Oleh Meza Swastika
Teluk Kiluan seperti tak ada habisnya di eksplorasi keragaman potensinya. Tak hanya sebagai habitat dua spesies lumba-lumba terbesar di dunia, Teluk Kiluan juga menyajikan beragam objek lain. Salah satunya, batu karang gigi hiu.
DI sisi barat teluk ini terdapat pantai berpasir putih yang menghadap langsung ke arah Samudera Hindia. Di pantai ini, terdapat gugusan karang eksotis yang oleh warga setempat disebut sebagai batu gigi hiu.
Tempatnya yang agak terpisah dari Teluk Kiluan memang harus ditempuh dengan berjalan kaki untuk bisa mencapainya. Pantai dengan garis pantai yang tidak terlalu panjang ini memiliki kontur yang landai dengan beberapa bukit-bukit karang di sisi pantai ini.
Bentuknya yang lebih menyerupai teluk kecil dengan dikeliling batu-batu karang berukuran besar. Ini memang membuat siapa pun yang mengunjunginya merasa terpuaskan.
Entah sudah berapa banyak fotografer profesional yang datang dan mengabadikan gugusan karang setinggi hampir 10 meter ini dengan gambar-gambar yang indah. Belum lagi saat sunrise menjelang, sinar matahari yang menerobos sela-sela batu-batu karang. Itu memberikan warna tersendiri di bawah pantulan air laut dengan ombaknya yang terjal.
Riko Stefanus, pegiat ekowisata di Teluk Kiluan, menyebut gugusan batu hiu ini memang tengah menjadi objek pilihan khususnya para fotografer. "Hasil-hasil fotonya sudah banyak tersebar di dunia maya. Termasuk di komunitas-komunitas fotografer.”
Ia menjelaskan gugusan karang itu terbentuk melalui proses dari kikisan gelombang laut Samudera Hindia yang besar selama ratusan bahkan ribuan tahun. "Warga di sini memang menyebutnya batu gigi hiu karena bentuknya yang menyerupai taring-taring hiu yang bentuknya tak beraturan,” kata Riko.
Riko juga menambahkan saat ini Yayasan Ekowisata Cikal tengah menginventarisasi jenis-jenis vegetasi yang ada di pantai ini. Termasuk kemungkinan pantai ini dijadikan sebagai tempat berkembang biaknya penyu. "Kami masih lihat jenis vegetasinya apa saja, termasuk juga kemungkinan pantai ini dijadikan sebagai tempat berkembang biak penyu,” ujarnya.
Budhi Marta Utama, fotografer profesional, menyebut gugusan batu karang ini sebagai salah satu tempat favoritnya di Teluk Kiluan. Ia bisa memuaskan hobi fotografinya di tempat ini. "Saya tak pernah merasa bosan karena banyak objek menarik yang bisa dijadikan objek foto yang bagus," kata Budhi.
Anfan Yunada, seniman lukis asal Bandar Lampung, bahkan mendapat banyak inspirasi melukis saat berkunjung ke pantai ini. "Beberapa lukisan saya mengambil panorama di pantai ini dengan fokus pada gugusan karang ini," kata Anfan.
Beberapa wisatawan asal luar Lampung juga memanfaatkan tempat ini untuk menikmati pemandangan saat sunset menjelang. Atau sekadar mandi di tepian pantai yang bersih ini sebagai tawaran lain saat berkunjung ke Teluk Kiluan. (M1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 27 April 2014
Teluk Kiluan seperti tak ada habisnya di eksplorasi keragaman potensinya. Tak hanya sebagai habitat dua spesies lumba-lumba terbesar di dunia, Teluk Kiluan juga menyajikan beragam objek lain. Salah satunya, batu karang gigi hiu.
Batu gigi hiu. (LAMPUNG POST/MEZA SWASTIKA) |
Tempatnya yang agak terpisah dari Teluk Kiluan memang harus ditempuh dengan berjalan kaki untuk bisa mencapainya. Pantai dengan garis pantai yang tidak terlalu panjang ini memiliki kontur yang landai dengan beberapa bukit-bukit karang di sisi pantai ini.
Bentuknya yang lebih menyerupai teluk kecil dengan dikeliling batu-batu karang berukuran besar. Ini memang membuat siapa pun yang mengunjunginya merasa terpuaskan.
Entah sudah berapa banyak fotografer profesional yang datang dan mengabadikan gugusan karang setinggi hampir 10 meter ini dengan gambar-gambar yang indah. Belum lagi saat sunrise menjelang, sinar matahari yang menerobos sela-sela batu-batu karang. Itu memberikan warna tersendiri di bawah pantulan air laut dengan ombaknya yang terjal.
Riko Stefanus, pegiat ekowisata di Teluk Kiluan, menyebut gugusan batu hiu ini memang tengah menjadi objek pilihan khususnya para fotografer. "Hasil-hasil fotonya sudah banyak tersebar di dunia maya. Termasuk di komunitas-komunitas fotografer.”
Ia menjelaskan gugusan karang itu terbentuk melalui proses dari kikisan gelombang laut Samudera Hindia yang besar selama ratusan bahkan ribuan tahun. "Warga di sini memang menyebutnya batu gigi hiu karena bentuknya yang menyerupai taring-taring hiu yang bentuknya tak beraturan,” kata Riko.
Riko juga menambahkan saat ini Yayasan Ekowisata Cikal tengah menginventarisasi jenis-jenis vegetasi yang ada di pantai ini. Termasuk kemungkinan pantai ini dijadikan sebagai tempat berkembang biaknya penyu. "Kami masih lihat jenis vegetasinya apa saja, termasuk juga kemungkinan pantai ini dijadikan sebagai tempat berkembang biak penyu,” ujarnya.
Budhi Marta Utama, fotografer profesional, menyebut gugusan batu karang ini sebagai salah satu tempat favoritnya di Teluk Kiluan. Ia bisa memuaskan hobi fotografinya di tempat ini. "Saya tak pernah merasa bosan karena banyak objek menarik yang bisa dijadikan objek foto yang bagus," kata Budhi.
Anfan Yunada, seniman lukis asal Bandar Lampung, bahkan mendapat banyak inspirasi melukis saat berkunjung ke pantai ini. "Beberapa lukisan saya mengambil panorama di pantai ini dengan fokus pada gugusan karang ini," kata Anfan.
Beberapa wisatawan asal luar Lampung juga memanfaatkan tempat ini untuk menikmati pemandangan saat sunset menjelang. Atau sekadar mandi di tepian pantai yang bersih ini sebagai tawaran lain saat berkunjung ke Teluk Kiluan. (M1)
Sumber: Lampung Post, Minggu, 27 April 2014
No comments:
Post a Comment