June 25, 2015

Promosi Wisata Berbasis Komunitas

Oleh Eko Sugiarto


BEBERAPA waktu lalu media ini memuat pernyataan Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Budhi Roswati. Inti pernyataan tersebut adalah dalam Festival Krakatau tahun ini panitia tidak akan mengundang duta besar dari negara-negara sahabat.

Duta besar dari negara-negara sahabat tidak diundang, menurut Budhi, karena kehadiran mereka dinilai tidak memberikan efek yang signifikan terkait promosi wisata Lampung. Dalam Festival Krakatau tahun ini panitia justru akan lebih fokus menggandeng berbagai komunitas yang ada di Lampung maupun di luar Lampung yang diharapkan akan lebih efektif untuk mempromosikan wisata Lampung.

Kemilau Anjau Silau

Oleh Moh Mukri


TABIK pun. Sosok Brigjen Edward Syah Pernong manarik untuk dikaji. Dia adalah putra daerah asal Lampung Barat yang menjadi Kapolda Lampung pertama kali dari tanah kelahirannya. Lebih menarik lagi karena ia juga seorang raja Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Paksi Buay Pernong bergelar Sultan Sekala Brak yang Dipertuan XXIII. Tidak sampai di situ, program baru yang ia gulirkan juga menarik. Dalam kepemimpinannya, pria kelahiran 27 Januari 1958 itu akan menggunakan program anjau silau untuk mengantisipasi tindak kejahatan dan pelanggaran hukum.

Dalam bahasa Lampung, anjau silau berarti saling datang berkunjung. Dalam pengertian umum, melalui anjau silau, polisi dan masyarakat saling berkunjung untuk menjalin komunikasi sebelum terjadi gangguan keamanan (konflik). Sementara silau merupakan suatu kegiatan menengok dan memantau keadaan tertentu yang biasanya dilakukan berulang-ulang, sehingga dapat diartikan anjau silau merupakan kegiatan silaturahmi, berkunjung, sekaligus memantau keadaan.


FIB dan Bahasa Lampung

Olh Faris Yursanto


TULISAN Eko Sugiarto (Fajar Sumatera, 17 Juni 2015) yang kembali mempertanyakan kemungkinan berdirinya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sejatinya memperlihatkan betapa pentingnya keberadaan fakultas ini untuk Lampung. Ide ini sebenarnya sudah lama dan mencuat setelah Kedutaan Besar Belanda menyerahkan Kamus Bahasa Lampung karya H.N. Van Der Tuuk.

Pendirian FIB memang mendesak untuk dilakukan jika melihat realita yang ada bahwa budaya Lampung khususnya bahasa terancam hilang. FIB diharapkan nantinya dapat menjadi tempat pusat pembelajaran budaya Lampung.


June 23, 2015

[Buras] Anjau Silau, Menguasai Lapangan!

Oleh H Bambang Eka Wijaya

Kapolda Lampung Edward Syah Pernong menggulirkan program anjau silau untuk mengantisipasi tindak kejahatan dan pelanggaran hukum. Dalam program tersebut, aparat mendatangi masyarakat untuk menjalin komunikasi sebelum terjadi tindakan kriminal.

Dengan jalinan komunikasi yang mengedepankan kearifan budaya lokal, setiap masalah diupayakan bisa diselesaikan sedini mungkin, ujarnya di kantor Lampung Post, Jumat (19/6).

Badak Andatu, Momentum Lestarikan Habitat

Oleh MD Wicaksono


BULAN ini kita memperingati hari badak. Hari badak sebagai sebuah peringatan keberhasilan kelahiran badak sumatera (Dicerorhinus sumatraensis). Tiga tahun lalu tepatnya tanggal 23 Juni 2012 berhasil lahir badak jantan sumatera di Pusat Konservasi Badak (Suaka Rhino Sumatra/Sumatran Rhino Sanctuary) Taman Nasional Way Kambas Lampung. Badak jantan tersebut diberi nama Andatu oleh Zulkifli Hasan, Menteri Kehutanan RI waktu itu. Nama Andatu merupakan singkatan dan berarti ANugerah DAri TUhan, yang juga merupakan perpaduan nama induknya Andalas dan raTU.

Seorang pengunjung memberikan makanan kepada Andatu, badak yang tepat berusia tiga tahun pada 23 Juni 2015. (FOTO:  WIDODO S RAMONO)
Kelahiran anak badak sumatera jantan saat itu begitu menggemparkan dunia. Hal ini dikarenakan setelah menunggu hampir 124 tahun lamanya, Indonesia berhasil mengembangbiakan badak sumatra yang termasuk satwa hampir punah pada tahun 2012 yang juga merupakan Tahun Badak Internasional. Ahli Badak Indonesia mencatat sejarah mampu mengembangbiakan badak sumatera secara alami di habitatnya.


June 22, 2015

Sentuhan Budaya Program ala Pun

Oleh Yulianto dan Selvi Diana Meilinda

MENARIK sekali mengikuti pemberitaan mengenai Kapolda Lampung di Lampung Post, terlebih setelah kunjungan Kapolda Lampung Brigjen Edward Syah Pernong ke Lampung Post pada Jumat (19/6). Dalam kunjungan tersebut, Kapolda sekaligus Raja Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak akan menerapkan program anjau silau.

Bagi masyarakat Lampung, anjau atau manjau adalah salah satu kegiatan bertamu, silaturahmi, dan berkunjung atas dasar emosi kekeluargaan nan kuat dengan tujuan tertentu. Ada tiga istilah manjau dalam Lampung, manjau pedom, manjau maju, dan manjau mulli.

[Tajuk] Menguji Anjau Silau

PEMIMPIN baru selalu datang membawa program baru. Program tersebut digulirkan untuk memperbaiki program lama yang belum sepenuhnya sempat terealisasi.

Program baru tentu saja akan membawa suasana baru di lingkungan kerja. Kebaruan itu pula yang dibawa Brigjen Edward Syah Pernong setelah dilantik sebagai kepala Kepolisian Daerah Lampung di Jakarta dua pekan lalu.

Mak Ganta Kapan Lagi

Oleh Ali Rukman


TULISAN ini tidak bermaksud menggurui dan atau memojok etnis tertentu dengan mengangkat ulun Lampung, tetapi  lebih kepada refleksi atas kejadian dan peristiwa yang telah ramai diperbincangkan banyak orang mengenai Lampung dan orang Lampung dari sudut pandang penulis sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat.

Dalam beberapa teori dan ungkapan tentang pembangunan manusia salah satu benang merah yang dapat diambil adalah bagaimana melaksanakan pembangunan dimaksud berangkat dari dalam.   Untuk lebih memberi gambaran akan kondisi membangun SDM dari dalam penulis mengilustrasikan proses tersebut denganmenyimak proses menetasnya telor yang telah di buahi pejantan menjadi anak unggas; dimana proses sepenuhnya terjadi atas prakarsa dan atau nilai-nilai dari dalam sedangkan pihak luar hanya memfasilitasi saja dengan taat azas. Bila tidak, telor tidak akan menetas atau kehidupan yang diharapkan dari telor akan mati.

June 18, 2015

Ketika Edward Syah Pernong Pulang Kampung

Oleh Karina Lin

PERGANTIAN pucuk pimpinan suatu institusi atau lembaga (baik pemerintah ataupun swasta) biasanya diikuti perombakan perangkatnya. Hal inilah yang terjadi pada Korps Bhayangkara Indonesia. Awal tahun 2015 ini—mereka sempat dilanda polemik mengenai penunjukan pimpinannya yang baru. Kini enam bulan kemudian, pascapolemik mereda dan Kapolri baru diangkat, perombakan terhadap susunan perangkat anak buah mereka dilakukan.

Mengutip Tajuk Lampung Post (8/6), melalui telegram rahasia Kapolri Badrodin Haiti, sejumlah pejabat tinggi dan pejabat menengah dimutasikan. Termasuk Korps Bhayangkara Lampung. Pucuk pimpinan Polda Lampung yang sebelumnya dijabat Brigjen Heru Winarko diestafetkan kepada Brigjen Edward Syah Pernong.

Apa Kabar FIB di PTN Lampung?

Oleh Eko Sugiarto


MESKIPUN tidak tinggal di Lampung, sebagai orang yang lahir dan menghabiskan masa kecil di Lampung, sesekali saya menyempatkan membaca tulisan atau berita tentang apa yang terjadi di Lampung. Tulisan atau berita itu salah satunya saya peroleh dari seorang kawan di media sosial. Kawan yang dulu pernah bekerja di sebuah media cetak di Pangkalanbun, Kalimantan, ini termasuk orang yang sangat rajin mengunggah berita tentang apa yang terjadi di Lampung via media sosial, baik yang dia tulis sendiri maupun yang ditulis oleh orang lain.

Tentu tidak semua tulisan atau berita yang dia unggah saya baca, melainkan saya pilih tulisan atau berita dengan tema-tema tertentu yang menarik minat saya. Salah satunya adalah tulisan tentang wacana pendirian Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di perguruan tinggi negeri (PTN) Lampung yang ramai diperdebatkan pada Maret-April tahun lalu di media cetak dan maya di Lampung. Akan tetapi, setelah lebih dari setahun, saya sepertinya belum mendengar lagi sampai di mana perkembangan wacana tersebut.


June 15, 2015

Apa Saja Daya Tarik Wisata Lampung?

Oleh Eko Sugiarto


SEBELUM Anda menjawab apa saja daya tarik wisata Lampung, terlebih dahulu penulis akan menguraikan secara sekilas tentang batasan daya tarik wisata. Batasan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu acuan untuk mengidentifikasi apa saja daya tarik wisata serta potensi daya tarik wisata yang ada di Lampung.

Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Sementara Warpani dan Warpani dalam buku Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah (Penerbit ITB, 2007) mendefinisikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau sekelompok orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu itu memiliki makna tertentu.

June 12, 2015

[Cerita Kenangan] Tentang Wartawan dan Seniman Itu...

Oleh Anton Bahtiar Rifa'i


Beberapa aktivis Surat Kabar Mahasiswa Teknokra 1990-an.
Dari ke kanan (depan): Udo Z Karzi dan Anton Bahtiar Rifa'i
(belakang): Ari Wahyu, Affan Zaldi Erya, Mohammad Ridwan.
“SENIMAN gagal adalah manusia yang cocok jadi wartawan.” Ucapan itu muncul dalam perbincangan saya dengan Udo Z Karzi, suatu hari, di Bandar Lampung, belasan tahun lalu.

Tentu, bukan “seniman gagal” dalam arti sesungguhnya, yang kami maksud. Kami cuma meyakini: untuk jadi wartawan, dibutuhkan keindahan merangkai kata ala seniman, tapi tetap menghadirkan rasionalitas yang terang benderang –tidak segelap karya seniman. Itulah yang kami maksud dengan “seniman gagal” atau setengah seniman.