BANDAR LAMPUNG (Lampost/Ant): Festival Radin Jambat yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Way Kanan harus terus dikembangkan agar dapat menjadi penarik wisatawan mengunjungi Lampung, kata Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Thamrin Bachri.
"Festival Radin Jambat yang diselenggarakan untuk kali keempat ini telah memberikan nuansa bagus bagi perkembangan, kekayaan, dan khasanah budaya nusantara," kata Thamrin Bachri di Way Kanan, Rabu.
Menurut dia, sebagai kekayaan budaya daerah, festival semacam itu perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Sekretaris Komite Pariwisata Lampung Anshori Djausal mengatakan, festival tersebut memberikan harapan bagi perkembangan kebudayaan dan pariwisata di daerah.
"Saya akan mengusulkan agar cerita rakyat yang dikemas dalam tarian tersebut ditampilkan pada peringatan satu tahun peresmian Menara Siger," kata dia, yang juga arsitek menara tersebut.
Pada festival itu dipentaskan lakon berjudul "Radin Jambat Halang Merindu", bagian dari cerita rakyat tentang Radin Jambat yang menjadi legenda di Kabupaten Way Kanan dan dikenal hampir di seluruh Lampung.
Dalam cerita tersebut, Radin Jambat berniat meminang Putri Betik Hati dan bersama pengawalnya dia mengunjungi kediaman putri tersebut.
Dalam perjalanan, dia bertemu dengan Sindang Belawan Bumi, yang juga menaruh hati kepada perempuan yang sama.
Terjadi perselisihan di antara keduanya, sehingga untuk menentukan siapa yang berhak meminang putri tersebut, diadakanlah adu ayam jago.
Ketika ayam milik Radin Jambat menang, Sindang Belawan Bumi murka dan terjadilah pertempuran.
Radin Jambat pun keluar sebagai pemenang, sehingga ia berhak menyunting dan membawa Putri Betik Hati ke kerajaannya.
Pengamat kebudayaan Gino Vanollie mengatakan, "Radin Jambat Halang Merindu" merupakan pecahan dari cerita Radin Jambat, yang dongengnya bercerita tentang kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, hingga Radin Jambat mencapai puncaknya sebagai sosok yang taat agama. n ENO/N-1
Sumber: Lampung Post, Kamis, 23 April 2008
No comments:
Post a Comment