BANDAR LAMPUNG (Lampost): Teater Garasi Yogyakarta sukses merampungkan pertunjukan selama dua hari sejak 12 November lalu. Pertunjukan monolog Ophelia; Rahasia Kolam Kematian di Taman Budaya Lampung itu diyakini pengamat teater Iswadi Pratama sebagai pengayaan khazanah dunia teater di Lampung.
"Kini tidak ada klaim untuk mengatakan suatu nilai pertunjukan yang paling benar karena ada sekian ribu pendekatan yang digunakan. Paling penting adalah mampu memberikan kebahagiaan estetika. Ada rasa bahagia dan indah yang dibagikan kepada penikmat teater," paparnya dalam diskusi pascapertunjukan teater berdurasi 45 menit tersebut, Kamis (13-11).
Monolog yang diperankan Citra Pratiwi ini mampu menguras perhatian kalangan pelajar yang juga aktif di dunia teater. Citra juga ambil bagian sebagai sutradara. Naskah yang ditulis Ugoran Prasad dan Citra ini mengadopsi kisah Hamlet karya Shakespeare. Di balik pementasan ini, tim pendukung adalah Andy Seno Aji (perancang artistik), Meko Manna dan Warsito (pewujud artistik), Chandra Hutagoal (imaji visual), Septian Dwirima (perancang dan penata suara), Banjar Tri Andaru (penata cahaya), Gemaila Fea G. (pewujud kostum dan properti), manajer panggung dan produksi masing-masing Meko Manna dan Lusia Neti Cahyani.
Ophelia dalam monolog mampu perankan lima tokoh berdasar pada karakternya, yaitu Gertrude, ratu yang obsesif; Claudius, laki-laki lemah yang menjadi raja; Hamlet, anak muda yang gelisah; dan, Ophelia, gadis muda yang terperangkap dalam keinginan-keinginan sendiri.
Teater Garasi berdiri tahun 1993 adalah komunitas kreatif dan laboratorium penciptaan teater yang berdomisili di Yogyakarta. Teater ini dikenal karena komitmennya mengembangkan dan menciptakan karya pertunjukan teater yang segar dan genuine, berbasis pada kajian atas tradisi seni pertunjukan yang ada, menggabungkan media, sensibilitas, dan citra kontemporer.
Di bawah arahan Direktur Artistik Yudi Ahmad Tajudin dan Direktur Eksekutif Kusworo Bayu Aji, sejak 2004, teater Garasi berhasil mempresentasikan karya-karyanya di panggung internasional seperti Insomnia-48 di Singapura (2004), Festival In Transit yang diselenggarakan The House of World Cultures, Berlin (2005), dan Physical Theater Festival dan The Saison Foundation, Tokyo (2005 & 2006). n DWI/K-2
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 15 November 2008
No comments:
Post a Comment