LIWA (Lampost): Ribuan warga Lampung Barat memadati lokasi Islamic Center untuk menyaksikan pembukaan Festival Teluk Stabas (FTS), Kamis (8-7).
MENARI BERSAMA SEKURA. Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri (kelima dari kanan), Sekkab Havazo Pian, Ketua DPRD Dadang Sumpena, dan Kapolres Sugeng Supriyanto menari bersama sekura yang dimainkan oleh peratin dan lurah se-Kabupaten Lampung Barat, Kamis (8-7). (LAMPUNG POST/ANSORI)
Dalam pembukaan Festival Teluk Stabas berbagai atraksi kebudayaan diperagakan, mulai dari pencak silat, adat pernikahan saibatin, dan tari-tarian Lampung.
Dalam kesempatan itu, Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengatakan pelaksanaan Festival Teluk Stabas merupakan agenda rutin pemkab dalam rangka mempromosikan adat dan budaya yang ada.
Menurut Mukhlis, adat dan budaya yang ada di Lambar merupakan aset bagi daerah yang harus dilestarikan. Sebab, selain merupakan warisan nenek moyang, juga merupakan nilai tawar tersendiri bagi kabupaten. Tentunya dapat menarik minat wisatawan dari luar untuk mengetahui keanekaragaman budaya di Lambar," kata dia.
Mukhlis juga mengajak seluruh masyarakat Lambar untuk bersama-sama melakukan pembinaan dan pelestarian budaya lokal dengan tidak menapik keberadaan budaya luar. Seperti halnya di beberpa daerah wisata di daerah pesisir yang telah banyak dikunjungi wisatawan luar negeri. Tujuannya agar kebudayaan Barat yang telah membaur di sejumlah daerah tidak mengubah tradisi dan adat istiadat yang dimiliki Lambar.
"Keanekaragaman budaya di Lampung Barat harus dijadikan sebagai salah satu kekuatan untuk melestarikannya dan sebagai aset bagi daerah," kata dia.
Mukhlis juga menjelaskan FTS merupakan agenda tahunan yang telah dimulai tahun 1997 hingga sekarang. Dan akan terus diselenggarakan setiap tahunnya sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya dan adat Lampung. (CK-7/D-3)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 9 Juli 2010
No comments:
Post a Comment