October 20, 2020

Penyair Lampung Menang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020: Inggit Kaget karena Tak Mendaftarkan Diri

Oleh Jelita Dini Kinanti



PENYAIR wanita Lampung Inggit Putria Marga berhasil menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020 atas kumpulan puisi berjudul Empedu Tanah, Kamis (15/10). Kusala Sastra Khatulistiwa adalah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia yang didirikan Richard Oh dan Takeshi Ichiki.

Ingggit tak pernah menyangka jika akan menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2020 untuk kategori puisi. Pasalnya, ia tidak pernah secara khusus mendaftarkan diri mengikuti ajang itu.


Juri Kusala Sastra Khatulistiwa yang mencari dan mengikutsertakan buku Empedu Tanah karyanya tersebut dalam Kusala Sastra Khatulistiwa 2020.

Inggit baru tahu kalau bukunya diikutkan Kusala Khatulistiwa setelah mendapat kabar masuk 10 besat pada awal September 2020.

"Aku dapat kabar masuk 10 besar dari grup dan teman-temanku. Lalu aku telusuri ke media sosial Richard Oh. Ternyata benar masuk 10 besar. Jujur saat itu aku kaget," kata wanita kelahiran Bandar Lampung, 25 Agustus 1981 itu, Senin (19/10).

Setelah itu pada akhir September 2020, Inggit ditag di Instagram oleh editor Gramedia Pustaka Utama kalau buku Empedu Tanah masuk 5 besar, Inggit kembali kaget dan tidak menyangka.

Kemudian 15 Oktober 2020 siang Inggit diteleponmm teman-teman dan editor kalau buku Empedu Tanah diumumkan menjadi pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa. Pengumuman ternyata dilakukan di media sosial Plaza Senayan dan Richard Oh.

Inggit sempat tidak percaya diumumkan sebagai pemenang karena Inggit berpikir pengumuman pemenangnya malam. Sama seperti pengumuman langsung di Plaza Senayan di tahun-tahun sebelumnya saat belum ada Covid-19.

Saat melihat di media sosial Plaza Senayan dan Richard Oh, ternyata dia memang menang. Ibu satu anak mengaku kaget sekaligus bahagia.

"Sepuluh tahun yang lalu saya juga ikut Kusala Sastra Khatulistiwa untuk buku Penyeret Babi. Saya ikut karena memang sengaja saya daftarkan. Tapi berhenti di lima besar. Tidak tahunya buku saya Empedu Tanah yang tidak saya daftarkan justru jadi pemenang," kata Inggit.

Inggit mengatakan, Empedu Tanah merupakan buku kumpulan 30 puisi yang dibuatnya tahun 2011--2019. Puisi-puisi itu bercerita tentang hubungan yang hancur baik dengan diri sendiri, lingkungan, dan orang lain, sehingga menjadi pengalaman pahit.

Untuk membuat puisi-puisi itu Inggit mendapat inspirasi dari apa yang dibaca, cerita orang lain, dan apa yang terjadi di sekelilingnya. Selama membuat puisi itu, satu-satunya kesulitan yang dihadapi Inggit adalah menjaga intensitas agar nafas dan nada tetap sama.

Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung Udo Z Karzi mengatakan, kemenangan Inggit di Kusala Sastra Khatulistiwa sangat membanggakan Lampung. Apalagi ini merupakan kemenangan pertama bagi orang Lampung.

"Inggit memang layak menang di Kusala Sastra Khatulistiwa. Saya melihat semua puisi Inggit kuat," kata Udo.

Menurut Udo, Inggit bukan satu-satunya penyair wanita di Lampung. Masih banyak penyair wanita Lampung lainnya. Hingga kini minat menjadi penyair di Lampung masih cukup tinggi.

Bagi yang ingin menjadi penyair, Udo menyarankan agar perbanyak membaca. Jangan pernah malas untuk membaca. Lalu belajar dari senior atau dari komunitas seperti Komunitas Berkat Yakin. []


Sumber: Tribun Lampung, Selasa, 20 Oktober 2020

1 comment: