Review Buku Serial PMK 7: Negeri Tanpa Korupsi
Oleh
Sunaryo Broto
SAYA terima buku Puisi
Menolak Korupsi 7: Negeri Tanpa Korupsi terbitan Buana Grafika, Yogya pada 11 Januari 2018 di rumah saya di pinggir hutan yang asri, Komplek Pupuk Kaltim, Bontang. Sampul buku masih tetap bergambar potongan sayap kupu-kupu. Buku tebal ini dikirim penyunting buku ini, Sosiawan Leak (bersama Rini Tri Puspohardini) karena saya sebagai koordinator Kaltim untuk serial penerbitan ini. Lalu buku didistribusikan pada penyair di wilayahnya. Memang hanya ada dua pelajar dari Kaltim –kebetulan diwakili dari Bontang, yang karyanya dimuat karena kendala waktu, publikasi dan geografis. Mungkin karena keterbatasan pula, dari Lampung, Banten, Kalimantan Barat hanya 1 puisi dan dari Yogya –yang dikenal gudang penyair, hanya 2 puisi. Beberapa bulan sebelumnya sudah terjalin komunikasi dari pengumuman, publikasi, diskusi, pengumpulan karya, seleksi dan penerbitan dari koordinator PMK dengan koordinator wilayah. Sudah terbentuk koordiantor wilayah seluruh provinsi di Indonesia. Dari Aceh sampai Papua. Setidaknya infrastruktur koordinator wilayah ini bisa untuk proyek literasi berikutnya.
Kalau boleh saya berkata, saya respek pada stamina para koordinator PMK (Puisi Menolak Korupsi). Kerja volunteer dan tak ada gaji bisa menggawangi sekian karya buku dan acara. Mereka meluangkan waktunya selama sekitar 6 tahun untuk mengurusi penerbitan ini. Gerakan yang dimulai sejak Mei 2013, ini diprakarsai oleh Heru Mugiarso, sastrawan asal Semarang dan Sosiawan Leak sastrawan asal Solo. Lalu bergabung ratusan penyair dari berbagai kota yang menyatakan suara sama. PMK sudah menerbitkan buku-buku antara lain:
Antologi Puisi Menolak Korupsi (85 penyair, 2013),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 2a (99 penyair, 2013),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 2b (98 penyair, 2013),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 3: Pelajar Indonesia Menggugat (286 pelajar, 2014),
Memo Untuk Presiden (196 penyair, 2014),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 4: Ensiklopegila Koruptor (174 penyair, 2015),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 5 : Perempuan Menentang Korupsi (100 penyair, September 2015),
Bunga Rampai PMK, Bergerak dengan Nurani (Kumpulan Esai, 69 penulis, Maret 2017),
Antologi Puisi Menolak Korupsi 6, Membedah Korupsi Kepala Daerah (200 penyair, Juni 2017).