BANDAR LAMPUNG (Lampost): Gerak olah tubuh meliuk-liuk dipadukan keselarasan musik gamelan dengan latar olahan multimedia berhasil memukau penonton di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Senin (22-6).
TEATER. Komunitas Celah-Celah Langit mementaskan lakon Air di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung (TBL), Bandar Lampung, Senin (22/6). (LAMPUNG POST/M. REZA)
Pertunjukan dengan lakon Air yang dibawakan Komunitas Celah-Celah Langit (CCL) asal Bandung berupaya mengolaborasikan teater, tari, seni rupa, dan multimedia menjadi satu pertunjukan yang apik.
Lakon Air ini menceritakan bagaimana melihat air dari berbagai sudut pandang. Dari soal air, akan bergeser ke problem sosial, budaya, ekonomi. Menceritakan air sebagai air, air dalam imagi kreatif, bahkan air yang bisa saja sangat filosofis.
Komunitas CCL ingin mengajak masyarakat membangun kesadaran lingkungan. Medianya lewat teater. "Intinya, kami ingin membuat sesuatu pertunjukan yang tidak sekadar menghibur, tetapi bisa membawa dampak di masyarakat," kata Iman Soleh, pendiri Komunitas CCL sekaligus sutradara dalam lakon tersebut.
Lakon Air ini merupakan karya bersama yang senantiasa berkembang. "Berawal dari obrolan, kami masukan apa-apa yang akan menjadi titik pandang bersama, hingga kemudian lahirlah lakon Air ini," kata dia. Komunitas CCL sendiri merupakan komunitas kesenian yang berasal dari kawasan belakang Terminal Ledeng, Bandung.
Lakon Air ini pertama kali dipentaskan pada akhir 2005. Selain pernah dipentaskan di beberapa kota di Indonesia, pertunjukan teater ini juga pernah berkesempatan diundang dalam forum World Performing Art 2006 di Pakistan.
Setelah Lampung, Komunitas CCL akan menggelar pertunjukan di Palembang dan Jambi. Rencananya lakon Air ini pada 2010 akan kembali pentas di beberapa negara seperti Slovenia, Spanyol, dan Australia. n MG16/MG4/K-1
Sumber: Lampung Post, Selasa, 23 Juni 2009
No comments:
Post a Comment