DANAU Jepara merupakan salah satu kawasan obyek wisata yang ramai pengunjung. Selain menikmati hutan yang asri dan jernihnya air, kawasan danau Jepara juga menyimpan beragam flora dan fauna, seperti puluhan jenis burung, kera ekor panjang, siamang, dan beragam jenis tumbuh-tumbuhan. "Waktu itu, pengunjung nggak kenal obyek wisata Way Kambas. Mereka hanya tahu Danau Jepara," kata Safei, tokoh setempat.
Saking ramainya pengunjung di Danau Jepara kala itu, kata dia, sejumlah jasa hiburan tak jarang mengundang sejumlah artis Ibu Kota.
Event itu terjadi terutama pada hari libur nasional atau hari besar keagamaan, seperti Idulfitri atau menyambut tahun baru. "Waktu itu, tiap Lebaran atau Tahun Baru, artis Ibu Kota seperti Camelia Malik, Elvi Sukaesih, Ratno Timor, dan lain-lain mentas di Danau Jepara,"
kata Safei yang sejak 70 tahun silam tinggal sekitar Danau Jepara.
Dari latar belakang sejarah, tak banyak yang tahu kapan kubah Danau Jepara, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, muncul. Namun, cerita dari mulut ke mulut menyebut bahwa sekitar tahun 1960-an dengan melibatkan sejumlah konsultan Jepang, serta puluhan tenaga kerja asal tanah Jawa, pemerintah membangun proyek irigasi sekitar 25 kilometer. Proyek irigasi yang dibangun pemerintah, mampu mengairi sedikitnya sembilan ribu hektare sawah petani. Tapi, dengan menurunnnya debit air pada danau akibat gundulnya kawasan hutan Register 38 Gunung Balak Sekampungudik, ribuan hektare sawah petani terancam tak dapat ditanami.
Ditanya kondisi obyek wisata Danau Jepara saat ini, menurut Safei, saat ini Danau Jepara bukan berarti tak ada pengunjung. Tapi, diduga akibat faktor keamanan, pengunjung masih ragu datang ke obyek wisata itu. "Yang ramai sekarang ini di Danau Jepara. Orang datang untuk mancing ikan. Tiap hari, ratusan warga memadati tepian danau," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Timur Marinus Sinurat, mengatakan kawasan Danau Jepara sebenarnya tak hanya sebuah irigasi yang berfungsi mengairi sawah petani. Tapi, Danau Jepara memang termasuk salah satu obyek wisata yang potensial di Lampung Timur. Sebab, selain menyimpan keindahan alam dan semilir angin yang tak jarang membuat pengunjung betah, jarak tempuh menuju obyek wisata itu tak membuat pengunjung jenuh.
"Jarak obyek wisata Danau Jepara dari Bandar Lampung sekitar 75 kilometer. Dan, dari ibu kota kabupaten dan sekitarnya tak lebih 30 kilometer. Akses jalan menuju Danau Jepara sangat baik, yaitu berupa jalan hotmix," kata Sinurat, yang didampingi Sekretaris Dinas Budpar Imam Juhdi Adnan.
Dia mengatakan mengingat Danau Jepara merupakan sebuah obyek wisata potensial yang dapat menarik minat banyak pengunjung seperti puluhan tahun silam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Timur akan menghidupkan kembali. Salah satu upaya yang akan dilakukan pada 2009 mendatang, akan dibangun sejumlah fasilitas, seperti tempat istirahat, taman bermain, tempat berdagang atau fasilitas lain. "APBD 2009 mendatang kami mengusulkan Rp200 juta guna membangun sejumlah fasilitas di Danau Jepara," kata dia.
Selain membangun sejumlah fasilitas di daratan, ujar Sinurat, pihaknya juga akan meneliti kondisi air danau. Pasalnya, kondisi air pada danau seluas sekitar 200 hektare itu juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu wisata air. "Pada bagian daratan itu nggak masalah. Tapi, pada bagian air, kami akan meneliti lebih dulu wisata apa yang cocok pada air danau itu," kata dia.
Dia berharap dengan dihidupkannya kembali obyek wisata Danau Jepara, pihaknya berharap obyek wisata Danau Jepara nantinya tak hanya mampu menyerap pengunjung lokal, tapi pengunjung luar daerah atau wisatawan mancanegara dapat menikmati indahnya Danau Jepara.
"Kami punya obsesi Danau Jepara masa mendatang seperti Danau Toba di Sumatera Utara yang tiap harinya dipadati ribuan pengunjung domestik atau mancanegara," kata dia. n CHAIRUDDIN/M-1
Sumber: Lampung Post, Minggu, 16 November 2008
Pernah juga ya artis elvy ke kota jeparaku.. mantap juga wisata pantai di jepara
ReplyDelete