October 18, 2011

Mengangkat Pariwisata Lampung

Oleh Adam Muakhor


DEWASA ini pariwisata merupakan primadona yang mampu mendatangkan devisa yang sangat besar bagi negara. Tidak terkecuali negara-negara dengan kemampuan ekonomi tinggi. Sektor pariwisata mampu menjadi mesin penghasil uang yang efektif karena beberapa hal. Pertama, pariwisata sudah menjadi kebutuhan manusia. Untuk meringankan beban pikiran dan menumbuhkan semangat dalam menghadapi kegiatan berikutnya, maka rekreasi merupakan obat mujarab yang sangat ampuh.

Kedua, menjual pariwisata adalah bisnis yang tidak akan pernah habis mengingat pariwisata bukan proses eksplorasi yang memerlukan teknologi tinggi sebagaimana sumber daya alam (SDA), seperti minyak, gas, dan sebagainya, yang suatu saat akan habis. Pariwisata merupakan aset yang telah disediakan alam untuk manusia. Tentu saja diperlukan perawatan dan penanganan yang profesional terhadap aset alam tersebut.

Ketiga, pariwisata merupakan bisnis yang mempunyai jaringan paling panjang dengan bidang usaha lainnya, seperti penerbangan, hotel, makanan, minuman, kesehatan, pakaian, seni, budaya dan lain-lain.



Faktor Budaya

Mengapa orang dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan sebagainya datang berduyun-duyun ke pantai Kuta dan pantai Sanur di Bali? Bukankah di negara mereka sendiri terdapat banyak pantai yang mungkin saja pemandangan alamnya lebih indah daripada pemandangan di pantai Kuta dan Sanur? Bila kita kaji mendalam, ternyata yang menjadi tujuan para turis asing tersebut adalah ingin melihat kebudayaan Bali yang terkenal eksotik dan unik, dan itu berbeda dengan kebudayaan masyarakat mereka.

Bila Bali tidak menawarkan kebudayaan masyarakatnya tersebut, mungkin tidak akan ada daya tarik para wisatawan untuk berkunjung. Hal itulah sebenarnya merupakan gambaran konkret dari konsep pariwisata budaya yang istilahnya sering disebut-sebut oleh para pengambil kebijakan (pemerintah) dan para akademisi. Namun, pemahaman itu sulit untuk dijelaskan dalam definisi konseptual yang operasional, terutama dalam menyepakati konsep kebudayaan itu sendiri.



Potensi Lampung

Bagaimana dengan industri pariwisata Lampung? Seberapa besar potensi pariwisata Lampung? Dapatkah industri pariwisata Lampung menyamai Bali?

Pariwisata merupakan sektor sangat penting bagi Lampung yang kaya akan objek wisata. Topografi Lampung terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, bukit, serta pantai yang menghadap Teluk Lampung. Selain itu, Lampung juga telah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata (DTW) ke-18. Hal ini sangat besar potensinya sebagai daya tarik investor di bidang pariwisata dan daya tarik turis domestik dan mancanegara. Lampung telah menetapkan objek wisata unggulan, antara lain Kawasan Wisata Bakauheni dan Land Mark Menara Siger, Kawasan Ekowisata Kalianda dan sekitarnya, Kawasan Wisata Agro Pekalongan, Lampung Timur, Pengembangan Ekowisata Taman Hutan Rakyat Gunung Betung, Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Way Kambas, Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan wisata Pantai Tanjung Setia, Lampung Barat.

Selain itu, untuk wisata unggulan di Lampung terdapat objek wisata penunjang yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, meliputi 177 objek wisata alam dan wisata buatan, juga 145 objek wisata budaya.



TIME Momen Lampung

Lampung merupakan provinsi pertama di Sumatera yang menjadi penyelenggara Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME), yang menjadi bagian dari kalender pariwisata internasional. Lampung dinilai layak menjadi tuan rumah TIME 2011 mengingat keragaman potensi alam dan terletak di gerbang Sumatera-Jawa.

Menurut Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P., banyak potensi pariwisata layak dijual, seperti Gunung Anak Krakatau, kawasan berselancar Tanjung Setia, kawasan lumba-lumba Teluk Kiluan, dan Gunung Rajabasa. Namun, potensi itu masih kurang dipromosikan. Pemilihan Lampung sebagai tuan rumah TIME 2011 tentunya bermanfaat untuk menjual potensi ekonomi, budaya, dan pariwisata ke mancanegara. Terlebih selama ini TIME hanya difokuskan di Jawa dan Lombok.

Pelaksanaan ajang promosi wisata TIME 2011 bersamaan dengan Festival Krakatau XXI pada 12—16 Oktober 2011. Kegiatan TIME diikuti 76 buyers (agen wisata asing) dari sedikitnya 27 negara dan pelaku pariwisata Indonesia. Momentum TIME mempertemukan antara buyers internasional dan para penjual atau pemilik objek pariwisata di Tanah Air. Selain itu juga pelaksanaan TIME atau Pasar Wisata Indonesia (PWI) 2011 ini merupakan agenda internasional dan tercatat sebagai kegiatan promosi wisata dunia.

Lampung bisa menjadi daerah tujuan wisata baru bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Oleh karena itu, kekayaan wisata Lampung harus terus dieksplorasi dan diperkenalkan kepada wisatawan (Lampung Post, 14-10). Dengan keragaman potensi wisata, penetapan sebagai daerah tujuan wisata, dan tuan rumah TIME 2011, tentu di masa mendatang industri pariwisata Lampung tak kalah menarik dibanding Bali. Baik dari wisata alam, wisata bahari, wisata budaya, wisata buatan, dan jenis wisata lainnya.

Namun, pariwisata Lampung tak akan berhasil jika tak disertai promosi yang baik. Selain itu, untuk memajukan industri pariwisata di Lampung dibutuhkan tiga faktor utama dan mendasar, yaitu 3A: atraksi, akomodasi, dan aksesibilitas. Juga perlu didukung komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata untuk menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, meliputi sumber daya alam, sosial-budaya, dan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal.

Adam Muakhor, Staf Bidang Fisik Bappeda Kota Metro

Sumber: Lampung Post, Selasa, 18 Oktober 2011

No comments:

Post a Comment