha menilai sepinya peminat kegiatan FTS tahun ini salah satunya karena acara banyak yang dialihkan ke Liwa. Padahal, berdasar pada sejarah, FTS semestinya dilaksanakan di Krui sesuai dengan judulnya.
"Kegiatan FTS jika alasanya Liwa merupakan ibu kota Kabupaten Lampung Barat, resepsinya saja yang dipusatkan di Liwa. Sedangkan untuk pembukaan dan sebagian besar kegiatan tetap dilaksanakan di Krui yang merupakan sejarah dilaksanakannya FTS," kata dia.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Lambar Guntur Panjaitan, mendampingi Kadis Hudaibi, menjelaskan pernyataan Anton Chabara itu hanya kesalahpahaman. "Ini karena terjadi miskomunikasi saja," kata dia.
Kemudian tentang sepinya peminat pada sejumlah tangkai perlombaan, kata dia, karena setiap peserta yang akan mengikuti acara itu harus mengeluarkan dana yang ditanggung pihak kecamatan. Sedangkan pihak kecamatan sendiri banyak yang tidak sanggup karena jarak tempuh dan sebagainya untuk membiayai para peserta yang diutus.
Sebab itu, pihak kecamatan tidak dapat mengikutkan peserta ke seluruh cabang yang dilombakan, tetapi hanya mengutus beberapa orang untuk mengikuti tangkai lomba tertentu.
Di sisi lain, lomba gambus pada acara Festival Teluk Stabas (FTS) di lapangan Merdeka Liwa, Rabu (26-10), hanya diikuti lima peserta asal empat kecamatan dari 25 kecamatan yang ada di kabupaten setempat.
Kelima peserta itu berasal dari Kecamatan Bengkunat, Bengkunat Belimbing, Batuketulis. dan Sukau. Satu di antaranya pendaftar lomba berasal dari umum, sedangkan empat lain utusan kecamatan.
Sementara itu, lomba betetah hanya diikuti delapan utusan dari Kecamatan Balikbukit, Sukau, Batubrak, Belalau, dan Batuketulis. Juara pertama lomba betetah dimenangkan peserta umum asal Belalau. Juara kedua direbut wakil Kecamatan Batubrak, dan ketiga dari Batuketulis.
Untuk lomba bola voli pantai di Kuala Stabas diikuti 36 regu putra dan putri utusan kecamatan maupun peserta dari umum. Kemudian lomba layang-layang diikuti sekitar 40 peserta. Hingga pukul 14.00 kemarin, lomba masih berlangsung untuk memasuki babak final. (ELI/D-3)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 27 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment