-- Helena F Nababan
PERNAH mendengar suara angin, gemercik air, atau burung diperdengarkan secara sengaja dengan alat musik? Melodi-melodi khas yang biasanya hanya terdengar melalui film-film Indian Amerika itu terdengar jelas melalui pertunjukan musik budaya Indian dalam lawatan budaya Amerika-Indonesia.
Diprakarsai Prof Bobby C Martin, pengajar seni sekaligus pemain musik tradisional Indian dari Northeastern State University (NSU), Amerika Serikat, kelompok seniman dari NSU itu memainkan beragam musik khas Indian di Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Kamis (26/7).
Pertunjukan yang berlangsung selama sekitar dua jam tersebut sangat menarik bagi penonton yang terdiri dari ratusan pelajar SMP dan SMA di Lampung.
Acap kali suara angin atau kicau burung yang terdengar dari flute kayu atau flute bambu Indian itu disambut siswa dengan bertepuk tangan meriah dan berseru-seru takjub. Para siswa tidak mengira suara-suara yang hanya bisa mereka dengar melalui film-film Indian tersebut ternyata bisa mereka dengar secara langsung.
Bobby mengatakan, kemampuan mempertunjukkan budaya Indian yang nyaris punah itu merupakan upaya pelestarian suatu budaya yang dilakukan secara terus-menerus. Di Amerika Serikat bisa dikatakan budaya Indian hanya dilestarikan oleh sejumlah kecil masyarakat Indian.
Populasi masyarakat Indian dari suku Creek hanya sekitar 75.000 orang dan Indian Cherokee sekitar 250.000 orang. "Namun, dari sekian jumlah orang Indian di Amerika Serikat, hanya segelintir yang mau peduli dan terlibat dalam pelestarian budaya Indian," katanya seusai pertunjukan.
Dampak dari minimnya masyarakat yang mau dan mampu terlibat melestarikan budaya Indian tersebut, bahasa Indian sekarang hampir punah. Jumlah penutur bahasa Indian sangat sedikit, tergencet pemakaian bahasa nasional.
Bobby yang juga sempat menyaksikan pertunjukan kesenian khas Lampung, seperti gitar klasik, tari taping, tari malinting, dan musik butabuh, sangat terkesan. Ia mengatakan, secara khusus Lampung dan secara umum Indonesia, daerah ini sangat kaya warna akan budaya dan tradisi.
Semua keahlian menari dan bermain musik tradisi merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan. Sebagai pelaku seni, Bobby tidak melihat dukungan pemerintah sebagai hal utama untuk bisa melestarikan dan menjaga supaya budaya dan tradisi lokal bisa utuh.
Setiap suku bangsa harus bisa menjaga dan melestarikan sendiri budaya dan tradisi yang dimilikinya. Kemampuan menjaga tersebut akan menjaga dan memberikan identitas khas suku bangsa tersebut.
Pemerintah akan terlibat untuk kepentingan yang lebih besar, misalnya untuk pengembangan pariwisata.
Menurut Bobby, kemampuan menjaga itu akan membuat masyarakat menghindari konflik antarsuku.
"Masyarakat lebih mudah menerima suatu suku bangsa atau tradisi karena suku tersebut menjaga secara ketat budaya dan tradisi. Pendatang akan menghormati," kata Bobby menutup pembicaraan.
Sumber: Kompas, Jumat, 27 Juli 2007
No comments:
Post a Comment