January 19, 2011

Dewan Kesenian Lampung Masih Butuhkan Atu Ayi

Bandarlampung, 19/1 (ANTARA) - Dewan Kesenian Lampung (DKL) masih membutuhkan Sjafariah Widianti (Atu Ayi) untuk memimpin organisasi tersebut kurun waktu empat tahun ke depan, karena pada periode empat tahun sebelumnya dinilai berhasil.

"Dengan dipimpinnya DKL oleh Atu Ayi, sapaan akrab beliau, beberapa program berjalan dan bisa menjembatani keinginan seniman dan penggiat seni lainnya," kata Ketua Badan Pembina DKL, Berti Moghni pada rapat pleno akhir kepengurusan DKL periode 2007-2010, di sekretariat DKL Kompleks PKOR Wayhalim, Bandarlampung, Rabu.

Sementara itu, rencananya akan dilakukan Musyawarah Daerah (Musda) DKL pada 16 Februari 2011 untuk memilih dan menetapkan pengurus DKL periode 2011-2014.

Pada rapat pleno terakhir itu juga dihadiri antara lain Badan Pembina A.M. Zulqornain Ch., Ketua Harian DKL Syaiful Irba Tanpaka, Sekretaris Umum Hary Jayaningrat, Ketua Bindang Isbedy Stiawan ZS, Hermansyah GA, Dana E Rachmat, dan seluruh komite.

Berti Moghni mengakui selama ini yang telah dilaksanakan DKL sudah berjalan baik. Hanya, ia tetap berpesan, ke depan seluruh pengurus DKL harus semakin kokoh dan menjalin kekompakan.

"Selain itu, DKL diharapkan dapat menjalin kerja sama dengan instansi dan lembaga lain. Dengan demikian, pekerjaan akan semakin ringan jika dipikul bersama-sama," ujarnya.

Meski begitu, sesepuh penari/koreaografer Lampung itu tetap mengkritik kinerja pengurus DKL.

Dia menyebut, program DKL sudah bagus namun kurang terdengar gaungnya di masyarakat. Hal itu disebabkan publikasi kegiatan yang kurang.

"Kita harus merangkul media sehingga kegiatan kesenian dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.," ujarnya.

Sementara AM Zulqornain, salah satu anggota Badan Pembina DKL, juga mendukung Berti Moghni untuk meminta kesediaan Atu Ayi kembali menjadi ketua umum.

"Figur Atu Ayi masih kita perlukan sekali," kata Zul menegaskan.

Sejumlah pengurus DKL juga mengharapkan Atu Ayi masih berkenan memimpin DKL pada empat tahun ke depan. Alasannya, pada periode sebelumnya DKL sudah banyak berbuat bagi kegiatan kesenian dan kemajuan seniman di Provinsi Lampung.

"Saya kira Atu Ayi paling tepat sebagai figur di pucuk DKL. Dan ini periode terakhir, kalau kepemimpinan hanya dua periodesasi," jelas Isbedy, ketua bidang I (sastra dan teater).

Syaiful Irba Tanpaka, Ketua Harian dua periode DKL itu, jauh-jauh hari sudah mengharap kesedian Atu Ayi. Alasannya daerah itu belum memiliki figur yang bisa 'menjembatani' antara seniman dengan pemerintah daerah.

"Dia sangat mengayomi," ujar Syaiful lagi.

Sumnber: Antara, Rabu, 19 Januari 2010

No comments:

Post a Comment