Bandarlampung -- Gubernur Lampung Sjachroedin ZP memberikan gelar adat kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar sekaligus pengusaha nasional asal daerah itu Aburizal Bakrie dan istrinya Tati Aburizal Bakrie.
GELAR ADAT LAMPUNG. Gubernur Lampung Sjachroedin ZP (tengah) menyerahkan sebilah keris kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (dua kiri), menandai pemberian gelar adat (Adok) Lampung, di Bandarlampung, Senin (24/10). Gubernur Lampung Sjachroedin ZP memberikan gelar adat kepada Aburizal Bakrie Settan Raja Perkasa Alam, dan istrinya Tati Aburizal Bakrie dengan adok Settan Ratu Mahkota Alam. (ANTARA/M. TOHAMAKSUN)
"Ini tidak ada kaitannya dengan politik, tidak usah dilihat dari latar belakang partai kami berdua," katanya saat acara pemberian gelar adat, di Bandarlampung, Senin.
Selain menjabat sebagai gubernur, Sjachroedin juga merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Lampung.
Menurut dia, pemberian gelar adat kekeluargaan itu berlatar belakang sejarah panjang antara dirinya dengan Aburizal, sekaligus bentuk penghormatan dirinya atas nama seluruh masyarakat Lampung.
Dia menceritakan, Ical, sapaan akrab Aburizal Bakrie, pernah menyelamatkan nyawanya saat terjadi kerusuhan di Institut Teknologi Bandung (ITB) puluhan tahun lalu.
"Saat itu pak Ical menjabat sebagai anggota senat ITB dan mengeluarkan saya dari ancaman kerusuhan di dalam kampus. Kalau tidak ada dia, mati saya," kata Sjachroedin diiringi tawa hadirin.
Menurut dia, setelah pemberian gelar itu, dirinya dan Ical berstatus saudara karena telah menjadi bagian dari keluarga besarnya yang bermarga Kedaton Buay Nuwat.
Pemberian gelar adat atau "adok" dalam masyarakat Lampung merupakan bagian dari pengangkatan saudara kepada tamu agung yang dianggap patut sebagai tanda kehormatan.
Aburizal Bakrie memperoleh adok Suttan Raja Perkasa Alam dan istrinya Tati Aburizal Bakrie memperoleh adok Suttan Ratu Mahkota Alam.
Statusnya dalam keluarga besar sebagai kakak dari Gubernur Lampung Sjachroedin ZP yang memiliki adok Suttan Mangkunegaran Junjungan Pemangku Adat Sai Bumi Ruwai Jurai I.
Acara pemberian gelar adat tersebut dilakukan sesuai adat Lampung termasuk mengarak saudara baru dengan kereta kencana berkepala burung.
"Ini pengembangan budaya, kalau aslinya tidak dengan kereta tetapi diarak dengan digendong beberapa laki-laki. Namun seiring dengan berlalunya zaman, semuanya mengalami penyesuaian," kata Sjachroedin.
Menurut dia, Ical merupakan orang kedua yang diarak dengan kereta tersebut, dan pemberian gelar adat tersebut juga merupakan yang kedua kalinya diberikan oleh Sjachroedin mewakili keluarga besarnya.
Ical, yang meski berdarah Lampung namun tetap terbata-bata membaca pantun berbahasa daerah tersebut, merupakan anak dari Ahmad Bakrie, dan cucu H Usman yang berdarah Tulangbawang.
Ical melewati masa kecil di Kalianda, Lampung Selatan, dan tumbuh menjadi salah seorang pengusaha nasional yang berhasil.
Sumber: Antara, Senin, 24 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment