December 19, 2014

[Tamu Kita] Cuma Butuh Dua Malam

Oleh Yoso Muliawan


Udo Z Karzi
BIKIN buku biasanya butuh waktu tak sebentar. Mulai dari mengumpulkan bahan tulisan, menulis, hingga merapikan menjadi buku yang utuh dan siap cetak. Ya, setidaknya bukan sehari dua hari, bukan semalam dua malam.

Namun, ini tak berlaku untuk Zulkarnain Zubairi. Wartawan cum sastrawan yang punya nama pena Udo Z Karzi ini cuma butuh dua malam untuk menuntaskan buku anyarnya. Judulnya, Menulis Asyik: Ocehan Tukang Tulis Ihwal Literasi dan Proses Kreatif dengan Sedikit Tips.


Bagaimana bisa secepat itu? "Karena bahan-bahannya sudah ada. Tinggal saya kumpulkan, saya susun satu per satu supaya sistematis menjadi naskah buku," ujar Zul di sela-sela peluncuran buku barunya itu di Rumah Bersama, Jalan Samping Koramil, Metro Timur, Sabtu (13/12 malam pekan lalu.

Bahan yang terlama buku ini adalah makalah buatan Zul pada tahun 1993. Saat itu, ia masih kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila). Judul makalah tersebut: Mahasiswa dan Tradisi Menulis.

"Itu bahan untuk diskusi saya dan teman-teman di KP4 (Kelompok Pemikir, Pembicara, Penulis, dan Peneliti) FISIP Unila," kata redaktur opini surat kabar harian Lampung Post ini. "Diskusi kami waktu itu untuk menyayaingin Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa; pertemuan nelayan dan petani pada era Orde Baru)," selorohnya.

Selain tulisan-tulisan berupa makalah dan bahan mengisi materi pelatihan jurnalistik dan kepenulisan, Zul juga mengambil bahan bukunya dari celotehan-celotehannya di media sosial Facebook dan blog. Mengenai bahan mengisi materi pelatihan, sebagian ia cari di kotak terkirim emailnya.

"Materi-materi itu kan saya kirim ke panitia yang menggelar pelatihan. Nah, walaupun sudah lama-lama, ternyata masih ada di kotak terkirim email saya. Tinggal saya pilah-pilah menyesuaikan dengan tema buku ini," tutur pria kelahiran Liwa, Lampung Barat, 12 Juni 1970, itu.

Sementara bahan yang terbaru untuk buku tersebut ia ambil dari tulisan berjudul Iman Jurnalis. Tulisan ini adalah bahan persyaratan saat Zul hendak mengikuti uji kompetensi jurnalis tingkat utama pada 22-23 Februari 2014, gelaran Aliansi Jurnalis Independen Bandar Lampung.

"Jelaslah buku ini jauh dari sempurna. Tapi, kalau ada yang protes masalah ini, saya sudah menyiapkan judul yang bisa jadi alasan untuk ngeles: namanya juga ocehan tukang tulis!" kata Zul dalam status Facebook-nya beberapa waktu laluj, setelah naskah bukunya rampung yang cuma dalam dua malam itu.


Sumber: Tribun Lampung, Jumat, 19 Desember 2014

No comments:

Post a Comment