BANDAR LAMPUNG (Lampost): Pembukaan Begawi Adat dalam rangkaian peringatan HUT ke-327 Kota Bandar Lampung Sabtu (20-6) berlangsung meriah. Ribuan warga memadati GOR Saburai tempat acara berlangsung. Namun, event yang masuk agenda Visit Indonesia Year 2009 ini, belum mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara (wisman).
"Dari tahun ke tahun acaranya monoton dan tak ada satu pun wisawatan yang sengaja datang untuk menyaksikan Begawi Bandar Lampung," kata Ketua Komite Pariwisata Lampung Citra Persada, Sabtu (20-6). Meski digelar setiap tahun, Begawi Bandar Lampung tidak pernah diminati wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Begawi yang ditampilkan hanya apa adanya dengan alasan dana yang tersedia sangat terbatas. Padahal, kata Citra, dana yang terbatas bukan jadi alasan untuk mempromosikan wisata. "Dana terbatas tapi tetap bisa maksimal."
Menurut Citra, seharusnya acara yang ditampilkan dalam Begawi Bandar Lampung khas tarian dan budaya Lampung. Bukan budaya dan tari daerah lain.
Wisatawan tidak akan melihat dan mencari budaya daerah lain di Lampung. Pemkot harusnya lebih banyak menampilkan budaya Lampung.
Pemerintah, kata Citra, beralasan menampilkan beberapa budaya daerah dalam Begawi karena warga Bandar Lampung beragam. Alasan tersebut tidak bisa diajukan dalam konteks pariwisata.
"Budaya Indonesia memang beragam. Namun, dalam pariwisata harus ada yang layak dijual kepada wisatawan yang menjadi khas Bandar Lampung." kata Citra.
Menurut Citra, Lampung menjadi daerah tujuan wisata ke-18 di antara daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan potensi wisata dan budaya yang ada Pemkot seharusnya lebih menjual budaya Lampung.
Wali Kota Eddy Sutrisno saat pembukaan mengatakan Bandar Lampung memiliki potensi wisata yang cukup untuk menggaet wisatawan lokal dan mancanegara. Persoalan yang dihadapi adalah belum maksimalnya pengelolaan potensi wisata yang ada.
Eddy mengungkapkan Pemkot akan terus mengemas objek wisata yang dimiliki, seperti wisata seni dan budaya. Pemkot juga harus meningkatkan pencitraan sehingga timbuh kesan positif Bandar Lampung sebagai daerah kunjungan wisata.
Format Ulang
Citra mengusulkan Begawi Bandar Lampung perlu diformat ulang agar layak dijual. Pemerintah Kota (Pemkot) harus harus mendesain ulang Begawi, materi dan isi acaranya.
Acara begawi juga harus terjadwal dengan baik. Bila begawi sudah layak jual, banyak pihak yang mau mempromosikan wisata. Travel agency (biro perjalanan) tidak mau mempromosikan Begawi karena acara yang disajikan tidak layak dijual. "Promosi gampang asal ada hal yang layak dijual," kata dia.
Selain budaya, menurut Citra, potensi pariwisata yang dimiliki Bandar Lampung adalan alam yang indah. Pemerintah seharusnya lebih mempromosikan alam Bandar Lampung.
Citra juga mengkritik waktu promosi yang dilakukan Pemkot. Pemkot baru mempromosikan begawi saat sudah mendekati waktu pelaksaaan. Dia juga menyesalkan sikap Pemkot yang tidak berkonsultasi dengan Komite Pariwisata Lampung dan Dinas Pariwisata Provisni Lampung. Dengan konsultasi, begawi diharapkan bisa lebih maksimal.
Fesitival 'Indie'
Dalam rangkaian HUT ke-327 Bandar Lampung ini, Dewan Kesenian Kota Bandar Lampung (DKKBL) mengadakan festival musik band, yang diadakan di pelataran parkir GOR Saburai, Minggu (21-6).
Ketua Harian DKKBL Syaiful Anwar selain merupakan rangkaian acara HUT Kota Bandar Lampung, tujuan festival musik tersebut juga untuk mencari band-band indie di Bandar Lampung yang memiliki potensi.
"Festival ini diharapkan dapat menggali potensi band-band indie di Bandar Lampung. Setidaknya sudah ada dua band indie setempat yang meramaikan musik nasional," kata dia.
Menurut dia, DKKBL akan membina band-band yang dianggap memiliki potensi. "Kini, band-band yang ikut festival ini yang akan diprioritaskan lebih dahulu."
Tetapi, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan kepada band-band lain yang tidak ikut festival ini juga dibina. Kirim saja demo lagu ke DKKBL. Jika bagus, akan dibina.
Festival yang dikuti 33 band indie ini gratis. Bahkan, panitia menyediakan hadiah bagi pemenangnya. Juara I Rp1 juta, juara II Rp750 ribu, dan juara III Rp500 ribu.
Pada festival ini, peserta membawakan dua buah lagu, dengan satu lagu daerah Lampung sebagai lagu wajib yang berjudul Mak Kham Sapa Lagi Mak Ganta Kapan Lagi dan satu lagu bebas. n MG2/MG13/K-1
Sumber: Lampung Post, Senin, 22 Juni 2009
No comments:
Post a Comment