June 24, 2007

Ramli: Dari Lampung untuk Mode

SALAH satu perancang busana terkemuka Indonesia, Ramli, tak henti-hentinya berkarya. Setelah mengangkat kain-kain dari kerajinan rakyat dari berbagai daerah di Indonesia, kini untuk memperingati 31 tahun dia berkarya di dunia mode, Ramli memilih kain dan kerajinan rakyat Lampung.

Perancang busana Ramli sedang merapikan busana-busana kreasi terbarunya yang menggunakan bahan kain dan kerajinan khas Lampung. Istimewa


Acara bertajuk Beautiful Lampung - 31 Ramli Berkarya itu, menurut rencana akan diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 2 sampai 6 Juli 2007. Bersamaan dengan acara itu, digelar pula malam final pemilihan Model Indonesia dan Fashion Lifetime Achievement Award 2007.

Pemilihan Model Indonesia yang telah beberapa kali diselenggarakan oleh Ramli, diadakan untuk menjaring para calon model muda berbakat, yang sangat diperlukan untuk membantu mempromosikan busana dan aksesoris karya para perancang Indonesia. Sedangkan Fashion Lifetime Achievement Award 2007 diselenggarakan untuk memberikan penghargaan kepada para tokoh yang berjasa memajukan mode di Indonesia.

Kok tajuknya Lampung? Dalam wawancara dengan SP di Jakarta, Rabu (20/6) siang, Ramli mengemukakan dia sudah pernah mengangkat seni dan budaya berbagai daerah lain sebagai inspirasinya untuk merancang busana. "Saya sudah pernah mengangkat seni budaya Jakarta, Sumatra Barat, Jambi, Riau, dan juga memanfaatkan batik dari berbagai daerah sebagai bahan utama busana-busana rancangan saya," tuturnya.

Ramli juga mengungkapkan, dia senang berjalan-jalan ke berbagai daerah di Indonesia. Dari perjalanannya itu, dia melihat kekayaan seni budaya Indonesia sangat indah dan unik. "Tapi sayangnya, belum banyak yang tahu. Hal ini disebabkan tak ada atau masih sedikit yang mengangkat hal-hal indah itu ke kancah nasional maupun internasional," tambahnya.

Ramli pun terdorong untuk ikut membantu mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia itu lewat busana-busana yang dirancangnya. Sekaligus dia ikut pula membantu para perajin, sehingga karya mereka lebih dikenal di tingkat nasional dan internasional. Upaya perancang itu yang bertahun-tahun membina para perajin di berbagai daerah, menyebabkan dirinya pernah memperoleh Upakarti, sebuah penghargaan dari Presiden RI.

Namun seperti yang diungkapkannya, keinginannya membantu para perajin bukan untuk memperoleh penghargaan. Dia melakukannya dengan tulus, karena melihat bahwa sebenarnya karya para perajin itu memang indah dan perlu diperkenalkan lebih luas lagi. Sama seperti yang dilakukannya kini dengan mencoba mengangkat seni budaya Lampung, yang juga terkenal dengan beragam keindahannya.

Dimodifikasi



Beberapa busana rancangan Ramli yang memanfaatkan kain tapis dan sulam usus, kerajinan rakyat Lampung. SP/Berthold Sinaulan


Sebenarnya, sesuai penuturan perancang busana itu, dia telah mengenal Lampung dan adanya kain tapis Lampung yang indah, sejak lama. Namun dia baru mencoba mengangkat keindahan budaya daerah itu awal 2007, dengan berkali-kali berkunjung ke provinsi yang terletak di Pulau Sumatra itu.

Awalnya, tatkala Ramli menunaikan ibadah haji pada 2006, dia bertemu dengan rombongan putera Gubernur Lampung yang menawarinya untuk mencicipi sambal Lampung. Dari perkenalan itu, berlanjut dengan pembicaraan mengenai beragam hal di Lampung, termasuk kekayaan seni budayanya.

Sepulang dari ibadah, Ramli diperkenalkan dengan istri Gubernur Lampung, Ny Truly Sacjhroedin, yang juga mempunyai minat untuk mengangkat seni budaya Lampung sehingga lebih dikenal secara luas. Maka, dari situlah timbul ide untuk memperingati 31 tahun Ramli berkarya dalam dunia mode, dengan mengangkat seni budaya Lampung.

Perancang itu memang satu dari sedikit perancang Indonesia yang setiap tahun secara rutin menyelenggarakan peragaan busana tunggal. Kali ini, kain tapis dan sulam usus berupa jalinan pita yang rumit, dijadikan bahan dasar untuk membuat busana-busana rancangannya. Sulam usus yang tadinya dibuat taplak meja, dimodifikasi Ramli sedemikian rupa sehingga menjadi rok klok yang indah.

Sedangkan tapis yang biasanya cukup berat, dimodifikasi Ramli dengan bahan-bahan yang lebih ringan dan banyak tersedia, tanpa mengubah motifnya secara mendasar. Gaun-gaun malam yang indah dan berkesan mewah, kebaya modifikasi, busana cocktail party, sampai busana untuk bekerja sehari-hari dan busana muslim, berhasil dibuat Ramli menggunakan tapis dan sulam usus itu.

Warna-warna hitam, putih, merah, dan beragam warna lainnya, yang dipadu dengan benang emas, mendominasi busana-busana terbaru karya Ramli kali ini. Motif-motif khas Lampung, menjadi elemen detail yang memperkuat garis busana tersebut. Tak kurang dari 93 busana, yang 25 persen di antaranya adalah busana pria, akan ditampilkan perancang busana dalam peragaan tunggalnya di awal Juli mendatang.

Peragaan tahunan kali ini, tampaknya akan semakin mengukuhkan eksistensi Ramli sebagai perancang busana yang tetap setia memanfaatkan kekayaan seni budaya berbagai daerah di Indonesia sebagai sumber inspirasi rancangan-rancangan busananya. Sekaligus menunjukkan niatnya benar-benar tulus, untuk membantu mempromosikan keindahan seni budaya Indonesia dan kerja para perajin di berbagai daerah. [B-8]

Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 24 Juni 2007

3 comments:

  1. Anonymous1:47 AM

    apakah anda pemilik vina fashion?tolong jawab ke luv.sandrya4ever@gmail.com!9pl!!!

    ReplyDelete
  2. Anonymous1:59 AM

    pleasa jawab ke luv.sandryan4ever@gmail.com 9pl

    ReplyDelete
  3. Anonymous1:59 AM

    pleasa jawab ke luv.sandryan4ever@gmail.com 9pl

    ReplyDelete