Oleh Hidayati Rusydi
PADA satu kesempatan, saya mengikuti acara bedah buku berjudul Negarabatin, Negeri di Balik Bukit (Pustaka Jaya, 2022) dengan pembicara Arman AZ, Dedy Tri Riyadi, penulisnya, Udo Z. Karzi, dan moderator Maghdalena. Zoom yang diselenggarakan Apresiasi Sastra dan Rumah Produksi Indonesia (RPI), 15 September 2022 lalu, ini saya ikuti sampai selesai. Bahkan, saya menjadi penanya pertama dalam acara tersebut.
Bertanya membawa berkah, saya mendapat hadiah buku Negarabatin yang dikirimkan langsung oleh penulisnya.
Buku ini tidak terlalu tebal, jumlah halaman 168 saja. Sekali duduk bertemankan kopi atau teh manis hangat, khatamlah membacanya.
Namun, ada yang luar biasa dari buku ini. Gaya penulisannya mengingatkan saya kepada Buya Hamka, ulama dan penulis dengan gaya bertutur lisan. Pembaca seperti diceritakan secara langsung. Yang membedakan adalah “rasa bahasa”-nya. Jika Buya Hamka menulis dengan “rasa Minang”, maka Udo Z. Karzi menulis dengan “rasa Lampung”.
Negarabatin adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Lampung Barat hari ini, tanah kelahiran penulis. Banyak pengalaman masa kecil yang dirangkai oleh penulis menjadi kisah-kisah yang sangat menarik. Luar biasa daya ingat Udo Karzi. Betapa banyaknya dari kita tidak mampu mengingat kenangan masa kecil yang sudah dilalui.
Kisah diawali dengan kelahiran si tokoh di sebuah rumah panggung yang merupakan rumah khas Lampung. Udo piawai sekali mengolah diksi dalam narasinya, sehingga membawa pembaca seolah olah turut hadir dalam peristiwa tersebut.
Perjalanan tumbuh-kembang si tokoh sangat kental dengan suasana desa, tradisi, dan budaya di Lampung Barat. Sehingga menambah khazanah pengetahuan pembaca tentang budaya Lampung. Termasuk, pengetahuan tentang istilah-istilah nasab, kosakata, pengenalan tradisi, dan budaya kearifan lokal bumi Negarabatin. Lengkap ada di dalam buku ini.
Tak luput juga “adukan emosi” ikut membuncah rasa dan air mata. Betapa piawainya penulis “mengaduk-aduk” emosi pembaca, ada rasa iba ketika Zanaha harus berjuang melahirkan Uyung di saat hujan lebat tercurah dari langit dan jauh dari suami, bahagia ketika Uyung masuk sekolah dan berkawan-kawan dengan sebayanya, kehangatan keluarga tampak tergambar jelas ketika ayah Uyung berhasil membuat rumah kemudian pindah ke rumah baru dan khitan Uyung. Emosi pembaca ikut naik pula ketika Uyung kabur dari rumah. Dan, tersasar tidak tahu jalan sampai ke Panjang. Warga Bandar Lampung pasti bisa membayangkan jauhnya jarak tempuh yang disusuri Uyung. Hadeeeuh, si Uyung ini ya. Pokoknya nano-nano deh….
Novel ini layak dibaca, karena sarat dengan pengenalan tradisi dan budaya sehari-hari. Banyak tata adab dan kesopan-santunan yang diajarkan kepada pembaca di dalamnya. Tata kehidupan yang takkan lekang oleh waktu karena ia universal.
Alhamdulillah, buku Negarabatin, Negeri di Balik Bukit ini telah terpilih menjadi salah satu nomine Penghagaan Sastra 2022 Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bersanding dengan beberapa novel lain.
Semoga menang Negarabatin, memenangkan kemajuan literasi untuk Bumi Lampung.
Sukses selalu Udo Z. Karzi , kami nantikan karya selanjutnya. []
————
Hidayati Rusydi, praktisi pendidikan di Perguruan Diniyah Putri, Negerisakti, Gedongtataan, Pesawaran.
Sumber: LaBRAK.CO, 26 Oktober 2022
No comments:
Post a Comment