BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sumber mata air Way Panas Bumi di Desa Merakbatin, Natar, Lampung Selatan, menyiapkan 10 kamar mandi khusus bagi pengunjung yang ingin memanfaatkan mandi air panas menggunakan shower. Tempat khusus ini terpisah dari tempat pemandian untuk umum dan menyerupai seperti kamar mandi.
"Ada 10 kamar mandi khusus yang kami sediakan untuk pengunjung yang ingin mandi air panas secara terpisah. Di dalam setiap ruangan, pengunjung bisa mandi menggunakan shower," kata Muttaqien Djayataruna, pengelola sumber mata air Way Panas Bumi, Sabtu (3-7).
Menurut Muttaqien, dengan adanya tempat khusus tersebut, pengunjung mempunyai pilihan untuk memanfaatkan khasiat air Way Panas Bumi dengan lebih nyaman. Untuk menggunakan fasilitas teranyar itu, pengunjung hanya dikenakan biaya tambahan Rp2.000. Sedangkan untuk biaya tiket masuk ke tempat hanya sebesar Rp2.000/orang.
"Tempat ini bisa merupakan titipan dari-Nya dan dapat dimanfaatkan siapa pun, baik untuk hiburan maupun sebagai terapi kesehatan. Jadi, selama hayat masih dikandung badan, saya tidak akan menaikkan tarif masuknya," kata Muttaqien.
Selain menghadirkan kamar mandi shower, di tempat ini pengunjung dari luar kota juga kini sudah bisa memanfaatkan kamar untuk menginap dengan ukuran 4 x 6 meter. Dengan harga Rp25 ribu/malam, pengunjung tidak perlu lagi repot-repot untuk pulang pergi sehingga selain dapat lebih rutin menjalankan terapi kesehatan, juga tentunya lebih menghemat waktu dan biaya.
"Mayoritas pengunjung di sini dari luar daerah dan bahkan dari luar kota, jadi dengan adanya fasilitas ini pengunjung tidak perlu susah-susah untuk pulang pergi," kata dia.
Di tempat ini juga kini tersedia berbagai wahana hiburan yang dapat dimanfaatkan pengunjung, seperti pemancingan, flying fox, dan arena bermain anak.
Salah seorang pengunjung dari Gayabaru, Lampung Tengah, Marijo (70), mengatakan dia sering datang ke tempat Pemandian Air Way Panas Bumi karena terbukti mengurangi rasa sakit yang sudah lama dideritanya, seperti mag, darah tinggi, linu tulang, dan rasa nyeri di dada. "Saya sudah sekitar lima kali ke tempat ini, dan alhamdulillah ada perubahan," ujarnya.
Pengunjung lainnya dari Pardasuka, Kedondong, Pesawaran, Upi, mengatakan baru pertama kali datang ke tempat itu karena penasaran ingin melihat langsung tempat yang menjadi pembicaraan banyak orang tersebut. "Ini sama keluarga dan anak-anak. Saya penasaran saja karena banyak tetangga yang bilang mengenai tempat ini," ujarnya. (*/E-1)
Sumber: Lampung Post, Senin, 5 Juli 2010
No comments:
Post a Comment