March 31, 2011

Sastra: Siswa Lambar Antusias Ikuti Bedah Novel ‘PPH’

LIWA (Lampost): Siswa setingkat SMA di Lampung Barat, Rabu (30-3), antusias mengikuti bedah novel Perempuan Penunggang Harimau (PPH) yang dibuka Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Ronggur di SMAN 1 Liwa.


BEDAH BUKU. Redaktur Budaya Lampung Post Zulkarnain Zubairi (tengah) menyampaikan apresiasi dalam bedah novel Perempuan Penunggang Harimau di SMAN 1 Liwa, Rabu (30-3). Siswa sngat antusias mengikuti acara yang dihadiri langsung oleh pengarangnya M. Harya Ramdhoni (kiri) dan dimoderatori Duta Suhandari dari Radio Mahameru ini. (LAMPUNG POST/ELIYAH)

Kepala SMAN 1 Liwa yang juga penyelenggara, Bakat Sampurno, berharap melalui bedah buku tersebut siswa asal Lampung Barat dapat menciptakan karya seni, salah satunya seni sastra.

Hal sama dikatakan Ronggur. Bedah novel PPH dapat memacu prestasi siswa, khususnya di bidang seni selain prestasi sains dan olahraga.

Ia mengatakan tahun ini SMAN 1 Liwa berubah status menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Untuk itu, dalam setiap event, SMAN 1 Liwa dapat tampil dengan baik di seluruh bidang termasuk bidang seni.

Sementara itu, pengarang novel PPH, M. Rahya Ramdhoni, mengatakan buku PPH yang dikarangannya dimaksudkan untuk menyelamatkan sejarah masa lalu Lampung, yang konon masyarakat Lampung berasal dari Kerajaan Skala Brak.

Penulisan buku ini, kata dia, juga dilatarbelakangi keinginannya untuk memberikan wawasan dan pemberitahuan tentang sejarah bagi masyarakat bahwa Kerajaan Skala Brak merupakan salah satu kerajaan Islam yang tertua di bumi nusantara ini.

Pembicara lain, Redaktur Budaya Lamppung Post Zulkarnain Zubairi atau yang akrab disapa Udo Zul mengatakan jika hendak ingin menjadi pengarang atau penulis sastra banyak-banyaklah membaca, bergaul, dan menulis.

Dengan banyak-banyak membaca, kita akan mendapat banyak informasi serta memiliki inspirasi untuk membuat satu tulisan. Untuk memperkaya data dalam tulisan, perlu untuk bergaul.

"Mudah-mudahan melalui bedah buku ini sastrawan asal Lampung Barat terus bertambah guna memperkaya dan menambah karya sastra yang sudah ada," kata dia.

Dari sisi pertanggungjawaban akademis -- meski tidak terlalu penting karena karya fiksi -- novel PPH ini, kata dia, sudah tidak diragukan lagi karena pengarangnya adalah kandidat doktor Ilmu Politik dari Universiti Kebangsaan Malaysia.

Pada bagian lain, Udo mengatakan pesan dalam karya sastra cenderung lebih tersirat. Ini disebabkan alur di dalamnya hanya merupakan cerita tentang sesuatu atau peristiwa menurut inspirasi pengarangnya. "Dalam sastra, bukan apa yang disampaikan, melainkan bagaimana menyampaikan." (ELI/D-1)

Sumber: Lampung Post, Kamis, 31 Maret 2011

No comments:

Post a Comment