Bandar Lampung, Kompas - Sebanyak 38 lukisan karya 18 pelukis Lampung berusia 50 tahun ke atas akan ditampilkan pada pameran lukisan bertajuk ”Spirit in The Day”. Pameran tersebut sekaligus menandai eksistensi dan konsistensi pelukis di jagat seni rupa.
Kepala Taman Budaya Lampung Helmy Azharie, Rabu (5/8), mengatakan, pameran tersebut diselenggarakan di ruang pamer Taman Budaya Lampung, Kamis (6/8) hingga Rabu (12/8), sebagai hasil kerja bersama Dewan Kesenian Lampung (DKL) dan Mediart. ”Penyelenggaraan pameran merupakan kehormatan bagi Taman Budaya Provinsi Lampung karena dapat berperan serta menghadirkan pameran lukisan yang pesertanya adalah pelukis berusia 50 tahun ke atas,” ujar Helmy.
Pelukis yang berusia 50 tahun ke atas, antara lain, Ari Susiwa Manangisi, Andrian Sangadji, Atuk, Bambang, Abidin, Bambang SBY, Thamrin Effendi, Djunaidie KA, Bachtiar Basri, Salvator Yen Djoenaidi, Kuatno, Wiradi, Sutanto, Surahman, Pulung Swandaru, Helmy Azharie, Subardjo, dan Wisnu Brata.
Helmy mengatakan, pameran lukisan tersebut akan memompa kreativitas para pelukis muda Lampung lainnya untuk terus menekuni dunia seni rupa, sedangkan bagi peserta pameran, pameran tersebut sekaligus menjadi bukti eksistensi dan konsistensi mereka dalam menggeluti jagat seni rupa.
Selain itu, Helmy berharap pameran lukisan tersebut bisa menjadi ajang silaturahim dan media transaksi estetika, wacana seni rupa, sekaligus ekonomi.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung Erwin Nizar mengatakan, kegiatan pameran tersebut merupakan aset bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Lampung.
”Agenda pameran ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan berkaitan dengan agenda Visit Lampung Year dan rangkaian Festival Krakatau,” ujar Erwin Nizar.
Erwin Nizar mengatakan, seni budaya dalam hal ini seni rupa dan pariwisata mempunyai kaitan simbiosis mutualisme. Pariwisata tanpa dukungan dunia seni budaya akan berjalan timpang dan sebaliknya. Oleh karena itu, keduanya harus berjalan bersama.
Kurator pameran, Joko Irianta, mengatakan, karya yang dipamerkan merupakan karya dua dimensi atau karya lukis, sedangkan untuk media, bahan, dan teknik lukisan yang digunakan bebas.
Kegiatan tersebut akan menjadi ajang silaturahim bagi para pelukis sepuh, sekaligus juga memberi kesempatan kepada para perupa sepuh yang terus konsisten menggeluti jagat seni rupa. ”Akan tetapi, kegiatan tersebut tetap tak menaifkan kualitas dari karya seni dengan adanya seleksi dalam bingkai kuratorial yang kompetitif,” ujar Joko. (hln)
Sumber: Kompas, Kamis, 6 Agustus 2009
No comments:
Post a Comment