SEBAGAI daerah yang terletak di ujung Pulau Sumatera, Lampung memiliki peran strategis sebagai pintu gerbang Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. Namun, sebagai daerah berposisi strategis, potensi wisata, khususnya wisata alam, di Lampung belum tergarap dengan baik.
Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Bandar Lampung menjadi kota ketujuh di Indonesia yang memiliki polisi pariwisata (berdasi). Keempat polisi pariwisata itu siap bertugas menjaga keamanan dan melayani informasi yang dibutuhkan wisatawan pada tempat wisata di Bandar Lampung seusai peresmian penggunaan mobil polisi pariwisata di Poltabes Bandar Lampung, Selasa (18/11). (KOMPAS/HELENA F NABABAN / Kompas Images)
Wisata alam itu antara lain Anak Gunung Krakatau yang terletak di tengah perairan Selat Sunda. Wisatawan masih sulit untuk berkunjung ke kawasan tersebut.
Selain membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menuju Anak Gunung Krakatau dari Bandar Lampung dibandingkan dari Carita, Banten, wisatawan juga kesulitan mendapatkan moda angkutan untuk mengangkut mereka ke tempat wisata itu. Hal yang lebih memprihatinkan adalah di wilayah Lampung Selatan minim pusat-pusat informasi pariwisata.
Kesulitan mengenai akses transportasi dan informasi mengenai layanan jasa pariwisata kini dijawab oleh Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Bandar Lampung. Poltabes Bandar Lampung sejak Juli 2008 memiliki polisi pariwisata.
Empat anggota Satuan Samapta Poltabes Bandar Lampung yang terdiri dari dua polisi dan dua polisi wanita (polwan) terpilih sebagai polisi pariwisata. Dengan alasan pariwisata sama dengan menjual jasa yang berarti mengutamakan keramahan, keakraban, dan pelayanan, penampilan polisi pariwisata lebih bergaya dibandingkan dengan penampilan polisi lainnya.
Seragam polisi pariwisata sedikit berbeda dengan seragam polisi pada umumnya. Polisi pariwisata mengenakan seragam berlengan panjang warna coklat tua khas polisi. Namun, di bagian saku, kerah, ataupun pinggiran lengan ditimpa dengan kain warna merah hati. Penampilan mereka pun makin bergaya karena memakai dasi merah hati.
Dalam bertugas, polisi pariwisata dilengkapi dengan satu unit mobil pariwisata. Mobil patroli bantuan Pemerintah Kota Bandar Lampung dari Anggaran Bantuan Tambahan (ABT) 2008 itu diberi warna senada dengan dasi, merah hati. Di badan mobil, masyarakat akan membaca tulisan polisi pariwisata dalam huruf besar dan logo kepolisian.
Dengan mobil itu, empat polisi pariwisata di Lampung bertugas. Mobil itu sudah dilengkapi berbagai peralatan komunikasi yang memudahkan tugas.
”Kami bangga karena keberadaan empat polisi pariwisata di Lampung menjadikan Bandar Lampung sebagai kota ketujuh di Indonesia di mana institusi polisinya dilengkapi dengan polisi pariwisata,” ujar Kepala Poltabes Bandar Lampung Komisaris Besar Syauqie Achmad seusai peresmian mobil polisi pariwisata di Poltabes Bandar Lampung, Selasa (18/11).
Menurut dia, enam kota lain yang sudah memiliki polisi pariwisata adalah Surabaya, Jakarta, Denpasar, Yogyakarta, Jambi, dan Bandung. Polisi pariwisata sudah bekerja sejak Juli 2008.
Menurut Syauqie, karena minimnya sumber daya manusia, area kerja polisi pariwisata dari Poltabes Bandar Lampung masih terbatas di wilayah Bandar Lampung saja. Namun, ada kemungkinan Polda Lampung akan menambah personal polisi pariwisata untuk melayani di 10 kabupaten atau kota lain di Lampung.
Brigadir Dua Yuli Ekawai, salah satu polisi pariwisata di Poltabes Bandar Lampung, mengatakan, dalam bertugas, polisi pariwisata tidak akan menindak pelaku kriminal seandainya menemukan kasus kriminal, melainkan meneruskan kasus kepada satuan reskrim kepolisian tempat obyek wisata terletak. Polisi pariwisata juga membantu petugas keamanan di tempat wisata mengatur ketertiban dan menjaga keamanan.(hln)
Sumber: Kompas, Sabtu, 22 November 2008
promoin aja di http://itlampung.com
ReplyDelete