BANDAR LAMPUNG (Lampost): Penampilan tim kesenian Dewan Kesenian Lampung (DKL) dalam Pameran Tapis Lampung di Graha Budaya Indonesia (GBI) di Sinjukku, Tokyo, Jepang, pada 3 Februari hingga 30 Maret lalu, mendapat sambutan masyarakat di Negeri Sakura ini.
Pementasan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Lampung yang bertujuan mempromosikan karya cipta seni budaya Lampung kepada masyarakat internasional tersebut menampilkan tari Sigeh Penguten, tari Melinting, tari Bedana, tari Mapag, tari Minjak Anjak Kubang, dan tari Muli Betapis.
Tim kesenian yang dipimpin Ketua Umum DKL Syafariah Widianti yang akrab disapa Atu Ayi ini, selain menggelar pentas musik dan tari Lampung juga menggusung peragaan busana sulam usus karya desainer kondang Aan Ibrahim. Adapun materi tari dibawakan Sanggar Radin Intan pimpinan Maysari Berty Moegni.
Atu Ayi mengatakan misi kesenian yang dibawanya ke Tokyo ini, sebagai suatu hal yang tidak terlepas dari pembangunan di bidang budaya. Menurut dia, pemerintah daerah harus merencanakan program ini setiap tahun, bukan hanya ke Jepang, tapi juga negara lain. Keberhasilan misi kesenian, yang dibawanya ke Tokyo bukti kesenian Lampung mempunyai karakter khas, bermutu tinggi dan berdaya saing dibanding dengan seni budaya lainnya.
Penampilan tim kesenian ini mengundang decak kagum masyarakat Jepang. Masuko Sadayuki, seorang staf Badan Meteorologi dan Geofisika Jepang kepada Syaiful Irba Tanpaka yang juga turut serta mengatakan; "Sungguh suatu pertunjukan yang menarik. Saya pikir seni budaya Lampung begitu mengagumkan. Kaya dengan desain artistik, selain akar budaya yang spesifik."
Pimpinan GBI di Jepang Okawa mengatakan pentas karya seni budaya Lampung harus terus diupayakan secara berkala dan terencana. "Pergelaran seni budaya serupa ini, mempunyai manfaat bagus ke depan. Ini merupakan investasi yang luar biasa. Masyarakat internasional jadi lebih mengerti dan memahami Indonesia khususnya Lampung secara lebih baik. Kegiatan itu harus diadakan secara berkala dan terencana," kata dia.
GBI juga menyelenggarakan kursus bahasa Lampung. Meskipun baru diikuti enam orang, mereka tetap semangat dan antusias. Kursus itu dipandu Yulia, warga Lampung, yang sedang melanjutkan studi di Tokyo. n DWI/S-2
Sumber: Lampung Post, Selasa, 3 April 2007
No comments:
Post a Comment