November 16, 2008

Kronika: Iswadi Persembahkan 'Gema Secuil Batu'

BANDAR LAMPUNG--Sastrawan Lampung, Iswadi Pratama, meluncurkan Gema Secuil Batu berisi 49 sajak yang ditulis dalam rentang waktu 1993--2006. Antologi setebal 95 halaman ini diterbitkan Yayasan Akar Indonesia. Kumpulan puisi ini merupakan antologi pertama yang diluncurkan Iswadi sejak menekuni dunia sastra awal 90-an.

Iswadi Pratama tercatat sebagai salah satu sastrawan Lampung yang terus berkarya. Selain puisi, sastrawan kelahiran Bandar Lampung, 8 April 1971 ini juga membesarkan teater di Lampung bersama komunitas Teater Satu yang dipimpinnya.

Di teater, Iswadi aktif sebagai aktor, penulis naskah, dan sutradara. Beberapa naskah teaternya antara lain Ruang Sekarat, Aljabar, Rampok, Ikhau, Nak, Menunggu Saat Makan, Dongeng Tentang Air, Nostalgia Sebuah Kota, dan Aruk Gugat.

Sajak-sajak Iswadi banyak berbicara tentang jagat manusia dengan semesta keberadaannya. Iswadi begitu dalam dan halus bicara masalah "rasa" yang menggerakkan manusia. Ia juga bisa menggugat keberadaan manusia, yang tarik-menarik dalam dua kutub kehidupan: Tradisi vs modernitas, seperti Sisiphus yang mendorong batu ke gunung. n MAT/P-1

Sumber: Lampung Post, Minggu, 16 November 2008

No comments:

Post a Comment