August 9, 2009

Penyair Lampung Berduka atas Meninggalnya Rendra

Laporan wartawan KOMPAS Helena Fransisca

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Kalangan penyair dan pelaku teater di Lampung menyampaikan rasa duka dan kehilangan yang dalam atas meninggalnya penyair dan dramawan WS Rendra, Kamis (6/8) pukul 22.10. Bagi mereka, Rendra yang berjuluk "Si Burung Merak" itu bukan hanya guru, melainkan juga sosok yang menginspirasi mereka untuk terus berkarya.

Penyair Lampung, Oyos Saroso HN, Jumat (7/8), mengatakan, ia memang bukan murid langsung Rendra, melainkan cucu murid. Bagi Oyos, Rendra adalah penyair multi-dimensi yang tak tertandingi. "Ia adalah inspirator saya," ujar Oyos.

Bagi Oyos, Rendra adalah inspirasinya untuk memilih jurusan di bangku kuliah, yaitu di jurusan bahasa Universitas Negeri Jakarta, serta memilih jalan hidup sebagai penyair dan penulis.

Sementara itu, bagi penyair Isbedy Stiawan ZS, sosok Rendra adalah sosok penyair serba bisa yang sangat bersahaja. "Masih kuat di ingatan saya, Rendra itu adalah sosok yang bersahaja, yang tidak berjarak dengan yunior. Itu sangat terlihat saat kami berdiskusi," ujar Isbedy.

Isbedy mengatakan, Rendra pula yang memopulerkan pembacaan puisi atau poetry reading dan puisi-puisi balada.

Di Lampung, Rendra tidak saja menginspirasi penyair. Namun, Rendra juga menginspirasi pelaku teater di Lampung.

Pemimpin Umum Teater Satu Lampung Iswadi Pratama yang pernah belajar teater pada Ganti Winarno yang adalah murid langsung Rendra, misalnya. Ia mengaku terinspirasi karya Rendra berjudul "Rampok".

Karya tersebut menginspirasi Iswadi, supaya karya berkualitas, pembuat karya harus memiliki pemahaman yang jernih mengenai sejarah ataupun perkembangan sosial masyarakat. Rendra pula yang menginspirasi dan menguatkan semangat Iswadi mengembangkan teater di Lampung.

"Saat Teater Satu mau pentas dan kami sama sekali minim dana, kami tetap optimistis. Kami ingat sebaris puisi Rendra yang mengatakan, keangkuhanku bangkit melawan kemiskinan," ujar Iswady.

Belajar dari sikap optimistis Rendra, Teater Satu kini merupakan kelompok teater yang dinilai bagus dan mengharumkan Lampung di kancah perteateran nasional.

Iswadi bersama teman-teman teater berencana menyuguhkan pertunjukan monolog untuk menghormati dan mengapresiasi Rendra. Satu karya cerpen Rendra berjudul "Kenang-kenangan Perempuan Pemalu" saat ini sudah diubah menjadi naskah monolog.

"Teater Satu Lampung berencana akan menampilkan karya tersebut pada Festival Monolog Dewan Kesenian Lampung pada 18 Agustus 2009. Rendra bukan hanya sumber inspirasi, ia juga adalah sumber energi bagi kesadaran masyarakat berkesenian," ujar Iswadi.

Oase kompas.com
, Jumat, 7 Agustus 2009

No comments:

Post a Comment