Oleh Hardi Hamzah
SEMANGAT Udo Z. Karzi dkk. untuk menguniversalisasi budaya Lampung, terus merangkak dalam skema yang terpilar, dalam arti gagasannya mulai menemukan beranda, ini berarti kita harus menemukan rumah besarnya (rumah besar kebudayaan Lampung).
Nah, tentu saja rumah besarnya harus bermuara dari gugusan kebudayaan Lampung yang shopistaced, artinya ada pekerjaan rumah besar yang harus dilakukan, bahwa identifikasi terhadap rancang bangunan arkeologi, artepak, katakanlah sejenis situs Pugung Raharjo harus dirujuk ke dalam wahana yang jelas kait-mengkaitnya antara kesejarahan, kebudayaan, dan peradaban. Ini nantinya skema mekanistik yang dirajut oleh Udo Z. Karzi dkk. dalam memahami pemetaan budaya Lampung yang kelak akan menemukan titik keutuhannya.
SEMANGAT Udo Z. Karzi dkk. untuk menguniversalisasi budaya Lampung, terus merangkak dalam skema yang terpilar, dalam arti gagasannya mulai menemukan beranda, ini berarti kita harus menemukan rumah besarnya (rumah besar kebudayaan Lampung).
Nah, tentu saja rumah besarnya harus bermuara dari gugusan kebudayaan Lampung yang shopistaced, artinya ada pekerjaan rumah besar yang harus dilakukan, bahwa identifikasi terhadap rancang bangunan arkeologi, artepak, katakanlah sejenis situs Pugung Raharjo harus dirujuk ke dalam wahana yang jelas kait-mengkaitnya antara kesejarahan, kebudayaan, dan peradaban. Ini nantinya skema mekanistik yang dirajut oleh Udo Z. Karzi dkk. dalam memahami pemetaan budaya Lampung yang kelak akan menemukan titik keutuhannya.