Oleh Maspril
Aries
NEGARABATIN
ada banyak di hamparan daratan Sang Bumi Ruwa Jurai (Saburai) atau Provinsi
Lampung. Tapi novel berjudul Negarabatin, Negeri di Balik Bukit"
hanya ada satu karya Udo Z Karzi yang nama lengkapnya Zulkarnain Zubairi.
Negarabatin, Negeri di Balik Bukit karya Udo Z Karzi. |
Novel karya mantan aktivis pers mahasiswa dari Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Teknokra Universitas Lampung (Unila) masuk dalam daftar nominasi Penghargaan Sastra 2022 yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Jantung
Sastra Terus Berdetak
Sebelum
berkisah tentang sang penulis dan novelnya, mari mengenali dulu apa itu
Penghargaan Sastra yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kemendikbudristek? Setiap tahun lembaga ini memberikan penghargaan kepada
penulis Indonesia untuk kategori novel, kumpulan puisi, kumpulan cerpen,
kumpulan esai/ kritik sastra, dan naskah drama.
Penghargaan
Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi adalah
penghargaan dari pemerintah kepada para sastrawan/ penulis yang memiliki karya
sastra berkualitas dan konsisten dalam berkarya. Kegiatan Penghargaan Sastra
sudah berlangsung sejak 1989 dan banyak penulis atau sastrawan top Indonesia
meraih penghargaan ini.
Udo Z Karzi
bukan penulis pertama asal Provinsi Lampung yang masuk nomine Penghargaan
Sastra yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sebelumnya
pada Penghargaan Sastra 2021 dua orang penulis sastra dari Lampung juga masuk
dalam nomine. Pertama Inggit Putria Marga untuk kategori kumpulan puisi dengan kumpulan
puisi berjudul Empedu Tanah. Kedua, Rilda A.Oe. Taneko penulis asal
Lampung yang kini menetap di Lancaster, Inggris untuk kategori kumpulan cerpen
dengan judul Seekor Capung Merah.
Tentu ini
sangat menggembirakan bagi dunia sastra di Lampung, dalam dua tahun berturut
tiga penulisnya masuk nominasi. Ini menjadi pertanda bahwa jantung sastra masih
terus berdetak di daerah ini, yang kemudian banyak melahirkan penulis muda.
Tiga penulis ini adalah bagian dari regenerasi dari sebuah lini masa sastra di
Bumi Saburai. Mereka lahir dari daerah tanpa harus hijrah ke ibu kota negara
atau kota-kota besar di Pulau Jawa, mereka bisa dikenal luas dalam dunia sastra
nasional.
Yang lebih
membanggakan, tiga orang yang pernah masuk nomine penghargaan sastra yang diselenggarakan
sebuah lembaga resmi pemerintah dan berada dalam sebuah kementerian, adalah
alumni dari Universitas Lampung (Unila) – kampus yang berduka karena setelah
mereka tidak lagi mahasiswa pimpinannya dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
Seperti
Rilda A.Oe. Taneko yang kerap disapa Ara dan Zulkarnain Zubairi dengan nama
pena Udo Z Karzi pernah mengenyam pendidikan di Fisip Unila. Ternyata, kampus
ini walau tidak memiliki fakultas sastra mampu melahirkan penulis sastra yang
mumpuni. Ketiga penulis sastra dari Unila tersebut bukan termasuk sastrawan
instan yang terlahir dari rahim kecanggihan dunia digital.
Tradisi
sastra khususnya tulis di Lampung mengalami perkembangan yang pesat dapat
dikatakan setiap era selalu melahirkan sastrawan. Bicara sastra era-era masa
lalu, sastra di Lampung kerap identik dengan penulis Motinggo Busye yang lahir
di Telukbetung. Kemudian era 80-an, era 90-an dan era 2000 atau pascareformasi
tetap terus melahirkan sastrawan muda yang berprestasi.
Mengasah
Pena Sejak Sekolah Menengah
Kini giliran menceritakan Udo Z Karzi yang sudah mengasah tulis-menulis dan bakatnya sejak di bangku sekolah menengah. Masuk Unila kuliah di Program Studi Ilmu Pemerintahan. Lalu, untuk mengembangkan bakat tulis menulisnya, memilih bergabung di SKM Teknokra menjadi wartawan mahasiswa alias aktivis mahasiswa. Lulus kuliah terjerat menjadi wartawan di Harian Umum Lampung Post lalu sempat bergabung dengan beberapa media lainnya di Lampung.
Nomine Penghargaan Sastra 2022 untuk kategori novel. |
Pada Penghargaan Sastra 2022 yang akan diumumkan 28 Oktober 2022, novel Udo Z Karzi berjudul Negarabatin, Negeri di Balik Bukit masuk nomine ini bersama novelis lainnya, yaitu Bre Redana (Kidung Anjampiani), Dias Novita Wuri (Jalan Lahir), Ni Nyoman Ayu Suciartini (Biang) dan Pinto Anugrah (Segala yang Diisap Langit).
Tahun ini Udo Z Karzi harus bersaing dengan sastrawan dan wartawan senior Bre Redana atau Don Sabdono yang pernah menjadi wartawan pada sebuah surat kabar nasional terbesar di Indonesia. Bre Redana yang pernah belajar jurnalisme di School of Jounalism and Media Studies, Darlington, Inggris (1990–1991) menulis novel Kidung Anjampiani, novel terbaru dari Bre Redana yang diluncurkan di panggung terbuka Studio Mendut Kabupaten Magelang pada 29 Juli 2022 lalu. Negarabatin juga menjadi novel terbaru Udo Z Karzi yang baru diterbitkan Pustaka Jaya pada 2022.
Udo Z Karzi dan novel Negarabatin. |
Yang menarik
dari penulis ini, Udo adalah pemberi warna lain dari sastra atau tradisi
penulisan puisi berbahasa lokal, yaitu bahasa Lampung. Ia pun menerbitkan buku
kumpulan puisi berbahasa Lampung berjudul Mak Dawah Mak Dibingi pada
2007 dan buku ini diganjar penghargaan Hadiah Sastra Rancage 2008.
Selama
pandemi Covid-19 juga Udo rajin berkontribusi menyumbangkan tulisannya untuk
menulis buku bersama atau keroyokan. Ada beberapa buku yang memuat tulisan
selama masa pagebluk sejak 2021. “Ada saja undangan yang mengajak menulis
bersama untuk beragam genre buku,” katanya.
Deretan
daftar judul buku yang telah ditulisnya bareng penulis lain semasa dua
tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia di antaranya buku Kemanusiaan pada
Masa Wabah Corona: Renungan 110 Penulis yang diselenggarakan Satupena
dengan editor Nasir Tamara. Buku ini terbitan Balai Pustaka, Mei 2020.
Kemudian
Udo yang juga penyintas Covid-19 berinisiatif menerbitkan buku sendiri yang
ditulis secara keroyokan. Buku tersebut berjudul Mencari Lampung dalam
Senyapnya Jalan Budaya yang sekaligus buku memperingati usianya yang ke-50
tahun. Buku ini diterbitkan Pustaka LaBRAK pada Juni 2020. Juga ikut menulis
dalam dalam buku Demokrasi di Era Digital dengan editor Nasir Tamara,
penerbit Pustaka Obor 2021.
Buku lain
yang memuat karya Udo Z Karzi di antaranya Bersama Aksi Swadaya Menulis dari Rumah
yang diprakarasi penerbit Kosa Kata Kita. Kemudian berpartisipasi menulis dalam
buku antologi: Ayahku Jagoan (Februari 2021), Anakku Permataku
(Juni 2021), Guruku Inspirasiku (September 2021), Hidup Berdamai
dengan Corona (November 2021), dan Autobiografi Mini: Kisah-Kisah
Hidupku Volume 7 (Maret 2022).
Udo Z Karzi
juga menyumbangkan puisi untuk buku 76 Penyair Membaca Indonesia yang
diterbitkan Teras Budaya Jakarta dan Taman Inspirasi Sastra Indonesia, Juli
2021, buku 93 Penyair Membaca Ibu, Antologi Bersama Seri ke-2 Penyair
Membaca Indonesia (Teras Budaya dan TISI, November 2021).
Buku
terbaru dimana Udo menjadi penulis, editor sekaligus penerbit adalah Romantika
di Kampus Oranye: Dinamika FISIP Universitas Lampung dari Kisah Alumni yang
diterbitkan Pustaka LaBRAK dan IKA FISIP Unila, Maret 2022.
Pada masa
pandemi Udo Z Karzi juga menerjemahkan puisi-puisi Edy Samudra Kertagama ke
bahasa Lampung dengan judul Bahasa Ibuku Bahasa Darahku, sebuah Antologi
Bersama Dwibahasa Seri pertama yang diterbitkan Teras Budaya dan Taman
Inspirasi Sastra Indonesia, Februari 2022. Dan, berhasil menyusun sekaligus
menerbitkan sebuah buku dokumentasi karya para penulis sastra Lampung berjudul Jejak-jejak
Literer: Bibliografi Sastra Lampung 1960-2020 penerbit Pustaka LaBRAK,
Februari 2021.
Udo Z.
Karzi juga menulis sekaligus editor dalam buku Etos Kita, Moralitas Kaum
Intelektual (2002), buku Teknokra, Jejak Langkah Pers Mahasiswa
(2010). Kedua buku ini menghimpun karya aktivis pers mahasiswa Teknokra
lintas generasi atau angkatan. Buku lain yang ditulisnya sendiri adalah Mamak
Kenut, Orang Lampung Punya Celoteh (2012), Feodalisme Modern, Wacana
Kritis tentang Lampung dan Kelampungan (2013), Tumi Mit Kota
(kumpulan cerpen bahasa Lampung bersama Elly Dharmawanti, 2013).
Ada juga
buku berjudul Dari Oedin ke Ridho: Kado 100 Hari Pemerintah M Ridho
Ficardo-Bachtiar Basri (2014) sebagai editor. Buku Menulis Asyik
(2014), editor buku Rumah Berwarna Kunyit (2015). Ke Negarabatin
Mamak Kenut Kembali (2016), Ngupi Pai: Sesobek Kecil Ulun Lampung
(2019), Lunik-Lunik Cabi Lunik (kumpulan cerpen, 2019), dan Setiwang
(kumpulan sajak, 2020).
Lantas,
siapa yang akan jadi pemenangnya dari dari lima nomine pada Penghargaan Sastra
2022 yang akan diumumkan 28 Oktober 2022? Hanya Allah SWT dan dewan juri yang
tahu siapa pemenangnya. []
-------------
Maspril
Aries, Wartawan Utama, Penggiat Literasi, Konten Kreator, Tutor,
Penulis, Penerbit Buku -- Palembang.
Sumber: https://kakibukit.republika.co.id, Sabtu, 22 Oktober 2022
No comments:
Post a Comment