November 16, 2008

Wisata Pendidikan: 'Refreshing' Sekaligus Menambah Pengetahuan

BANDAR LAMPUNG--Visi Kota Bandar Lampung menjadi kota pendidikan sebuah keniscayaan. Selain terdapat sekolah-sekolah unggulan, seperti sekolah rintisan berstandar internasional SMPN 1, SMPN 2, SMAN 2, dan SMAN 9, di Kota Tapis Berseri ini juga tersedia lokasi wisata pendidikan.

Museum Lampung adalah salah satu tujuan wisata pendidikan dari sekolah di berbagai daerah. Siswa diajak mengunjungi museum yang mengoleksi benda-benda bersejarah Lampung. Mulai dari senjata usang para pejuang Lampung, batu gilingan untuk meramu makanan dan obat, sampai kepada kain tapis dengan berbagai corak adat yang ada di Lampung.

"Kami sengaja mengajak siswa ke museum Lampung sebagai praktek pelajaran sejarah. Supaya siswa juga mengenal benda-benda sejarah secara langsung," kata salah satu pengunjung yang juga guru SMP di Bandar Lampung.

Selain museum Lampung, Perpustakaan Daerah Lampung (Perpusda) juga telah menjadi tujuan wisata pendidikan. Terutama di kala masa liburan.

Perpustakaan

Seperti yang tampak pada liburan Idulfitri belum lama ini, puluhan pelajar dan mahasiswa asyik membaca buku di ruang baca perpustakaan. Pengunjung datang secara silih berganti.

Di depan meja, Ria Astria dan Evalina, mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjungkarang, Bandar Lampung, menumpuk enam buku tentang kesehatan wanita.

Dua mahasiswa jurusan analis itu sudah menginjak semester terakhir dan sedang mengerjakan karya tulis ilmiah (KTI) sebagai syarat kelulusan. Ria Astria mengatakan koleksi buku-buku kesehatan, keperawatan, dan kebidanan cukup banyak tersedia, tetapi koleksi buku analis yang berkutat di laboratorium masih minim.

"Buku-buku untuk analis masih sedikit, selain ke perpustakaan kita juga mencari referensi di internet dan toko buku," ujarnya.

Menurut dia, membaca di perpustakaan lebih asyik daripada di toko buku karena tersedia tempat baca. Sedangkan di toko buku, dia harus berdiri berjam-jam lamanya. Di perpustakaan, tanpa terasa dia sudah duduk selama 5 jam, datang pukul 11.00--15.00.

Dua kali ke perpustakaan daerah, Evalina sudah mengantongi dua buku yang dipinjam untuk dibaca di rumah, yaitu buku atlas saku hematologi dan pustaka pintar kesehatan wanita.

"Buku-buku ini masih bersifat kesehatan umum, belum menjurus ke analis dan laboran," kata Evina.

Petugas perpustakaan memperbolehkan peminjaman buku untuk dibawa pulang selama satu minggu, tetapi apabila pengembalian telat bisa didenda uang.

Selain mengoleksi buku mata pelajaran dan buku kuliah, Perpusda juga mengoleksi buku umum, sastra, dan komik. Di sudut ruangan, terlihat siswa yang asyik membaca komik tanpa mempedulikan pengunjung yang datang silih berganti. Sesekali dia hanya melirik ke bangku di sebelahnya yang diduduki oleh pengunjung yang baru datang.

Toko Buku

Toko buku di Bandar Lampung juga diserbu siswa di kala liburan. Toko buku besar di Bandar Lampung memiliki koleksi yang lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lain. Salah satunya Toko Buku Gramedia, telah menjadi tujuan wisata pendidikan bagi sekolah-sekolah di daerah. SD 1 Fransiskus Pringsewu misalnya, mengajak 90 siswanya wisata ke Toko Buku Gramedia Bandar Lampung. Siswa tidak hanya dikenalkan dengan komik, CD pembelajaran, tetapi juga ada boneka beraneka bentuk dan warna.

Siswa SMAN 1 Kalianda, Lampung Selatan, Wayan Ratno Edi dan Made Wirata Nungrat, juga sengaja datang ke toko buku itu sekadar mengisi hari libur.

Mereka mencari buku keterampilan komputer dan kumpulan soal masuk Sekolah Tinggi Akuntansi (STAN). Wayan yang tinggal di Desa Bali Nuraga, Way Panji, Lamsel, itu rela mengeluarkan uang Rp36 ribu untuk ongkos pulang-pergi.

Mereka sering memanfaatkan waktu libur sekolah untuk jalan-jalan ke mal dan toko buku di Bandar Lampung.

Cintya Levina, siswa kelas IX SMP Xaverius, sudah menggenggam tiga buku bacaan favoritnya, Charlie, Kumpulan Cerpen Banyol 3.600 Detik, dan komik. Dia tidak hanya membeli buku bacaan, tetapi juga buku mata pelajaran agama.

Menurut Cintya, sekolahnya tidak hanya mendapatkan buku dari BOS. Sehingga siswa membeli semua buku mata pelajaran. "Ke toko buku juga bisa dikatakan refreshing lo."

Siswa SMP Xaverius Pahoman, Gabriella Genevine, juga membeli buku pelajaran agama dan buku kumpulan cerpen Malaikat Jatuh. "Ke toko buku, selain dapat menambah pengetahuan, juga dapat menghilangkan kejenuhan atau sekadar refreshing," ujarnya. RINDA MULYANI/K-1

Sumber: Lampung Post, Minggu, 16 November 2008

No comments:

Post a Comment