February 24, 2013

KIM Tanggamus dan Budaya Lampung (1)

Oleh Jauhari Zailani

KAWASAN Industri Maritim (KIM) yang dibangun di atas tanah 3.500 hektare akan dibangun industri galangan kapal, industri penunjang minyak dan gas, seperti ric dan jak up. Kalau rencana terwujud, Kotaagung bisa menjadi kota pelabuhan di Indonesia, menyusul dan melengkapi pelabuhan milik Pertamina dengan batu bara, minyak, dan gas.

Pembangunan Kotaagung sebagai pelabuhan membangkitkan kenangan pada kebesaran Pelabuhan Krui, mengingatkan pada Pelabuhan Putihdoh dan Pelabuhan Tulangbawang. Melengkapi pelabuhan batu bara di Tarahan, Pelabuhan Internasional Samudra, Panjang. Teluk Kiluan akan kian berkilau dengan keberadaan KIM di Kotaagung, keberadaan pangkalan armada barat di Teluk Ratai kian relevan.


February 23, 2013

Revitalisasi Bahasa Lampung

Oleh Kristian Adi Putra

ARGUMENTASI tentang kepunahan bahasa Lampung dimulai tahun 1994 oleh Asim Gunarwan, guru besar linguistik dari Universitas Indonesia. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa telah terjadi pergeseran pilihan penggunaan bahasa dalam keluarga bersuku Lampung yang tinggal di Bandar Lampung.

Dari anggota keluarga dalam rentang usia di atas 41 tahun, ditemukan bahwa bahasa Lampung masih digunakan secara konsisten. Namun, ketika melihat rentang usia 21?40 tahun, terlihat bahwa penggunaan bahasa Lampung dan bahasa Indonesia berimbang di tingkat rumah. Sementara itu, pada rentang usia di bawah 20 tahun, bahasa Indonesia tampak lebih mendominasi. Dengan hasil temuan ini, Asim Gunarwan memprediksi bahwa dalam 75?100 tahun semenjak penelitiannya dilakukan, bahasa Lampung terancam punah.


February 17, 2013

Sudut Budaya Sedikit Terlupakan

Kebudayaan adalah sebuah cara atau strategi yang bisa menyelamatkan kita dari kepungan berbagai masalah sosial.


JURNALISME DAMAI. Peluncuran dan Diskusi Buku Merajut Jurnalisme Damai di Lampung di Toko Buku Fajar Agung, Bandar Lampung Minggu (3-2). Tampil sebagai pembicara kiri ke kanan: Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Nasional Eko Maryadi, Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat, dan sosiolog Unila Hartoyo. FOTO: DOKUMEN INDEPTH PUBLISHING

SEBENARNYA, tidak ada yang keliru dalam diskusi Jurnalisme Damai yang digelar Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Bandar Lampung dan Indepth Publishing di Toko Buku Fajar Agung, Minggu, 3 Februari lalu.


[Fokus] Durian Lokal Mengandalkan Alam

LAMPUNG sudah dikenal sebagai salah satu sentra penghasil durian. Daerah yang dikenal memiliki durian yang kualitasnya bagus adalah, Kotaagung, Tanggamus; Sukadanaham, Bandar Lampung; Krui, Lampung Barat; Suban, Lampung Selatan; dan Lampung Timur.

Bahkan di Kota Bandar Lampung, tepatnya di Sukadanaham, Pemerintah Kota membangun tugu durian untuk menjadi ikon bahwa daerah dataran tinggi tersebut sebagai pusat durian. Jika musim durian tiba, mulai dari Desember hingga Februari, akan berjajar para penjual durian di sepanjang Jalan Raden Imba Kusuma, Sukadanaham.


[Fokus] Mengawetkan Manisnya Durian

DURIAN punya aroma khas yang kuat dan rasa yang membuat penikmatnya begitu ketagihan. Namun, bukan hanya durian saja yang diburu, makanan olahan dari king of fruits ini pun banyak dicari.

Datanglah ke toko oleh-oleh khas Lampung di kawasan Telukbetung atau beberapa tempat di Bandar Lampung. Di sana Anda bisa menemukan makanan olahan berbahan durian yang banyak dicari dan dijadikan oleh-oleh dari Lampung.


[Fokus] Untuk Reputasi Durian Lampung

DURIAN adalah salah satu ikon Lampung. Salah satu tempatnya bernama Sukadanaham di Bandar Lampung. Itulah, demi reputasi itu, pedagang berburu durian lokal hingga Palembang, Bengkulu, bahkan Medan.

Selusurilah Jalan Raden Imba Kusumaratu, di Sukadanaham, Kota Bandar Lampung, yang dikenal sebagai daerah penghasil durian. Di sepanjang jalan itu, ada beberapa penjual durian, meskipun tidak banyak. Ternyata, durian yang dijual bukan durian khas Sukadanaham yang sudah dikenal hingga ke luar Lampung.


February 16, 2013

Kopi Luwak Tetap Digemari

Oleh Hisar Sitanggang


HARGA kopi luwak memang mahal atau jauh lebih tinggi dibandingkan harga kopi lainnya, sehingga banyak petani di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang mengadu nasib dengan menggeluti usaha pembuatan kopi bubuk premium tersebut.

Pekerja memilah kopi dari kotoran Luwak di Liwa, Lampung. kotoran Luwak mampu menghasilkan dua hingga tiga ons kopi bersih dalam sehari. Kopi luwak Lampung dihargai sekitar satu juta rupiah per kg. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)

Harga kopi robusta dengan mutu terbaik di Bandarlampung hanya berkisar Rp40.000-- Rp50.000/kg, jauh lebih murah dibandingkan dengan harga kopi luwak yang mencapai Rp700.000/kg.


February 9, 2013

Peluncuran dan Bedah Buku "Gamolan Pekhing"

BANDARLAMPUNG -- Setelah pekan lalu menjadi tempat peluncuran dan bedah buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung", pada pekan ini Buku "Gamolan Pekhing Musik Bambu Dari Sekala Brak" yang mengupas salah satu khasanah budaya Lampung kembali diluncurkan dalam sebuah bedah buku di Toko Buku Fajar Agung Bandarlampung, Sabtu.

Buku "Gamolan Pekhing Musik Bambu Dari Skala Brak" karya I Wayan Sumerta Dana Arta, editor Christian Heru Cahyo Saputro. (Foto: ANTARA LAMPUNG/Dok. ist)

"Buku karya I Wayan Sumerta Dana Arta dengan editor Christian Heru Cahyo Saputro itu memuat tiga hal penting terkait bentuk, fungsi, dan makna Gamolan Pekhing dari Lampung Barat itu," kata Manajer Pemasaran Toko Buku Fajar Agung, I Gede Suharta.


Fajar Agung Bedah Buku 'Gamolan Pekhing'

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Toko Buku Fajar Agung bekerja sama dengan Sekelek Institute & Publishing House Bandar Lampung menggelar bedah buku Gamolan Pekhing Musik Bambu dari Sekalaberak karya I Wayan Sumerta Dana Arta yang dieditori Christian Heru Cahyo Saputro.

Kegiatan bedah buku ini akan digelar di Toko Buku Fajar Agung, Jalan Raden Intan, Bandar Lampung, Sabtu, pukul 14.00. Menurut Manajer Pemasaran Toko Buku Fajar Agung I Gede Suharta, akan tampil pada gelaran bedah buku ini seniman dan perajin gamolan pekhing Syapril Yamin alias Rajo Cetik, pengamat kesenian Oyos Saroso H.N., dan penulisnya, I Wayan Sumerta.


February 4, 2013

Bedah Buku: Laporan Liputan Konflik Sebaiknya Memberi Harapan dan Perdamaian

Oleh Yulvianus Harjono

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Jurnalis dituntut untuk turut memberikan solusi dan harapan perdamaian dalam peliputan konflik horizontal antarmasyarakat. Ini penting untuk mencegah meluasnya konflik.

Diskusi dan peluncuran buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung" di Toko Buku Fajar Agung, Bandar Lampung, Minggu (3/2/2013). (KOMPAS/Yulvianus Harjono)

Pentingnya tanggung jawab insan jurnalis dalam peliputan konflik komunal ini muncul di dalam diskusi "Damai Lampung Sepanjang Hari" yang diadakan dalam peluncuran Buku Merajut Jurnalisme Damai di Lampung, Minggu (3/2/2013) di Toko Buku Fajar Agung, Bandar Lampung.


Pers Harus Kawal Tindaklanjut Perdamaian

BANDARLAMPUNG -- Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Eko Maryadi menyatakan salah satu yang harus dilakukan pers di Provinsi Lampung adalah mengawal pelaksanaan perjanjian damai serta kebijakan pascakonflik horisontal antarwarga yang pernah terjadi di daerah ini.

Ketua Umum AJI Indonesia Eko Maryadi (kiri), Wakil Pemimpin Umum Lampung Post Djadjat Sudradjat (tengah), dan Dr Hartoyo MSi (kanan) dalam peluncuran dan bedah buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung" di Bandarlampung, Minggu (3/2). (Foto: ANTARA LAMPUNG/Gatot Arifianto)

"Konflik di Balinuraga, Waypanji, Lampung Selatan yang diakhiri perjanjian damai, selanjutnya harus dikawal oleh pers. Itu bagian penting kontribusi pers pascakonflik untuk memastikan kesinambungan perdamaian," ujar Eko, saat peluncuran buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung", di Toko Buku Fajar Agung Bandarlampung, Minggu (3/2).


February 3, 2013

Jurnalisme Damai Mengobati Luka Balinuraga

Oleh  M. Yamin Panca Setia

Judul: Merajut Jurnalisme Damai di Lampung

Penyunting: Budisantoso Budiman dan Oyos Saroso HN

Penerbit: AJI Bandar Lampung dan Indepth Publishing

Cetakan: I, Desember 2012

Tebal: xxi + 201 hlm.

MEDIA massa ibarat pedang bermata dua. Satu sisi menjadi senjata pembunuh lantaran informasi yang disebarkan mengandung kebencian. Di sisi lain, media hadir sebagai juru damai karena menebar toleransi.
DESA Balinuraga, Lampung Selatan, bak neraka. Api menghanguskan ratusan rumah penghuninya. Darah dan air mata pun mengalir akibat amarah dan kebencian bernuansa suku meletup di sana.


[Perjalanan] Kampung Tua Pagardewa

PAGARDEWA. Kampung etnik yang berada di depan pusaran pertemuan Way Kanan dan Way Kiri itu dikenal sebagai negeri para dewa. Belasan makam keramat bertakhta di situ.

Puluhan burung bangau putih bercanda riang di ranting-ranting serut yang memagari Way Kanan di Kampung Pagardewa, Tulangbawang Barat, Selasa (29-1) lalu. Gemuruh air berwarna keruh sungai yang sedang banjir dan meliuk di depan kampung tak mengganggu mereka bercumbu.


Pegiat HAM Sambut Penerbitan Jurnalisme Damai

Oleh Gatot Arifianto

BANDARLAMPUNG -- Sejumlah pegiat dan aktivis hak asasi manusia dan perdamaian dari berbagai negara menyambut baik penerbitan dan peluncuran buku "Merajut Jurnalisme Damai di Lampung".

Buku yang ditulis para jurnalis, akademisi, budayawan dan pegiat LSM di Lampung itu diterbitkan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandarlampung bersama Indepth Publishing, diluncurkan di Toko Buku Fajar Agung Bandarlampung, Minggu.


February 1, 2013

Buku Jurnalisme Perdamaian Konflik Lampung Diluncurkan

Oleh Yulvianus Harjono

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com -- Buku Merajut Jurnalisme Perdamaian yang berkisah tentang konflik horizontal di Lampung Selatan akan diluncurkan, Minggu (3/2/2013). Peluncuran buku garapan bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung, penerbit Indepth Publishing dan sejumlah jurnalis serta akademisi di Lampung ini akan dilakukan pukul 14.00 WIB di Toko Buku Fajar Agung, Bandar Lampung.

Managing Director Indepth Publishing Tri Purna Jaya mengatakan, dalam peluncuran buku ini akan diadakan pula diskusi bertema "Damai Lampung Sepanjang Hari" yang rencananya menghadirkan Eko Maryadi (Ketua AJI Indonesia), Djadjat Sudradjat (Wakil Pemimpin Umum Harian Lampung Post) dan Hartoyo (sosiolog Universitas Lampung).