Pemprov juga akan Bantu Penerbitan Buku Berbahasa Lampung
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Gubernur Lampung berjanji akan mendukung kesenian dan kebudayaan Lampung. Dukungan tersebut dilakukan dengan membantu penerbitan buku-buku berbahasa Lampung dan promosi budaya ke luar negeri dengan membantu pementasan budaya Lampung di luar negeri.
Buku Mak Dawah Mak Dibingi (BE Press, 2007) karya Udo Z. Karzi yang meraih Hadiah Rancage 2008. Perlu kerjasama semua pihak untuk kontinuitas penerbitan buku sastra Lampung untuk mendukung pengembangan kebudayaan Lampung. (BORNEO NEWS/WAETI)
"Pemeritah Provinsi Lampung akan mendukung penerbitan buku dan pementasan budaya Lampung selama itu dilakukan untuk tujuan membangun Lampung," kata Gubernur Lampung Sjachroedin Z. P. di acara Halal bi Halal di Graha Bayangkara, Bandung, Kamis (8-10) malam .
Sjachroedin juga mengimbau kepada para tokoh Lampung untuk tidak sekadar banyak bicara tapi juga harus banyak berbuat. Lampung masih miskin karena tokoh-tokohnya hanya banyak bicara tapi tidak ada yang bisa dibuktikan.
Gubernur juga mengimbau agar piil orang Lampung atau harga diri sebaiknya dibuang jauh jika tidak bisa berbuat untuk Lampung. Tokoh Lampung harus malu jika tidak bisa berbuat apa-apa.
Gubernur mengaku akan mendukung penerbitan buku-buku berbahasa Lampung. Mengenai dana untuk penerbitan buku tidak harus berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lampung. "Dana bisa berasal dari sponsor."
Sjachroedin mengungkapkan, Pemprov Lampung sudah mengirimkan duta Lampung untuk melakukan pementasan budaya di Malaysia. Dukungan juga dilakukan dengan membantu pembelian alat-alat kesenian mahasiswa Lampung di Jogjakarta.
Buku Bahasa Lampung
Pemerhati budaya Lampung Irfan Anshory mengatakan sudah berkomunikasi dengan Gubernur Lampung dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung tentang dukungan terhadap penerbitan buku-buku berbahasa Lampung.
Kedua pejabat tersebut sudah menyetujui akan membantu penerbitan buku berbahasa Lampung. Penerbitan buku tersebut diharapkan dapat membantu dalam mempromosikan dan mengembangkan budaya Lampung.
Irfan menyesalkan tidak ada satu pun sastrawan Lampung yang berhasil meraih penghargaan Rancage 2009. Padahal penghargaan sejanis pernah di dapat sastrawan Lampung, Udo Z. Karzi, pada tahun 2008. Lepasnya Rancage dari Lampung disebabkan tidak ada buku berbahasa Lampung yang terbit tahun 2008. "Malu kalau Lampung tidak masuk dalam seleksi Rancage 2010," katanya.
Saat ini, kata Irfan, sudah ada dua buku yang siap diterbitkan. Namun, penerbitan buku terkendala oleh dana. Diharapkan kedua buku ini bisa segera terbit dan dpat diikut sertakan dalam penghargaan Rancage. "Panitia Rancage sudah menghubungi saya. Mereka menayakan mengapa tidak ada buku berbahasa Lampunng yamg diikutsertakan," katanya.
Menurut dia, hanya Lampung yang belum mengirimkan buku-buku berbahasa Lampung untuk diikutsertakan dalam penghargaan rancage. Beberapa daerah sudah mengirimkan perwakilan untuk mengikuti seleksi penghargaan Rancage. "Pemenang Rancage 2010 akan diumumkan pada awal tahun," katanya. n MG2/K-1
Sumber: Lampung Post, Sabtu, 10 Oktober 2009
No comments:
Post a Comment