January 17, 2019

Ratusan Pelajar Mengecam Koruptor dan Belajar Puisi

Review Buku Serial PMK 7: Negeri Tanpa Korupsi


Oleh Sunaryo Broto

SAYA terima buku Puisi Menolak Korupsi 7: Negeri Tanpa Korupsi terbitan Buana Grafika, Yogya pada 11 Januari 2018 di rumah saya di pinggir hutan yang asri, Komplek Pupuk Kaltim, Bontang. Sampul buku masih tetap bergambar potongan sayap kupu-kupu. Buku tebal ini dikirim penyunting buku ini, Sosiawan Leak (bersama Rini Tri Puspohardini) karena saya sebagai koordinator Kaltim untuk serial penerbitan ini. Lalu buku didistribusikan pada penyair di wilayahnya. Memang hanya ada dua pelajar dari Kaltim –kebetulan diwakili dari Bontang, yang karyanya dimuat karena kendala waktu, publikasi dan geografis. Mungkin karena keterbatasan pula, dari Lampung, Banten, Kalimantan Barat hanya 1 puisi dan dari Yogya –yang dikenal gudang penyair, hanya 2 puisi. Beberapa bulan sebelumnya sudah terjalin komunikasi dari pengumuman, publikasi, diskusi, pengumpulan karya, seleksi dan penerbitan dari koordinator PMK dengan koordinator wilayah. Sudah terbentuk koordiantor wilayah seluruh provinsi di Indonesia. Dari Aceh sampai Papua. Setidaknya infrastruktur koordinator wilayah ini bisa untuk proyek literasi berikutnya.

Kalau boleh saya berkata, saya respek pada stamina para koordinator PMK (Puisi Menolak Korupsi). Kerja volunteer dan tak ada gaji bisa menggawangi sekian karya buku dan acara. Mereka meluangkan waktunya selama sekitar 6 tahun untuk mengurusi penerbitan ini. Gerakan yang dimulai sejak Mei 2013, ini diprakarsai oleh Heru Mugiarso, sastrawan asal Semarang dan Sosiawan Leak sastrawan asal Solo. Lalu bergabung ratusan penyair dari berbagai kota yang menyatakan suara sama. PMK sudah menerbitkan buku-buku antara lain: Antologi Puisi Menolak Korupsi (85 penyair, 2013), Antologi Puisi Menolak Korupsi 2a (99 penyair, 2013), Antologi Puisi Menolak Korupsi 2b (98 penyair, 2013), Antologi Puisi Menolak Korupsi 3: Pelajar Indonesia Menggugat (286 pelajar, 2014), Memo Untuk Presiden (196 penyair, 2014), Antologi Puisi Menolak Korupsi 4: Ensiklopegila Koruptor (174 penyair, 2015), Antologi Puisi Menolak Korupsi 5 : Perempuan Menentang Korupsi (100 penyair, September 2015), Bunga Rampai PMK, Bergerak dengan Nurani (Kumpulan Esai, 69 penulis, Maret 2017), Antologi Puisi Menolak Korupsi 6, Membedah Korupsi Kepala Daerah (200 penyair, Juni 2017).



Dalam buku ini, ada 825 pelajar yang mengirim naskah dan setelah diseleksi oleh kurator Arsyad Indardi (Kalsel), Heru Mugiarso (Semarang) dan Rudi Fofid (Ambon) terpilih 271 pelajar dalam buku 404 halaman. Sekarang giliran menikmati 271 puisi ini. Sebenarnya saya ingin membaca catatan dari kuratornya tetapi karena tak ada, ya ini sekadar catatan saya. Tak dapat dipungkiri, mereka semua mengecam para koruptor. Baik dengan bahasa yang biasa, kasar, halus, lewat doa, lewat perumpanaan, lewat harapan atau lewat lainnya. Ada yang mengecam para pemimpin dengan sebutan tikus berdasi. Ada yang halus membuat perumpamaan. Mereka menulis rasa keprihatinan. Ada yang memuji aparat kejaksaan yang tak sudi uang sogokan. Tetapi mohon maaf sebagian besar masih dalam tahap awal merangkai kata. Saya kutip beberapa potong karena keterbatasan halaman. Meski sebenarnya harus utuh puisinya untuk melihat yang sebenarnya disuarakan.

Lihat, puisi provinsi ujung Barat Indonesia judulnya Korupsi dari Ine Salvani Renggali, pelajar MTs Negeri 1 Aceh Tengah, Tangengon. …/ Korupsi mendustai rizki ilahi/ Mengebiri negeri/ Mengingkari nurani… Lihat juga Pemimpin Tanpa Korupsi dari Elsa Br Sembiring, pelajar SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah. Buat apa pakai dasi jika hati tak berfungsi/ Buat apa ada arloji mewah jika tak bisa melihat warga yang resah/ Buat apa kekayaan jika tak punya perasaan/ Untuk apa kekuasaan kalau tak bisa mempertanggungjawabkan… Puisi berjudul Tuhan Bisa Disuap? karya Faghran Fadillah Depari, pelajar SMA Negeri 1 Binjai. … Mereka hidup demi kesenangan sendiri/ Tidak memikirkan bagaimana kondisi negeriTuhan karya Fahira Rahmah dari SMA Negeri 1 Binjai. … Tuhan/ Jika aku dewasa nanti/ Jauhkan aku dari hinanya korupsi… Ada lagi. Puisi Cerita Penuh Nestapa dari Shanti Hermalia Putri, pelajar SMA Negeri 4 Binjai. Ibu pertiwi tercemar/ Kekayaan negeri dimakan kerakusan orang-orang terpandang…/ Inilah cerita nyata/ korupsi ada di mana-mana.

Lihat lagi. Puisi Kisah Hukum dan Kita karya Fathya Izzatunnisa, pelajar MTs DMP Diniyyah Putri, Padang Panjang. …/ Sajak ini ditulis pada suatu masa/ di tahun seorang raja/ yang limbung kehormatannya/ dalam kobaran amarah masyarakatnya/ di masa tikus berdasi berkuasa/…/ Mari kita ciptakan negeri yang berbeda/ semai harapan mulai/ agar korupsi tak mengudara/… Puisi Maling Berdasi dari Hestya Nora, pelajar SMA N4 Payakumbuh. …/ Maling berdasi/ terus mengisi pundi untuk perut sendiri/…/ Maling berdasi mencuri subsidi/ meski si miskin harus gigit jari/…/ Apa yang terjadi di negeriku ini/ Polisi dibayari politisi/ yang berwenang bertindak sewenang-wenang/ Praktisi hukum menjadi terhukum/ Undang-undang dijadikan dagelan… Puisi Aku Bisa Apa karya Kanasta El-husna, pelajar SMAN 1 Padangpanjang. …/ Ini lelucon sangat jenaka/ mau jadi apa ini Negara/ Yang atas ambil uang tanpa dosa/ yang bawah juga tak tahu harus bagaimana.

Kirana Adil dalam Dekap Khatulistiwa karya Khairun Nisa Amci Ilzania, pelajar MA KMI Diniyyah Putri, Padang Panjang. …/ Semua ini membuatku mengerti/ Tak semua maling bertopeng pencuri/ melainkan topeng dari jas rapi/ Senyum manis dan jabatan tinggi/ Koruptor Gelar Nama karya Latifa Nanda Murtias, pelajar MTs DMP Diniyyah Putri, Padang Panjang…./ Tidak seperti mereka yang saat ini berkuasa/ Koruptor gelar nama/ Harta melimpah bak air mengalir ke muara/ Waktunya terbuang sia-sia/Cerita Negeri karya Laura Tifana Zahra, siswi SMA N2 Payakumbuh. …/ Pria berjas rapi lengkap dengan dasi/ Kemudian ia melihat televisi di sebuah kedai kopi/ Kasus penyuapan jeruji yang dibungkam. Muhammad Syauqi Anas, siswa SMA Negeri Padangpanjang menulis Laskar Antikorupsi. …/ Telah banyak tersiar sekarang ini/ Banyak pejabat terjaring korupsi/ dan masuk ke dalam bui/ Demi kebutuhan keluarga dan pribadi/ Kini saatnya untuk bangkit, saudaraku!/ Jadilah Laskar Antikorupsi/… Puja Septiadi, pelajar SMA Negeri Gunuang Omeh menulis Lukisan yang Berdebu. …/ ya, mestinya serigala itu/ tak ada di kampong ini/ seperti koruptor yang menggerogoti/ segala harapan anak negeri. Puti Rinai Bening Sameto, pelajar MTs DMP Diniyyah Putri, Padang Panjang menulis Janji?. …/ Koruptor bertahta/ Penuh suka cita/ Rebut hak semuanya/ Mengapa ada janji?/ Bila berakhir belati/

Korupsi Kini karya Tiara Anjelia Has, pelajar SMA N1 Payakumbuh. …/ Korupsi, lingkaran setan/ Sudah sangat melelahkan, tak berkesudahan/ Yang terdengar anti hanyalah slogan-slogan/ Sedang penjarahan rakyat terus Menjilat duri tatkala menjadi sajak/Reinkarnasi Kehancuran karya Zikri Anugrah Harahap, SMA N1 Sumatra Barat. …/ Koruptor-koruptor berlagak kaya/ Seolah hidup rasa tak jera/ Begitu juga dengan pengadilan tipikor/ Seolah merebak amis dan akal otak kotor/ Meja hijau telah bermetamorfosa kelabu/ Ketukan palu juga menaruh ragu/ Bui-bui besi terasa lugu/

Puisi dari Riau yang panjang dan indah penuh narasi. Saya ingat gaya puisi Sutardji Calzoum Bachri. Sebenarnya harus dibaca lengkap. Terpaksa ini penggalannya. Suara karya Afdhal Chandra, pelajar SMA Al-Huda Pekanbaru. …/ karena korupsimu kami menderita/ Kau yang berbuat, kami yang menerima/… Kerajaan Maling karya Dang Mawar, siswi SMP 30 Pekanbaru lumayan kena. …/ Di dalam istana manusia-manusia terkapar di atas meja makan/ … Negeri Kita Kekurangan Penjara karya Melinda Sari, siswi SMP N 27 Pekanbaru. Puisi yang lumayan ditutup dengan …/ Banyak anak jelata mati karena makan makanan basi/ Ah, duka ini terlalu lara. Balada Orang Pinggiran karya Muhammad de Putra, pelajar SMA N1 Pekanbaru. …/ wanita-wanita setan/ memberhentikan mobil sedan/ mobil yang dilunasi/ dengan hasil korupsi/Seandainya karya Agata Anjani, siswi SMA N2 Tanjungpinang.

Puisi dari Jambi juga enak. Sang Koruptor karya Ema Apriyani, pelajar SMA N3 Muaro Jambi. …/ Kautaburkan secerca tinta hitam/ Pada kanvas putih yang tak mengerti/ Tanganmu tak berbicara banyak/ Hanya mulutmu yang menyerang tanpa henti/Tuan-Tuan Tercyduc karya Farichatul Walidain Razak, pelajar SMP Negeri Jambi. …/ Uang membuat yang beriman/ Menjadi bermain/ Hijau Sawahku karya Tessa Lonika Manurung, pelajar dari Pelepat, Bungo, Jambi. …/ Namun, / Senyumku tidaklah lama/ Duka kini bertahta/

Puisi Menolak Korupsi karya Aprilia Sundari, siswi SMP N46 Palembang. …/ Sementara penghuninya/ Memegang perut kelaparan/ Lalu apa yang engkau lakukan, tuan penguasa?/ Di televise berita korupsi tak henti/… Kehancuran karya Deska Uliyani, pelajar SMA N1 Palembang. Kunamakan koruptor/ kau bagaikan karbon di atmosfer/ melingkup di ruang yang salah/ menyebar luar tanpa arah/ merusak sendi-sendi dunia/Aku dan Harapku karya Eni Kartina, siswi SMK Negeri Rawas Ulu. …/ Korupsi/ Yang semakin lama menjadi tradisi/ Hidup di balik bui/ Dianggap persinggahan paling terpuji/Aku Ingin karya Filza, pelajar SMA Negeri Surulangun Rawas. …/ Jika Undang-undang ditegakkan/ Pancasila dijalankan/ Tak ada pejabat bermental bejat/ Menilap sesukanya uang rakyat/… Aku Melihat karya Ghaitsa Hama Roudhatul Jannah, pelajar MAN 1 Model, Lubuk Linggau. …/ Di televisi/ berderet tersangka korupsi berbaju oranye/ Di wajahnya mengisyaratkan pengukuhan diri/…/ Stop korupsi!/ Kuingin menatap negeri ini penuh arti/Aku Rindu karya Nitsa Pratiwi Al-Islamiyah, siswi SMP N4 Kotaagung, Lahat. …/ Jika aku dewasa nanti/ Aku ingin jadi pemimin negeri ini/ Akan kuciptakan negeri yang bersih tanpa korupsi/Puisi Menolak Korupsi karya Ragis Suganda, siswa SMP Negeri Rawas Ulu. …/ Selamatkan negeri ini/ katakana tidak pada korupsi/ Agar perjuangan para pendahulu kita/ Tidak sia-sia/

Dekapan Hitamnya karya Annisa Regit Hermania, pelajar SMP N1 Tanjungpandan. …/ Mereka menjerit sesuap nasi dari tetesan keringat/ Seolah tuli tangan hitam tak mendengarnya/ Tangan hitam mengambil bukan miliknya/ Membelit kebahagiaan lainnya/Topeng Siasat karya Difa Amelia, siswi SMP N6 Tanjungpandan. Tidakkah kau lihat tangisan anak negeri/ Yang berjuang mengemis nasi/ Menderek air dari perigi/ Dalam balutan usang tanpa alas kaki/ Kemana keadilan yang kau janjiakan/ Kau ambil uang kami/Berharap Perubahan karya Lusianda, pelajar SMK N1 Sunaiiliat. Negeriku/ Sampai kapankah kau berdiam diri/ Menyaksikan para tikus berdasi/ Yang kian hari kian menjadi/Suara Kami karya Winda Johan, siswa SMK N1 Sunaiiliat. …/ Kau punya jabatan tinggi/ Kau duduk di kursi negeri ini/ Dengan gaji ang terblang pasti/ Namun tetap saja, kau masih mengambil hak kami/Negeriku karya Rohana Meizalita, pelajar SMA N3 Bengkulu. Hanya kata tanpa makna/ Riuhnya masih terdengar juga/ Sungguh manis di awal saja/ Beri janji-janji sesaat/ Kemudian menuju jalan sesat/Potret Negeriku karya Yenita Desiyanthi, pelajat SMP N16 Bengkulu. Dulu negeriku damai/ Pohon menghijau, rakyat bersaudara/ Dan hidup bersahaja/ Kini negeri digerogoti tikus berdasi/ Dan hukum seperti pisau belati/ … Goresan Tinta Hitam karya Nurdiyanah, pelajar SMK Nurul Falah, Tanggamus Lampung. Lonceng kemenangan memporakporandakan keimanan/ Keangkuhan seakan membabibuta keadaan/ Hingga nafsu tumbuh dalam hati mereka yang kerontang/ Jujur dan adil hilang terhempas badai dan angin topan/ …

Puisi dari Jakarta, Ichwan Fahri, pelajar MTs N22 Jakarta Timur berjudul Negeriku yang Merana. …/ Entah sampai kapan negeri ini bisa maju/ Jika setiap detiknya ada koruptor baru…/ Calon-calon penjual bangsa ini/ Tanpa memiliki rasa belas kasih.. Puisi Tentang Mimpi karya Muhammad Amiruddin Hanif, pelajar SMA IT As-Syifa Boarding School, Jakarta Selatan. …/ Aku bermimpi/ Apabila Indonesia tanpa korupsi/ Serta masyarakatnya saling menghargai/ Mungkinkah Amerika terlampaui?/…/ Maka mari bersama kita beraksi/ Menuju Indonesia tanpa korupsi/… Puisi Tolak Korupsi karya Sheilla Maharani, pelajar SMP N276 Jakarta. …/ Inikah yang kau sebut jabatan tinggi/ Yang kau jadikan perantara korupsi/ Tak tahu malu!/…

Aisyah Nur Rohmah, pelajar SMA N Ciamis menulis Guru Berpesan. …/ Seperti itu jugalah/ Korupsi/ Berawal dari hal kecil, seperti mencontek jawaban teman/ Termasuk tindakan korupsi dunia sekolahan/ lambat laun beujung jadi korupsi uang Negara/… Erin Nur Hindayani, pelajar SMA N Cineam, Tasikmalaya menulis Di antara Tumpukan Kata. …/ Barangkali Tan telah lelap/ didongengi hingar bingar tagihan rakyat/ Menjadi tuli di balik janji sendiri/ Tuan simpan hak mereka di laci…/ Sebenarnya kepada siapa Tuan berbakti?/ Kepada Ibu Pertiwi atau dewa korupsi?/… Ila Nursaadah, pelajar MA N2 Tasikmalaya menulis Indonesia Kini. …/ Dipenuhi oleh orang yang keji/ Yang disegani/ Dan diam-diam mereka/ Menelenggamkan negeri ini/ Dengan korupsi.

Dari Purbalingga, Adit Tyo Prastio, siswa SMP N1 Mrebet, menulis Para Tikus Negara. Hai engkau durjana/ Hidupmu itu untuk sementara/ Engkau abaikan kenikmatan dunia/ Untuk satu hal yang tak berguna/ Kau gerogoti hal milik Negara/…/ Demi ingin menjadi orang ternama/… Aktiva Nanda Lestari, pelajar SMP N3 Purbalingga menulis Apa Nasib Bangsa. Apa jadinya Negara ini?/ Seluruh haluan penuh kabar korupsi/ Rakyat kecil hanya bisa meratapi/ Apa nasibnya di kemudian hari/… Korupsi oleh Apri Nadya Pratiwi, pelajar MTs Maarif NU5 Majasari. …/ Lantas, mengapa mereka tidak mencari yang halal?/ Karena mereka telah termakan hawa putus asa/ Sehingga mereka lupa cara berusaha/ Menjadi manusia yang berguna. Hentikan Korupsi dari Hani Laelatul Hafidah, pelajar MTs N1 Purbalingga. Begitu banyak pejabat yang korupsi/ Sikap bermuka dua tiada henti/ Sadarkah mereka akibat hari nanti/ Yang bisa merusak harga diri. Levia Estianah, pelajar SMP N2 sampang, Cilacap menulis Negeri Tanpa Korupsi. …/ Korupsi,/ Adalah kata yang ingin/ Kuusir pergi dari negeri ini. Nandang Dwi Antoro, pelajar SMP N1 Mrebet, Purbalingga menulis Korupsi Si Penghancur Negeri. …/ Apa artinya pejabat negeri/ Bila dirinya lakukan korupsi/ Dengan serakah mereka merenggut/ Uang rakyat kian mengerut/…

Puisi Aku Menolak dari Amiratul Ghazalah, pelajar SMA N10 Yogya, ini singkat tetapi padat. Karena kau rakus/ Aku menghunus/ Karena kau tamak/ Aku menolak/ Karena kau korup/ Aku tutup/…/ Korupsi/ Berjuta terkhianati.

Puisi dari Jatim, Adinda Selly Nurmaya, pelajar dari Pakis, Trowulan, Mojokerto, menulis Nyanyian untuk Negeri. …/ Kau sibuk kumpulkan harta sendiri/ Tanpa peduli tetangga kanan kiri/ Enyahlah pelaku korupsi/ Dari negeri tercintaku ini. Puisi Lawan karya Cammela Wiyono, pelajar SMA Negeri Mojoagung. Aku berdiri/ Melihat kepahitan negeri ini/ Semua indraku menjadi saksi/ Inilah permintaan kami/ mari kita berantas korupsi/ Untuk kedamaian negeri/… Sang Tikus Berdasi karya Hesti Indriyana, siswi SMA Negeri Mojoagung. Wahai para tikus berdasi/ Wajahmu baiksekali/ Hingga mampu membuat kami terpikat/ Tapi setelah kau terpilih menjadi pejabat/ Kau tak peduli teriakan rakyat/… Lisa Nur Rasyidah, siswi SMK N2 Nganjuk menulis sesuatu yang relefan sekarang. Matikan Korupsi Sejak Dini. Pemilu/…/ Jangan biarkan suaramu dimatikan selembar kertas tak berarti/ bangkitlah rakyat Indonesia/ matikan korupsi sejak dini.

Shefilla Mangestiti Berliana dari SMA N5 Surabaya menulis Konsepsi dan Hasrat. Bila saja, bila/ Kebusukan macam korupsi tak ada di Indonesia/ Pecah belah tak lagi ada/ Agama jadi pedoman utama/ Rana merana hilang/ Tertelan termakan alang-alang…
Puisi dari Jawa yang mewakili paling banyak peserta. Ada 104 penulis dan puisi. Dari Sumatra ada 98 pelajar. Meski begitu, puisi dari banyak pelajar Sumatra relative lebih indah bahasanya. Maklum mereka punya tradisi pantun dengan bahasa Melayu.

Dari Bali. Sesal Seorang Koruptor karya Ketut Dita Aryawan, pelajar SMP N2 Sukasada. Malam ini/ Ia rebahan di antara terali besi/ Rumahnya kesepian/…/ Di kertas warna kusam/ Ia menulis cinta pada istrinya/ “Cukup aku/ Jauhkan anak-anak kita/ dari uang haram itu,”/ Lelaki itu gelisah…
Doa Seorang Anak karya Betty Astuti Adoni Selan, pelajar SMA N1 Kupang. …/ Kami ingin/ Kami dijauhkan dari koruptor/ Jika Engkau berkenan, tidak ada lagi mereka/ yang meraja lela… Puisi Ke Manakah Kepingan Rupiah karya Mar’atus Sholikhah, pelajar SMA N1 Kalabahi. Kemanakah kepingan rupiah kami?/ Tak jatuh ke jalan berlubang/ Tak jatuh ke bangunan using/ Tak jatuh pula ke tangan yang membutuhkan/…

Masih ada puisi dari Kalimantan Barat, Lamunan Senja dari Laura Agnes br Panjaitan, siswi SMP N3 Pontianak …/ Di ujung senja/ bersama tv yang menyala/ aku mengecam/ bertanya-tanya/ mengapa korupsi tak pernah hilang? Puisi Aku Tak Sepertimu karya Nova Rizky Innaya, pelajar SMA N9 Pontianak. Katakan itu perbuatan dosa/ Tak agi menyimpan kata jujur dan setia/ Yang ada hanya omong kosong belaka/ Hidup memperkaya diri/ Bak kalangan tikus berdasi/… Puisi Agus Setia Budi, pelajar SMP N11 Banjarbaru berjudul Negeri Tanpa Korupsi…./ Kita, sebagai pemilik negeri/ Relakah melihat hal ini terjadi/ Marilah kembalikan senyum manis negeri ini/ Negeri indah tanpa korupsi. Puisi Dwi Oktaviana, pelajar SMP N11 Banjarbaru berjudul Bahagia Tanpa Dia. …/ Andai ku bisa meminta kepada-Nya/ Aku akan meminta satu permintaan/ bagi orang yang telah korupsi/ Hilanglah dari negaraku ini/ Demi masa depan anak dan cucu kita nanti/… Puisi Feronia Latu Tita Lanthine, pelajar SMP N11 Banjarbaru berjudul Merdeka Tanpa korupsi. …/ Korupsi/ Jika engkau tak ada/ Maka Negara akan bahagia/ …

Puisi Nawalre Nurshafa Iftikhar Bujanadi, pelajar SMA N1 Banjarbaru berjudul Cerita Sekolahku. Mereka bilang pendidikan nomor satu/ Tapi kursiku reot tembus ujung paku/ Bantuan semata penuhi gaji guru/ Sepuluh ruangan kotor penuh debu/…/ Para petinggiku yang agung/ Aku ingin cerdas berilmu seperti kalian/ Tapi sekolahku terbengkelai karena kalian. Puisi Septiannor Wiranata, pelajar SMA Garuda Kotabaru berjudul Dari Balik Kursi. Di balik kursi penguasa/ Kau tahu ada derita rakyat jelata/ Yang hartanya habis dimakan tikus penguasa/ yang hanya meneguk pasir dan sesuap air mata/…

Puisi Wahyu Ainur Ridho, pelajar SMP N2 Tarakan berjudul Di saat Rakyat Bertanya Kemana Uang Negara? Korupsi bagai makanan sehari-hari/ Untuk pejabat dan penguasa tinggi/ mereka sungguh menikmati/ uang penduduk negeri yang diperoleh dengan memelintirkan diri/… Puisi Nur Amalia, pelajar MA Negeri Palu berjudul Menolak Korupsi. …/ Korupsi/ rupanya telah menjadi tradisi/…/ Tak pernah guru mengajari korupsi/ Orang tua pun selalu menasihati kami/ Senantiasa selalu berhati-hati/ Korupsi/ Selalu muncul dari dalam hati/ Dibisiki oleh sang ahli/ setan yang penuh dengki/… Puisi Ema Anggun Sari, siswi SMP N8 Pare-pare berjudul Enyahlah Korupsi. …/ Sekarang kau memakai dasi/ Tapi nanti di neraka akan terbakar dasimu/ Enyahlah segera korupsi!
Puisi Semua Bisa Beraksi karya Fernando Ravly Werinussa, pelajar SMA N5 Ambon. Korupsi semakin meraja lela/ Menjalar se nusantara/ yang merusak sendi-sendi/ kehidupan negeri ini. Puisi Negeri Seribu Rindu karya Aswiranti Usman, pelajar MA Nurul Huda Gotalamo, Morotai Selatan. Negeriku yang aman/ negeriku yang damai/ negeriku yang indah/ kini sirna dimakan korupsi…

Dari tanah Papua tak kalah suara. Puisi dari Papua Barat karya Dian Aryati, pelajar SMA Negeri 2 Manokwari berjudul Setitik Harapan. … Hidup kita kekal abadidi akherat/ Lantas buat apa bila kita korupsi/ Di akherat harta haram tak diperlukan/ malah siska kita dapatkan/ karena merebut hak orang/… Puisi Tanah Kaya Termakan Korupsi karya Candra Adhy Sethyo Nugroho, Siswa SMA N2 Jayapura. …/ Tanah yang dahulu begitu makmur/ Termakan oleh korupsi/ Di antara rakus kepentingan berlumur/ Penuh duka menjadi saksi/… Dari ujung Timur Merauke, puisi karya Jemsy Marcus Rolando Maturbongs, pelajar SMA YPPK Yoanes 23 Merauke, berjudul KPK Pahlawan Negeri. …/ Kamu sosok pahlawan berita/ berperang melawan realita/ hancurkan negeri tercinta/ dari budaya korupsi lahirkan derita/… Puisi Korupsi karya Stefanus Elvian Wisnu Manggala, siswa SMA Yoanes 23 Merauke. …/ Kami rakyat jelata/ bukan inginkan harta/ bukan kesenjangan social merata/ agar hidup kami tertata/ Inilah ratapan kami/ Kepada ibu pertiwi/ Karena masih ada kasus korupsi/ Tiada basi menyelimuti negeri ini.

Ada pertanyaan kecil. Apa ini kebetulan atau salah letak. Ada puisi berjudul Korupsi dari Geby Sabila R, pelajar MA N1 Sragen (Hal 207) dengan Puisi Nur Amalia, pelajar MA Negeri Palu (Hal 370) berjudul Menolak Korupsi lirik puisinya mirip dan bisa mirip dalam tujuh baris. Ini liriknya Korupsi/ Selalu muncul dari dalam hati/ Dibisiki oleh sang ahli/ setan yang penuh dengki/Sudah sekian kali tak terkendali/ rasa malu pun tak membentengi/ Hanya kuat imanlah sebagai solusi. Mengapa bisa terjadi?

Mungkin memang belum bisa mewakili, sepotong-potong puisi ini. Tetapi setidaknya suara itu ada. Patut disimak. Mereka telah menyuarakan. Terasa menyayat bila mengingat. Mereka menuding dan berteriak. Mereka berharap. Ini hanya sepotong suara dari seantero penjuru Indonesia. Selebihnya harapan dan doa supaya puisi-puisi ini menemui takdirnya. Dibaca sebanyak mungkin sehingga orang mau mencegah dan tak melakukan korupsi. Satu hati menolak korupsi.

Bontang, 16 Januari 2018

Sunaryo Broto, penyair Bontang, Kaltim


Dikutip dari grup Facebook Puisi Menolak Korupsi, 17 Januari pukul 11.13

No comments:

Post a Comment