April 5, 2010

Teater: KSS Pentaskan 'Ratna Manggali'

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Kelompok Studi Seni (KSS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) mementaskan dua pertunjukan monolog Ratna Manggali yang dimainkan KSS di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unila, Sabtu (3-4) malam.

Lakon Ratna Manggali karya Arief ini berkisah tentang gugatan janda dari Calon Arang, seorang raja dalam mitologi Bali dan Jawa kuno, yang merasa kesepian setelah kematian sang suami. Lakon itu dimainkan dengan apik oleh Karlina, mahasiswi FKIP program studi (prodi) Bahasa Inggris.

Ratna Manggali menggugat tentang perlakuan kaum patriark yang selalu menekan perempuan dengan segala keadidayaan takdir untuk mengatur perempuan. Namun, ia pun tak memungkiri kenyataan akan kebutuhan kehidupan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Lakon ini berusaha memberi makna bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah kehidupan yang berdasarkan relasi, bukan hierarki, bukan hubungan yang timpang antara superior dengan inferior.

Ada dua lakon monolog yang dipentaskan oleh KSS pada malam pementasan yang bertajuk Pentas Monolog Jilid 2 tersebut. Pementasan kedua dengan lakon berjudul Cincin Bernama yang diadopsi dari cerpen karya Rini T.S.

Cincin Bernama ini berkisah tentang seorang editor majalah yang jatuh cinta kepada seorang penulis. Berawal dari kekaguman akan tulisan-tulisan "Sang Abang" alias si penulis, perasaan sang editor tersebut kemudian berkembang menjadi rasa cinta ketika akhirnya mereka bertemu pada sebuah pertemuan antarpenulis. Kisah lalu berlanjut dengan saling bertukar cincin yang berukirkan nama masing-masing.

Berbeda

Nuansa lakon tersebut agak berbeda dengan cerpen aslinya. Nuansa dan situasi yang miris serta akhir cerita yang sedih dirombak menjadi kisah yang lucu. Permainan Eni Samiasih, mahasiswi FKIP prodi Sejarah, pun kerap mengundang gelak penonton yang memenuhi lantai PKM tersebut.

Sebagai sebuah pementasan monolog, sebenarnya pertunjukan tersebut belum bisa dikatakan maksimal. Kedua aktris masih sering terjebak dengan persepsi dan emosi yang belum terkendali. Namun, jika melihat bahwa itulah pementasan perdana dari kedua aktris, hal itu bisa dimaklumi.

"Sebagai pemula, khususnya kepada Karlina, potensi dan naluri permainannya dapat dikatakan lumayan bagus. Apa yang disuguhkan sudah lebih dari cukup," kata Iswadi Pratama, tokoh seni dan pendiri Teater Satu, yang hadir pada malam tersebut.

"Secara keseluruhan, pementasan sudah termasuk bagus untuk pemula. Permainan kedua aktris bersih dan rapi," ujar Ari Pahala Hutabarat dari Teater Komunitas Berkat Yakin (Kober). (MG13/S-1).

Sumber: Lampung Post, Senin, 5 April 2010

No comments:

Post a Comment