April 27, 2009

Teater: 'Sehelai Emak', Isu Gender dari Pinggiran Sungai Musi

BANDAR LAMPUNG--Azan subuh menggema di pinggiran Sungai Musi, Palembang. Dinginnya udara pagi tidak menyurutkan langkah Emak untuk menunaikan salat subuh, dilanjutkan dengan aktivitas sebagai ibu rumah tangga.

Emak tinggal bersama suami dan seorang putranya, Ujang. Suami Emak berprofesi sebagai tukang becak. Bapak dan Ujang adalah laki-laki pemalas. Hal tersebut menyebabkan Emak sering marah dan mengomel sendiri.

Pagi itu, Emak sudah memulai aktivitas rutinnya, memasak untuk Bapak dan Ujang. Emak memukul Suami dan putranya yang belum juga bangun. Emak bekerja lebih keras sebagai tukang cuci, untuk menambah penghasilan keluarga. Kondisi Emak, yang terkena penyakit TBC itu, tidak mereduksi perannya sebagai ibu rumah tangga.

Potret kondisi keluarga miskin di pinggiran Sungai Musi tersebut coba ditampilkan oleh Teater Baru Universitas PGRI Palembang dalam lakon Sehelai Emak. Lakon Sehelai Emak tampil di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Sabtu (25-4).

Adegan dimulai dengan aktivitas keluarga Emak di sebuah gubuknya. Kemiskinan Emak dan keluarganya terus digambarkan tiap adegan. Emak bahkan tidak mampu membayar cicilan kredit barang Rp20 ribu. Konflik baru muncul saat Ujang meminta uang pada Emak untuk menonton film di bioskop. Emak tidak bisa memenuhi permintaan Ujang.

Akhirnya Ujang nekat mengambil uang Emak. Emak mencegah Ujang. Namun, putra satu-satunya itu, malah mendorong Emak ke lantai. Emak hanya bisa menangis dan akhirnya pingsan.

Lakon ditutup dengan adegan satire. Ujang dan Bapak tertawa-tawa girang di luar rumah. Mereka tidak tahu kondisi Emak, sendiri dan sakit di dalam gubuknya.

Lakon Sehelai Emak kental dengan budaya Sumatera Selatan. Lakon berdurasi 60 menit itu mengalir dengan bahasa dan logat khas Palembang.

"Sehelai Emak adalah karya perdana penulis naskah Florencia Marcelina dan sutradara Ayu Irma. Peran Emak dimainkan Cuci Mulyasari, A. Heryanto sebagi Bapak, dan Sumardoni sebagai Ujang, serta dibantu Abdullah Sani (lighting), Novisahu Aini (vokalis), dan Yasir Amri.

Florencia mengatakan Sehelai Emak merupakan gambaran nyata keluarga yang tinggal di pinggiran Sungai Musi. Para ibu rumah tangga di lokasi itu harus bekerja keras menghidupi keluarganya dan mengurus suami dan putranya yang malas. n MG2/K-2

Sumber: Lampung Post, Senin, 27 April 2009

No comments:

Post a Comment