BANDAR LAMPUNG (Lampost): Bahasa dan sastra Lampung makin terpinggirkan, sedangkan bahasa asing, terutama Inggris, digandrungi masyarakat Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Seminar Nasional Jati Diri Lokal dalam Konstelasi Global Danang Harry Wibowo yang digelar Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Rabu (21-7).
Danang mengatakan globalisasi telah membawa berbagai perubahan di berbagai aspek kehidupan, misalnya, sikap dan perilaku masyarakat. Kearifan lokal yang dianggap sebagai benteng budaya untuk membentuk jati diri tidak lagi dihiraukan masyarakat.
"Hal itu berdampak kurang baik terhadap perkembangan bahasa Indonesia dan daerah. Kecenderungan yang berkembang dewasa ini, penutur bahasa Indonesia kurang bangga terhadap bahasa Indonesia, apalagi bahasa daerah," kata dia.
Sastra pun bernasib sama, menurut Danang, masyarakat Indonesia tidak banyak peduli terhadap sastra. Padahal, Indonesia memiliki keragaman sastra yang tidak dimiliki bangsa lain, yang seharusnya dapat dijadikan sesuatu yang membanggakan.
Ia mengatakan pengajaran sastra di sekolah belum berhasil. Minat siswa terhadap sastra masih kurang. Padahal, sastra dapat dijadikan sarana pendidikan budi pekerti, pengolahan emosi, rasa dan perasaan, serta sarana untuk berkreasi.
Danang mengharapkan persoalan tersebut harus diperhatikan serius dari berbagai unsur masyarakat Indonesia, seperti pemerintah daerah, lembaga kebahasaan, pendidikan, linguis, sastrawan, dosen, peneliti, guru, media massa, tokoh masyarakat, dan masyarakat.
"Seminar seperti ini menjadi ajang mempertemukan gagasan dan masukan guna penentuan kebijakan kebahasaan dan kesastraan, khususnya kebijakan bahasa dan sastra daerah," kata dia.
Danang menambahkan seminar ini akan berlangsung dua hari, 26--27 Juli, dengan pembicara utama kepala Pusat Bahasa Kemendiknas kepala Balai Bahasa Medan Amrin Saragih, dosen FKIP Universitas Lampung Nurlaksana Eko Rusminto, Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Lampung Dalman, dan Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Muhammad Muis.
Jadikan Bahasa Pergaulan
Sebelumnya, Kepala Biro Bina Sosial Pemprov Lampung Nurdin Sifrizal meminta masyarakat Lampung menggunakan bahasa daerah dalam pergaulan. Hal ini sebagai upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk melindungi bahasa daerah dari kepunahan.
"Saat ini pengaruh budaya barat, seperti penggunaan bahasa asing, dalam pergaulan remaja sudah semakin kuat," kata Nurdin Sifrizal.
Kondisi ini bisa mengancam eksistensi bahasa Lampung, terutama di kalangan pemuda.
"Kita tahu bahasa merupakan salah satu aset budaya yang harus dilestarikan. Kalau tidak dilestarikan dari sekarang, bisa-bisa generasi penerus di Lampung ini sama sekali tidak tahu bagaimana bahasa daerah Lampung," kata Nurdin.
Pemprov, menurut Nurdin, terus berupaya memasyarakatkan bahasa Lampung, salah satunya dengan sosialisasi terstruktur yang disusun dalam program kerja 2011.
Selain itu, Nurdin juga berharap masyarakat Lampung juga bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena merupakan jati diri bangsa dan bisa dijadikan pemersatu suku bangsa.
"Dalam Peraturan Mendagri No. 40/2007 jelas dikatakan bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar resmi dalam pendidikan. Jadi, setiap elemen masyarakat harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar," kata Nurdin. (MG14/S-1)
Sumber: Lampung Post, Kamis, 22 Juli 2010
No comments:
Post a Comment