December 31, 2013

DKL Siap Luncurkan Portal Berita "Warta Seni"

DEWAN Kesenian Lampung (DKL) siap meluncurkan portal berita seni pada pertengahan Januari 2014 mendatang.

Portal berita beralamat di: www.wartaseni.com, itu diharapkan benar-benar menjadi kanal informasi para seniman dan budayawan di Lampung dan Indonesia.


December 29, 2013

Panggung Sastrawan Lampung

Oleh Isbedy Stiawan Z.S.



Sastra(wan) Lampung tetap menyimpan kekuatan yang dahsyat. Silaturahmi dan Panggung Sastrawan Lampung berikut buku Hilang Silsilah yang diluncurkan bersamaan dengannya membuktikan ini.

PANGGUNG SASTRAWAN LAMPUNG. Para sastrawan berfoto bersama seusai
pergelaran Silaturahmi dan Panggung Sastrawan Lampung yang
diselenggarakan Dewan Kesenian Lampung (DKL) di Taman Budaya Lampung
(TBL), Selasa (24/12). Bersamaan dengan itu, diluncurkan buku Hilang
Silsilah: Kumpulan Karya Sastrawan Lampung
, yang menghimpun 29
sastrawan Lampung dari generasi 1980-an hingga 2013-an.
(FOTO-FOTO: OYOS SAROSO HN)


SILATURAHMI dan Panggung Sastrawan Lampung, Selasa (24/12) malam, di Taman Budaya Lampung dinilai sebagai pentas kesenian akhir tahun di daerah ini.

Buku "Menjaga Nama Baik" Mursyid Arsyad Diluncurkan

BUKU "Menjaga Nama Baik" yang mengisahkan jejak perjuangan Mursyid Arsyad, mantan birokrat di Lampung, diluncurkan dalam sebuah acara santai di Bandarlampung, Minggu (29/12).

Peluncuran dan Bedah Buku "Menjaga Nama Baik" Mursyid Arsyad
di Kafe Dawiels Bandarlampung, Minggu (29/12). Mursyid Arsyad
(kanan) dan Adian Saputra (tengah) penulis buku.
(Foto: ANTARA LAMPUNG/Budisantoso Budiman)
"Silakan datang dan ngopi-ngopi dalam Ngobrol Bareng Mursyid, bedah karya Adian Saputra, `Menjaga Nama Baik`, Minggu ini pukul 13.00--16.00 di Kafe Dawiels samping LIA Bandarlampung," kata Managing Director Indepth Publishing selaku penerbit buku itu, Tri Purna Jaya.


KALA Sumatera - Panggung Teater Perempuan III: Seribu Kali Sayang

Oleh Fedli Aziz


KALA Sumatera - Panggung Teater Perempuan yang dilaksanakan Teater Satu Lampung bekerja sama dengan Hivos (Belanda) telah berlangsung tiga kali. Dan helat khusus bagi sutradara perempuan se Sumatera ketiga dilangsungkan, 10-14 Desember 2013 lalu di Taman Budaya Lampung. Sayang, agenda itu belum mencapai kemajuan berarti karena hampir semua pengkarya yang tampil masih berkutat pada potensi belaka.


SEBANYAK delapan grup asal Sumatera, plus satu grup asal Solo berkumpul di Taman Budaya Lampung, Bandar Lampung. Bukan sekedar berkumpul dan berbagi pengalaman, mereka bahkan menampilkan karya panggung hasil dari workshop penciptaan teater yang dilaksanakan dua bulan sebelumnya di tempat yang sama. Agenda tersebut menjadi lanjutan dari agenda serupa pada 2009 dan 2011 silam.


December 26, 2013

Menyelamatkan Manuskrip Lampung

Oleh Rijal Firdaos

DALAM Workshop Metode Penelitian Filologi yang diselenggarakan oleh LP2M IAIN Raden Intan bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) belum lama ini, setidaknya ada beberapa hal menarik yang patut diapresiasi terkait dengan ilmu yang berhubungan erat dengan naskah atau manuskrip.

Adalah filologi, sebuah ilmu yang membahas tentang bahasa, kebudayaan pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Secara etimologis, filologi berasal dari bahasa Yunani philologia. Philos berarti "yang tercinta" (affection, beloved, dear, friend), sedangkan logos berarti "kata, artikulasi, alasan" (word, articulation, reason). Fadli (1982) sebagaimana dinukil oleh Oman Fathurahman memberikan defenisi terkait dengan filologi, sebagai investigasi ilmiah atas teks-teks tertulis (tangan), dengan menelusuri sumbernya, keabsahan teksnya, karakteristiknya, serta sejarah lahir penyebarannya.


Mantap, Indepth Publishing Mampu Terbitkan 36 Buku Setahun

TAHUN 2013 bagi Indepth Publishing merupakan tahun yang membawa kesan tersendiri, dengan keberhasilan menerbitkan sebanyak 36 judul buku.

Managing Director Indepth Publishing, Tri Purna Jaya, di Bandarlampung, Kamis (26/12), menyatakan setelah menutup tahun 2013 dengan torehan 36 buku itu dalam kurun waktu satu tahun, artinya total selama satu setengah tahun telah menerbitkan 60 judul buku.


Silaturahmi dan Panggung Sastrawan Lampung: Bang AM Tampil Nakal Lewat "TKW"

Oleh Teguh Prasetyo


Karena kau dilahirkan dan dirawat malam malam kau anak malam. Malam luntur adalah wajahmu dengan sepercik bintang. Bintang yang tak benderang di langit, namun di bawah tanah, di akar-akar bakau, di akar-akar jagung yang renggang. Sisik malam penuhi kulitmu. Malam-malam amis yang berkerumun dan menyanyikan lagu-lagu kesedihan. Di matamu, kecuali, ada bintang terang di sana...
Ari Pahala Hutabarat (foto: tribun lampung/teguh prasetyo)
ITULAH sepenggal puisi "Srigala Howlin" karya Ari Pahala Hutabarat dibawakannya dalam Silaturahmi dan Panggung Sastrawan Lampung yang digelar di Gedung Olah Seni Taman Budaya Lampung, Selasa (24/12) malam. Pada penampilannya itu, Ari mampu membius penonton dengan para pembacaan puisinya yang memikat.


December 25, 2013

Empat Generasi Sastrawan dalam Satu Panggung

Oleh Oyos Saroso H.N.


Asaroeddin Malik Zulqornain Ch.
SILATURAHMI dan Panggung Sastrawan Lampung yang dihelat Komite Sastra Dewan Kesenian Lampung (DKL), Selasa malam (24/12/2013) pada dasarnya merupakan sebuah pertemuan empat generasi sastrawan di Lampung. Yaitu generasi 80-an, Generasi 90-an, generasi 2000-an, dan generasi 2010-an.


Generasi 80-an diwakili Asaroeddin Malik Zulqornain Ch., Isbedy Stiawan ZS, dan Syaiful Irba Tanpaka. Generasi 90-an yang tampil antara lain Iswadi Pratama, Ahmad Yulden Erwin, Ari Pahala Hutabarat, dan Udo Z. Karzi. Generasi 2000-an diwakili Inggit Putria Marga, Iskandar GB, dan Fitri Yani.

December 24, 2013

Tumi Mit Kota Diminati Kalangan Muda

Oleh Wandi Barboy


BANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Buku cerita buntak (cerpen berbahasa Lampung) Tumi Mit Kota yang ditulis Udo Z Karzi bersama Elly Dharmawanti diminati kalangan muda dan komunitas sosial media lainnya.


Diskusi buku yang diterbitkan oleh Pustaka Labrak kembali digelar Lapa Kopi Lampung di pelataran Gerai Esia, Jalan Ahmad Yani, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Minggu (22/12). Acara dengan suguhan kopi Robusta Liwa itu menarik sejumlah pengunjung yang terdiri dari lintas etnis.


December 22, 2013

Tumi Disambut Hangat Siswa di Liwa

Oleh Dian Wahyu Kusuma


Sambutan hangat siswa-siswi di Liwa terhadap kumpulan cerita buntak (cerpen berbahasa Lampung) Tumi Mit Kota karya Udo Z. Karzi dan Elly Dharmawanti, semoga menjadi pertanda bagus bagi perkembangan sastra (berbahasa) Lampung.  

PELUNCURAN DAN DISKUSI BUKU. Para siswa SMAN 2 Liwa, Lampung Barat,
antusias mengikuti Peluncuran dan Diskusi Buku Kumpulan Cerita Buntak
Tumi Mit Kota karya Udo Z. Karzi dan Elly Dharmawanti di aula sekolah
tersebut, Kamis (19/12). (LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO)
CERBUN Tumi Mit Kota terasa simbolik karena ini bisa ditafsirkan bermacam-macam. Kalau membaca cerbun ini, Tumi atau nama lengkapnya Tuminingsih adalah seorang gadis remaja beretnis Jawa yang sangat menjiwai bahasa dan kultur Lampung. Hanya saja ia tak bisa melawan kecenderungan umum untuk urbanisasi.


[Lentera] Pancoran Pitu Elly Dharmawanti

Oleh Dian Wahyu Kusuma


Elly Dharmawanti
DIAM-DIAM, Elly Dharmawanti, perempuan setengah baya itu, memendam tanya melihat aktivitas warga di suatu bilangan di Kecamatan Batubrak, Lampung Barat. Satu jurang terjal di balik rerimbun pepohonan yang terkesan angker itu menjadi perhatiannya. Maklum, lokasi itu sering ia lewati saat ia mendapat tugas sebagai fasilitator kecamatan suatu program nasional pemberdayaan masyarakat.

Satu hal yang menarik perhatiannya adalah ketika begitu banyak wanita-wanita muda yang dengan berani memilih jurang itu sebagai tempat mandi. Ya, di dasar jurang itu memang terdapat mata air yang jernih, tak pernah kering, dan sangat menyegarkan.

December 21, 2013

Kaum Ibu Buat Rekor Muri Makan Segubal

MEMPERINGATI Hari Ibu ke-85, gabungan organisasi wanita yang terdiri dari Tim Penggerak PKK, Dekranasda, Dharma Wanita, dan warga Bandar Lampung akan menggelar makan segubal terbanyak di lapangan Merah, Enggal, hari ini (22/12).

Ketua Dekranasda Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Herman H.N. mengatakan makan segubal terbanyak itu untuk membuat rekor Muri baru di pengujung 2013. Dia juga mengatakan peserta makan segubal adalah seluruh warga Bandar Lampung yang bersedia hadir dengan target 50 ribu orang.

December 19, 2013

Tumi Mit Kota dan Seterusnya

Oleh Hardi Hamzah


KEHADIRAN sebuah cerita pendek, biasanya berpangkal tolak dari narasi yang digali dari kebudayaan lokal, dengan sekuat-kuatnya menyusun kosakata agar yang membacanya bisa merasakan, buku juga bisa empuk, renyah, dan enak dibaca, meskipun dalam bahasa daerah. Itulah sebabnya, cerpen acap bereksistensi fiksi realitas.

Fiksi realitas dimaksudkan untuk menggambarkan sentuhan kesenyawaan antara pembaca dan pengarangnya. Tentu akan lebih menarik lagi apabila sentuhan realitas itu diangkat dari kisah nyata. Begitulah agaknya Zulkarnain Zubairi atau yang lebih akrab dengan Udo Z. Karzi menampilkan cerpen ini ke publik bersama rekannya Elly Dharmawanti berjudul Tumi Mit Kota, Kumpulan Cerita Buntak.


December 15, 2013

Kebudayaan Lampung: Udo Z. Karzi, Lalu Siapa?

Oleh Hardi Hamzah


Tidak lelah-lelahnya Udo Z. Karzi dan kawan-kawan mengupas dan mengolah budaya Lampung, meski kerap melewati terjalnya bukit birokrasi, dan acap lesu darah karena “ketiadaan” alat penyangga moral dan material dari otoritas dan struktur kekuasaan resmi, tetapi toh mereka tidak menyerah juga.

Udo Z. Karzi
ARTIKULASI budaya yang ditransformasikan oleh Udo Z. Karzi dalam berbagai tulisannya, kiranya harus dipandang sebagai proses yang tak terjangkau. Lautan perspektif pemikirannya yang mengandung esensi kegelisahan, tampaknya suatu premis yang tidak dapat dinafikan begitu saja.


December 14, 2013

Bahasa Daerah dan UU Kebahasaan

 Oleh Imron Nasri

UNDANG-UNDANG No. 24 Tahun 2009 memuat tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan. Undang-undang yang terdiri dari sembilan bab dan 72 pasal ini memang tidak khusus mengatur tentang bahasa, terutama bahasa daerah. Bab yang mengatur tentang bahasa adalah Bab III yang berjudul UU Kebahasaan terdiri atas 21 pasal yang mengatur tentang bahasa negara, yaitu bahasa Indonesia. Sebagaimana yang tercantum pula dalam Pasal 36 UUD 1945 bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

Menurut UU Kebahasaan ini, bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundang-undangan, dokumen resmi negara, pidato resmi presiden, wakil presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan dalam atau di luar negeri, bahasa pengantar dalam pendidikan nasional, pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan, nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia, forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia, komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta, laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintah, penulisan karya ilmiah, dan publikasi karya ilmiah di Indonesia.


December 8, 2013

[Lentera] Jalan Seni Jalu Mampang

Oleh Dian Wahyu Kusuma


Jalu Mampang
RUMAH di Jalan Raden Intan Gang Sawo (sekarang Hotel Arinas) menjadi sejarah bagi Jalu Mampang. Ayahnya mendirikan Sanggar Sembrani, berasal dari nama legenda kuda bersayap.

Teguh Karya, Waroli Sitompul, Christine Hakim, tokoh lama sutradara ini murid ayahnya saat itu. Bahkan Rahman Yakub, aktor asal Kalianda, juga dari sanggar ayahnya kemudian lanjut sekolah ke Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Di halaman rumah itu juga, Jalu berproses.


December 7, 2013

Ahmad Syafei Pujangga Lambar

Oleh Iwan Nurdaya-Djafar


Ahmad Syafei (foto: Novan Saliwa)
DALAM Festival Bahasa dan Sastra yang diselenggarakan SMAN 1 Liwa di aula sekolah tersebut, Jumat (22/11), Udo Z. Karzi membawakan materi bertema Jejak Literasi Liwa. Sejauh yang terbetik dalam berita bertajuk Siswa Lambar Bisa Suburkan Tradisi Literer yang dimuat harian ini (25/11), Udo mengusut tradisi literer di Lampung Barat yang sudah dimulai sejak abad ke-8.

Selain itu, Udo menyebut sejumlah penulis, baik yang berasal dari Lampung Barat umumnya dan Liwa khususnya maupun penulis lain yang menulis tentang Lampung Barat semisal Sutan Takdir Alisjahbana lewat novelnya Layar Terkembang (1936) dan J. Patullo yang menulis laporan perjalanan ke Danau Ranau pada 1820.


December 1, 2013

[Lentera] Kegagalan Kaderisasi Politikus Versi Sutiyo

Oleh Meza Swastika

DUA pakar sosiologi itu manggut-manggut saat Sutiyo, dosen Stisopol Dharma Wacana Metro, menyampaikan presentasinya, bulan lalu. Di aula Universitas Terbuka, Thamrin Amal Tomagola dan Yudi Latif, keduanya sosiolog, melakukan uji klarifikasi atas tulisan Sutiyo yang ditetapkan sebagai juara III lomba karya tulis Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) 2013.

Statement Sutiyo dinilai kontradiktif. Ia menyebut entrepreneurship dalam kepemimpinan pemerintahan adalah efek dari kegagalan parpol untuk memproduksi pemimpin politik yang benar-benar berlatar belakang politikus. Ia bahkan menyebut Jokowi bukanlah produk partai politik yang memiliki latar belakang politikus. "Jokowi itu juga dari kalangan pengusaha. Pengusaha mebel," kata Sutiyo.


[Fokus] Objek Wisata Salah Kelola

Oleh Meza Swastika

KONDISI pengelolaan objek wisata yang dikelola secara pribadi memang memprihatinkan. Lampung Post mencatat dari sekitar 66 objek wisata pantai yang tersebar di Lampung, 26 di antaranya dikelola secara individu dengan klaim sepihak kepemilikan lahan di sekitar pantai. Sisanya sebagian dikelola masyarakat setempat dan yang lainnya dikelola swasta.

Dari 26 objek wisata pantai dan pulau yang ?dikuasai? secara pribadi itu kondisinya sangat memprihatinkan. Sampah di mana-mana, dan yang lebih parah lagi, pantai yang semula rimbun dengan hutan-hutan bakau kini disulap melalui proses reklamasi menjadi objek wisata yang dipaksakan.


[Fokus] Memelihara Ekosistem Pulau Pahawang

Oleh Meza Swastika

AIR mata Rachel Marie Jordan menetes saat sejumlah anak Pulau Puhawang melambai kepadanya dari dermaga. Dari atas perahu yang membawanya ke Pelabuhan Ketapang, wisatawan asal Prancis itu hanya memandangi anak-anak yang selama ini akrab menemaninya saat berlibur di pulau itu.

Ia seperti tak kuasa meninggalkan Pulau Puhawang yang sudah seperti rumah kedua buatnya, suasana yang hangat, lingkungan yang hijau. Kepada warga setempat, ia hanya berpesan pendek, "Jaga pulau ini tetap seperti ini, ya."


[Fokus] Mengangkangi Harta Karun Pantai Mutun

Oleh Meza Swastika

Pemerintah tak berdaya bersikap tegas agar mendapat pemasukan daerah dari pengelolaan pantai itu. "Seribu perak pun tak ada yang masuk ke kas daerah."

SODIKAN masih ingat betul letak pondokan tempatnya berjualan sekaligus tinggal di Pantai Mutun. Sejak awal 2000, ia bersama beberapa orang lainnya mengubah nasib, dari kuli panggul di TPI Lempasing menjadi pedagang makanan ringan di sekitar Pantai Mutun.


[Fokus] Pantai-Pantai dalam Cengkeraman

Oleh Meza Swastika        
    
PERAHU ketinting yang dicarter Budi Marta Utama melaju ke tengah laut dari Pantai Ringgung, Pesawaran. Fotografer profesional itu menunggu air surut untuk melancung sampannya. Itu dilakukan karena ia tertarik cerita ada pulau pasir di kawasan Teluk Lampung itu yang muncul saat laut sat.

"Saya dapat fotonya. Cuma, yang buat saya jengkel, di situ sudah ada plang yang mengklaim bahwa pulau itu milik pribadi," kata dia pekan lalu.