September 21, 2008

Fokus: Fenomena Kerajaan Tulangbawang dan Obsesi Mance

KERAJAAN Tulangbawang belum diketemukan situsnya, baik berupa peninggalan berupa candi, ataupun peninggalan lainnya, khususnya di Tulangbawang. Padahal, para peneliti dari Ikatan Arkheologi Indonesia terus melakukan kajian berdasarkan benda-benda peninggalan bersejarah. Namun, para arkeolog mengaku kerajaan Tulangbawang memang ada.

Dalam penelusuran Lampung Post, melalui situs wikipedia.com dijelaskan bahwa Kerajaan Tulangbawang adalah salah suatu kerajaan di Lampung. Kerajaan ini berlokasi di sekitar Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Tidak banyak catatan sejarah yang memberikan keterangan mengenai kerajaan ini.

Dari catatan musafir Tiongkok yang pernah mengunjungi Indonesia pada abad VII, yaitu I Tsing yang merupakan seorang peziarah Buddha pernah singgah di To-Lang P'o-Hwang (Tulangbawang), suatu kerajaan di pedalaman (Sumatera). Namun, Tulangbawang lebih merupakan satu kesatuan adat Tulangbawang yang pernah mengalami kejayaan pada abad VII M.

Sampai kini, belum ada yang bisa memastikan pusat Kerajaan Tulangbawang. Namun, ahli sejarah Dr. J. W. Naarding memperkirakan pusat kerajaan ini terletak di hulu Way Tulangbawang (antara Menggala dan Pagardewa), kurang lebih dalam radius 20 km dari pusat Kota Menggala.

Seiring dengan makin berkembangnya kerajaan Che-Li-P'o Chie (Sriwijaya), nama Kerajaan Tulangbawang semakin memudar. Tidak ada catatan sejarah mengenai kerajaan ini, yang ada cerita turun temurun yang diketahui oleh penyimbang adat. Namun, karena Tulangbawang menganut adat Pepadun, yang memungkinkan setiap khalayak untuk berkuasa dalam komunitas ini, maka pemimpin adat yang berkuasa selalu berganti-ganti trah. Hingga kini, belum diketemukan benda-benda arkeologi yang mengisahkan tentang alur dari kerajaan ini.

Kemudian, dari buku Ikatan Arkheologi Indonesia 2002, dijelaskan bahwa Tulangbawang merupakan salah satu lokasi yang banyak disebut dalam sumber sejarah, khususnya berita asing. Di dalam kitab sejarah Dinasti Liang, terdapat keterangan bahwa antara tahun 430--475 datang di China beberapa kali utusan dari To-lang Po-hwang. Menurut G. Ferrand lafal To-lang Po-hwang dalam dialek China dapat disamakan dengan Tulangbawang. R.M. Ng. Poerbatjaraka juga berpendapat bahwa To-lang Po-hwang yang disebut dalam Dinasti Liang, merupakan sebuah kerajaan di daerah aliran Sungai Tulangbawang, Lampung.

Kerajaan ini pada suatu saat di taklukan oleh kerajaan lain. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa berita China hanya sekali saja menyebut kerajaan ini. Kemudian, Tome Pires pengembara dari Portugis, dalam perjalanannya mencari rempah-rempah di kepulauan Nusantara pada tahun 1512--1515, juga menyebut-nyebut Tulangbawang. Berkaitan dengan inilah maka sejak beberapa tahun Ikatan Arkheologi Indonesia, terus melakukan penelitian berkenaan dengan Kerajaan Tulangbawang.

Kajian sejarah belum juga menemukan konstruksi kerajaan Tulangbawang. Namun, seolah tidak sabar, Bupati Tulangbawang Abdurrahman Sarbini bertekat membuat miniatur kerajaan yang masih dalam khayalan banyak sejarawan ini.

Mance, sapaan akrab Abdurrahman Sarbini, memang dikenal sebagai Bupati dengan segudang ide "gila". Namun dengan ide-idenya, dalam enam tahun kepemimpinannya, Tulangbawang melesat mengejar ketertinggalan. Pro-kontra, bagi Mance adalah dinamika yang harus terus dijaga agar tetap bergairah.

Pembangunan infrastruktur dari mulai jalan, rumah sakit, perkantoran dan Universitas, adalah bukti keberaniannya mengekplor kemampuan demi kemajuan Tulangbawang. Pemindahan Gedung DPRD Tulangbawang pada 2007, juga merupakan keputusan yang sangat mengagetkan semua kalangan pejabat dan DPRD. Namun, dengan yakin dan alasan yang kuat pemindahan gedung wakil rakyat itu yang sebelumnya kontroversial menjadi kenyataan. Bahkan, ia berencana memindahkan Kantor Bupati ke Jalan Lintas Timur.

Kini, ada yang lebih "gila" lagi. Ia berniat membangun Kerajaan Tulangbawang. Tujuannya, untuk memajukan daerahnya. Tahun 2008, tepatnya sekitar Oktober, peletakan batu pertama pembangunan miniatur Kerajaan Tulangbawang bakal dilakukan. Hanya ada satu tujuan, dengan pembangunan tersebut yaitu untuk menunjukkan bahwa benar zaman dahulu kala Kerajaan Tulangbawang memang ada. Dan, gambaran itulah yang akan dibangun dengan melibatkan Dr. Sunarto Dari ISI Yogyakarta sebagai pelaksana. n WIDODO/M-1

Sumber: Lampung Post, Minggu, 21 September 2008

2 comments:

  1. Betul !!! Setting Kerajaan Tulangbawang hingga kini belum dapat diketahui. Jadi untuk membangun miniatur Kerajaan Tulangbawang sangat dipaksakan. Akan lebih bijaksana bila yang dibangun adalah semacam Museum Daerah Tulang Bawang yang berisi berbagai informasi tentang Tulangbawang sejak zaman dahulu hingga sekarang.

    ReplyDelete
  2. akademisi from Tulangbawang Barat :Mr.Sholdan Hady
    saya setuju dengan gagasan mance, tapi hendaknya juga didukung dengan kajian peninggalan sejarah yang dapat ditelusuri dari para penyimbang, tokoh adat mengingat ditulang bawang juga banyak kampung-kampung tua yang menyimpan benda-benda pusaka yang mempunyai nilai history

    ReplyDelete