October 20, 2020

Penyair Lampung Menang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020: Inggit Kaget karena Tak Mendaftarkan Diri

Oleh Jelita Dini Kinanti



PENYAIR wanita Lampung Inggit Putria Marga berhasil menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020 atas kumpulan puisi berjudul Empedu Tanah, Kamis (15/10). Kusala Sastra Khatulistiwa adalah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia yang didirikan Richard Oh dan Takeshi Ichiki.

Ingggit tak pernah menyangka jika akan menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020 untuk kategori puisi. Pasalnya, ia tidak pernah secara khusus mendaftarkan diri mengikuti ajang itu.

August 10, 2020

Ajip Rosidi dan Kongres Daerah Nusantara

Oleh Rachmat T Hidayat


KETIKA Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) akan menyelenggarakan Kongres Basa Sunda, 19-22 Januari 1988, di Cipayung, Bogor, Ajip Rosidi, yang ketika itu menjadi gurubesar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku, Jepang, menyampaikan gagasannya, bahwa selain Kongres Basa Sunda--yang pertama kali diselenggarakan di Bandung, tahun 1924, perlu diselenggarakan pula "Kongres Bahasa-bahasa Daerah" yang diikuti oleh para penutur bahasa daerah seluruh Indonesia. Gagasannya itu kemudian dimuat dalam surat kabar Pikiran Rakyat dengan judul, "Perlu diadakan, Kongres Bahasa-bahasa Daerah (1988). Mengingat pentingnya gagasan tersebut berikut ini dikutipkan in ex-tenso berikut ini.

     

"Di dalam pertemuan-pertemuan khusus bahasa atau sastera daerah tertentu, sering orang merasa heurin ku letah (susah bicara karena takut menimbulkan salah paham) dalam membahas kedudukan bahasa daerahnya, atau kecemasannya melihat masa depan bahasa daerahnya. Dia seakan-akan mengira bahwa nasib demikian itu hanya dialami oleh bahasa daerah atau sastera daerahnya saja, sehingga kalau dia mengemukakan soal itu di forum nasional dia takut akan mengganggu kepentingan nasional. Padahal apa yang dicemaskannya itu juga dirasakan oleh suku bangsa Indonesia lain di daerah lain yang menghadapi persoalan yang sama. Dengan demikian kecemasannya itu sebenarnya bukan saja tidak akan mengganggu kepentingan nasional, melainkan merupakan bagian yang sah dari kepentingan nasional dalam soal bahasa dan kebudayaan.

February 11, 2020

Jalan Terjal Sastra Daerah

Oleh Lugina De


DAFTAR buku-buku sastra daerah yang dianugerahi Hadiah Sastra Rancagé tampaknya bisa dijadikan tolok ukur jejak kesusastraan daerah. Sejauh ini, ada tujuh kategori sastra daerah yang masuk “radar” penilaian Hadiah Sastra Rancagé, yaitu sastra Sunda, Jawa, Bali, Lampung, Batak, Banjar, dan Madura. Di antara ketujuh sastra daerah tersebut, tercatat sastra Sunda, Jawa, dan Bali-lah yang tidak pernah absen dalam penilaian Hadiah Sastra Rancagé. Sementara penilaian Hadiah Sastra Rancagé untuk sastra Lampung, sejak pertama kali masuk kategori penilaian pada tahun 2008, pernah beberapa kali ditiadakan akibat nihilnya penerbitan buku karya sastra. Hal yang sama juga pernah terjadi untuk kategori sastra Batak pada tahun 2019.

“Jika membandingkan ketujuh sastra daerah tersebut berdasarkan kontinuitas penerbitan buku, bisa dibilang sastra Sunda, Jawa, dan Bali termasuk paling mapan. Namun dalam waktu 30 tahun terakhir, secara kuantitas penerbitan buku sastra Sunda sendiri fluktuatif. Ada banyak faktor yang mempengaruhi,” ungkap pengamat sastra Sunda, Atep Kurnia.