LIWA -- Tahun depan Festival Teluk Stabas hampir dipastikan berganti nama menjadi Festival Skala Brak. Pergantian nama agenda promosi dan pelestarian adat budaya masyarakat Lampung Barat tersebut dilakukan mengingat nama Teluk Stabas berada di wilayah Pesisir Barat, yakni di Krui, yang kini telah resmi menjadi daerah otonomi Kabupaten Pesisir Barat.
Bagi masyarakat adat, Festival Skala Brak diharapkan lebih menonjolkan identitas adat dan budaya Lampung yang mampu menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara berkunjung ke Lampung Barat. Nama Skala Brak sendiri merupakan nama kerajaan adat Lampung Sai Batin di Lampung Barat yang terdiri dari empat kerajaan Paksi Pak Skala Brak sehingga untuk menyusun agenda dan rangkaian acara juga harus ada keterlibatan masyarakat adat.
Salah seorang masyarakat adat Kepaksian Pernong, Anton Cabaraa Maas Gelar Radin Menang Betanding, mengatakan ketika Pemerintah Kabupaten memutuskan mengganti Festival Teluk Stabas menjadi Skala Brak harus terlebih dahulu dilakukan musyawarah adat yang dihadiri para raja dari empat kepaksian kerajaan adat Skala Brak. Apalagi festival tersebut merupakan ajang pelestarian adat budaya masyarakat Lampung Barat.
"Ketika bertanya itu Festival Skala Brak, masyarakat luas langsung terpikir terkait kerajaan adat Paksi Pak Skala Brak, jadi harus menonjolkan seni budaya yang dianut dan itu harus melibatkan empat kepaksian," ujar Anton.
Tarik Wisatawan
Ditemui terpisah, Wakil Ketua I DPRD Lampung Barat Heri Gunawan mengatakan pergantian nama festival tersebut menjadi salah satu momentum menjadikan kekayaan adat dan budaya yang dimiliki masyarakat Lampung Barat untuk menarik minat wisatawan masuk ke Lampung Barat.
Dia mencontohkan jika selama ini Festival Teluk Stabas selalu menonjolkan berbagai kesenian, seperti hahiwang, bedidikh, zgehado, sekuraan, dan lainnya, ke depan akan lebih digali dengan kemasan yang lebih menarik. "Selama ini sudah bagus, tetapi ke depan harus lebih bagus lagi dan menonjolkan identitas budaya yang dianut masyarakat."
Menurut Heri, Skala Brak merupakan nama kerajaan adat yang terdiri dari empat kepaksian, antara lain Kepasian Pernong, Kepaksian Belunguh, Kepaksian Nyerupa, dan Kepaksian Bujalan Diway. Sampai saat ini masyarakatnya menjujung tinggi silsilah adat dan ketika itu dikemas dengan baik dalam sebuah kegiatan akan menjadi daya tarik tersendiri.
Bahkan, sebaiknya musyawarah adat atau sidang adat yang menghadirkan seluruh raja dari empat kepaksian dijadikan sebagai rangkaian kegiatan atau prosesi pemberian pemberian gelar dan prosesi adat sakral lainnya, yang tidak ditemukan di wilayah lain. (CK1/D2)
Semarak Pawai Budaya
LIWA?Seiring dibentuknya Kabupaten Pesisir Barat yang beribu kota di Krui, Festival Teluk Stabas XVI yang digelar Pemkab Lambar tahun ini menjadi festival terakhir. Tahun depan, Festival Teluk Stabas akan menjadi ajang promosi bagi Kabupaten Pesisir Barat.
Kegiatan ini bertujuan mempromosikan potensi pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Lampung Barat, termasuk wilayah Pesisir yang kini sudah menjadi DOB Pesisir Barat kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Melalui event tahunan itu juga perkembangan dunia wisata di wilayah Pesisir Barat mulai terlihat, dari jumlah kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang terus meningkat.
Festival Teluk Stabas tidak hanya menggelar pawai budaya nusantara, akan tetapi banyak kegiatan bernuansa seni dan budaya masuk rangkaian kegiatan Festival Teluk Stabas itu. Namun, sejumlah peserta yang ikut dalam pawai budaya 2013 menyayangkan pelaksanaan pawai budaya tahun lalu yang dinilai kurang semarak.
Dari belasan kali festival yang digelar, hanya festival kali ini yang terlihat semarak dan meriah. Pawai budaya nusantara yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya itu dinilai kurang semarak karena kontingennya hanya menyertakan utusan dari kecamatan-kecamatan saja, sehingga tidak semarak.
Sementara pawai budaya nusantara, pada pembukaan Festival Teluk Stabas beberapa hari lalu, selain diikuti kontingen utusan dari semua kecamatan juga diikuti kontingen dari berbagai sekolah, mulai dari SD?SMA dan kontingen utusan dari berbagai daerah, seperti dari Jawa atau Pasoja dan dari suku Sumatera Barat.
Semaraknya Pawai Budaya Nusantara Festival Teluk Stabas beberapa hari lalu diakui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sempat hadir dan para pejabat yang turut menyaksikan acara itu. (CK1/ELIYAH/D2)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 12 September 2013
Bagi masyarakat adat, Festival Skala Brak diharapkan lebih menonjolkan identitas adat dan budaya Lampung yang mampu menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara berkunjung ke Lampung Barat. Nama Skala Brak sendiri merupakan nama kerajaan adat Lampung Sai Batin di Lampung Barat yang terdiri dari empat kerajaan Paksi Pak Skala Brak sehingga untuk menyusun agenda dan rangkaian acara juga harus ada keterlibatan masyarakat adat.
Salah seorang masyarakat adat Kepaksian Pernong, Anton Cabaraa Maas Gelar Radin Menang Betanding, mengatakan ketika Pemerintah Kabupaten memutuskan mengganti Festival Teluk Stabas menjadi Skala Brak harus terlebih dahulu dilakukan musyawarah adat yang dihadiri para raja dari empat kepaksian kerajaan adat Skala Brak. Apalagi festival tersebut merupakan ajang pelestarian adat budaya masyarakat Lampung Barat.
"Ketika bertanya itu Festival Skala Brak, masyarakat luas langsung terpikir terkait kerajaan adat Paksi Pak Skala Brak, jadi harus menonjolkan seni budaya yang dianut dan itu harus melibatkan empat kepaksian," ujar Anton.
Tarik Wisatawan
Ditemui terpisah, Wakil Ketua I DPRD Lampung Barat Heri Gunawan mengatakan pergantian nama festival tersebut menjadi salah satu momentum menjadikan kekayaan adat dan budaya yang dimiliki masyarakat Lampung Barat untuk menarik minat wisatawan masuk ke Lampung Barat.
Dia mencontohkan jika selama ini Festival Teluk Stabas selalu menonjolkan berbagai kesenian, seperti hahiwang, bedidikh, zgehado, sekuraan, dan lainnya, ke depan akan lebih digali dengan kemasan yang lebih menarik. "Selama ini sudah bagus, tetapi ke depan harus lebih bagus lagi dan menonjolkan identitas budaya yang dianut masyarakat."
Menurut Heri, Skala Brak merupakan nama kerajaan adat yang terdiri dari empat kepaksian, antara lain Kepasian Pernong, Kepaksian Belunguh, Kepaksian Nyerupa, dan Kepaksian Bujalan Diway. Sampai saat ini masyarakatnya menjujung tinggi silsilah adat dan ketika itu dikemas dengan baik dalam sebuah kegiatan akan menjadi daya tarik tersendiri.
Bahkan, sebaiknya musyawarah adat atau sidang adat yang menghadirkan seluruh raja dari empat kepaksian dijadikan sebagai rangkaian kegiatan atau prosesi pemberian pemberian gelar dan prosesi adat sakral lainnya, yang tidak ditemukan di wilayah lain. (CK1/D2)
Semarak Pawai Budaya
LIWA?Seiring dibentuknya Kabupaten Pesisir Barat yang beribu kota di Krui, Festival Teluk Stabas XVI yang digelar Pemkab Lambar tahun ini menjadi festival terakhir. Tahun depan, Festival Teluk Stabas akan menjadi ajang promosi bagi Kabupaten Pesisir Barat.
Kegiatan ini bertujuan mempromosikan potensi pariwisata, seni, dan budaya yang ada di Lampung Barat, termasuk wilayah Pesisir yang kini sudah menjadi DOB Pesisir Barat kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Melalui event tahunan itu juga perkembangan dunia wisata di wilayah Pesisir Barat mulai terlihat, dari jumlah kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang terus meningkat.
Festival Teluk Stabas tidak hanya menggelar pawai budaya nusantara, akan tetapi banyak kegiatan bernuansa seni dan budaya masuk rangkaian kegiatan Festival Teluk Stabas itu. Namun, sejumlah peserta yang ikut dalam pawai budaya 2013 menyayangkan pelaksanaan pawai budaya tahun lalu yang dinilai kurang semarak.
Dari belasan kali festival yang digelar, hanya festival kali ini yang terlihat semarak dan meriah. Pawai budaya nusantara yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya itu dinilai kurang semarak karena kontingennya hanya menyertakan utusan dari kecamatan-kecamatan saja, sehingga tidak semarak.
Sementara pawai budaya nusantara, pada pembukaan Festival Teluk Stabas beberapa hari lalu, selain diikuti kontingen utusan dari semua kecamatan juga diikuti kontingen dari berbagai sekolah, mulai dari SD?SMA dan kontingen utusan dari berbagai daerah, seperti dari Jawa atau Pasoja dan dari suku Sumatera Barat.
Semaraknya Pawai Budaya Nusantara Festival Teluk Stabas beberapa hari lalu diakui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sempat hadir dan para pejabat yang turut menyaksikan acara itu. (CK1/ELIYAH/D2)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 12 September 2013
No comments:
Post a Comment