Laporan wartawan KOMPAS Yulvianus Harjono
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Angka kemiskinan di Lampung turun sebesar 5,03 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, angka kemiskinan ini masih terbilang tinggi, bahkan di atas rata-rata nasional.
"Angka kemiskinan memang turun, tapi tidak signifikan. Secara kuantitas (persentase) masih tinggi," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Moh. Razif. Angka kemiskinan di Lampung berdasarkan data survei sosial ekonomi nasional (Susenas) per Maret 2010 sebanyak 1,479 juta (18,94 persen) penduduk. Angka ini turun 5,03 persen dari angka kemiskinan di tahun sebelumnya, yai tu 1,558 juta orang. Sementara, persentase kemiskinan rata-rata nasional adalah 13 persen.
Razif menjelaskan, kriteria kemiskinan yang dimaksud salah satunya adalah mereka yang mengonsumsi total kalori di bawah 2.100 kalori per kapita. Kemiskinan ditentukan dari berapa banyak konsumsi yang dihasilkan. "Penghasilan hanya salah satu indikator pendukung," ungkapnya.
Penduduk miskin ini juga dikatakan miskin karena hanya mampu mengonsumsi rata-rata Rp 202.414 per kapita per bulan. Angka ini disebut indeks garis kemiskinan. Tahun ini, indeks keparahan kemiskinan di Lampung turun dari 3,94 menjadi 2,98. "Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan menyempit," ujar Razif.
Karakter kemiskinan di Lampung ini juga sangat berbeda dibandingkan daerah lain atau kondisi umum nasional. Jika secara nasional kemiskinan mayoritas terjadi di perkotaaan, di Lampung, sebagian besar penduduk miskin justru tinggal di pedesaan, yaitu 79,61 persen. Persentase ini cenderung justru terus meningkat.
Sumber: Kompas.com, Senin, 12 Juli 2010
No comments:
Post a Comment