BANDAR LAMPUNG (Lampost): Hari Kunjungan Perpustakaan masih berupa jargon untuk menumbuhkan budaya baca masyarakat. Buktinya, pada peringatan Hari Kunjungan Perpustakaan, Rabu (26-11), yang digelar oleh Perpustakaan Daerah Lampung minim pengunjung.
Di ruang perpustakaan hanya puluhan siswa terlihat membaca buku di ruang baca. Bersamaan dengan peringatan Hari Kunjungan Perpustakaan itu, digelar beberapa perlombaan, yaitu pidato bahasa Lampung, pidato bahasa Inggris, dan penulisan karya ilmiah. Perlombaan itu hanya diikuti oleh sekitar 50 siswa, sedangkan untuk penulisan karya ilmiah masih dalam tahap seleksi yang diikuti sekitar 100 siswa se-Bandar Lampung.
Kepala Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Lampung, Elya Mochtar, mengatakan pihaknya sudah berupaya menyosialisasikan tentang perlombaan dan momen itu kepada Dinas Pendidikan setempat. Selanjutnya, pihak dinas yang menyosialisasikan ke sekolah-sekolah di Bandar Lampung.
"Kami memang harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan budaya baca masyarakat. Hari Kunjungan Perpustakaan ini hanya salah satunya," kata Elya.
Menurut dia, Hari Kunjungan Perpustakaan itu adalah salah satu program nasional yang juga dilaksanakan di provinsi untuk menumbuhkan budaya baca masyarakat. Masyarakat harus mengetahui bahwa informasi adalah jendela dunia, dan buku adalah salah satu sumber informasi.
Untuk meningkatkan kembali motivasi masyarakat untuk berkunjung ke Perpustakaan Daerah Lampung itu, pihaknya akan melakukan inovasi di Perpusda.
Beberapa program 2009 yang akan dilaksanakan adalah mengaktifkan kembali perpustakaan digital, menambah koleksi buku-buku perpustakaan, dan membuat taman baca khusus untuk anak-anak.
Satu lagi program andalan yang akan direalisasikan pada Desember ini adalah Perpustakaan Masyarakat Desa (PMD) yang didirikan di 185 desa. Saat ini, diklat bagi calon pengelola perpustakaan desa sedang berlangsung. Selanjutnya sebanyak 140 ribu buku dengan 40 ribu judul akan dibagi dan didistribusikan ke 185 PMD itu.
"Buku-buku yang diberikan ke PMD disesuaikan dengan potensi masing-masing desa. Misalnya, kalau di desa itu banyak peternakan, maka buku peternakan yang mayoritas, selain buku-buku pelajaran dan hiburan," kata Elya.
Kepala Bidang Perpustakaan Watiyo mengatakan sebelumnya perpustakaan digital sudah pernah diaktifkan, yaitu pada 2006--2007. Namun, saat ini kondisi layar sudah buram. Walaupun bisa dioperasionalkan, tidak optimal dan membuat sakit mata para pengunjung. Bagi pengunjung perpustakaan digital, selama satu jam akan disuguhi dengan film ilmu pengetahuan, selanjutnya satu jam kemudian menikmati film hiburan.
"Saat ini monitornya sedang diperbaiki, diupayakan pada 2009 nanti perpustakaan digital ini bisa beroperasi lagi," kata Watiyo. n RIN/S-1
Sumber: Lampung Post, Jumat, 28 November 2008
No comments:
Post a Comment