December 8, 2011

‘Gamolan’, Musik Lampung di Relief Borobudur

BANDAR LAMPUNG—Hari ini (8-12) gamolan Lampung bakal tercatat di Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) dalam kategori pertunjukan alat musik tradisional terlama. Sejak Rabu (7-12) pukul 10.00 hingga Kamis (8-12) pukul 11.00, sebanyak 25 grup menabuh gamolan tanpa henti selama 25 jam.

PECAHKAN REKOR. Sejumlah mahasiswa Unila bermain gamolan dalam Museum Rekor Dunia Indonesia di lapangan Korpri, Pemprov Lampung Bandar Lampung, Rabu (7-12). (LAMPUNG POST/MG3)

Pemecahan rekor Muri ini diharapkan bisa memperkenalkan gamolan kepada masyarakat dan pencinta musik tradisional untuk dilestarikan sebagai salah satu alat musik tertua Indonesia. "Saya senang ada yang mengangkat kembali gamolan Lampung karena ini adalah alat musik tertua Lampung. Saya pernah menelitinya pada 1980," kata Margareth J. Kartomi, penulis sekaligus peneliti gamolan Lampung, di lapangan Korpri, Pemprov Lampung, Rabu (7-12).

Profesor asal Universitas Monash, Australia, itu menjelaskan dia berkenalan dengan gamolan di Krui, Lampung Barat, tahun 1980. Gamolan yang ditemukan terbuat dari bambu, kayu, dan dimainkan dua orang. "Saya waktu itu dari Bengkulu bersama suami. Saya pikir itu sama dengan gamelan dari Jawa. Ternyata bukan, itu gamolan. Suaranya berbeda, lebih indah. Gamelan juga merupakan seperangkat alat musik, sedangkan gamolan hanya sebuah alat musik," kata wanita kelahiran 24 November 1960 itu.

Dia memprediksi gamolan ada sejak abad ke-3 Masehi karena tergambar di relief Candi Borobudur. Gamolan terdiri dari bambu dan kayu yang disebut kendang dan tawak-tawak. Alat musik ini, menurut dia, berasal dari perpaduan seni India dan China yang terbawa ke Lampung melalui Way Kanan. "Tapi dulu nadanya lengkap dari do re mi fa sol la si do. Tapi sekarang fa-nya hilang. Ini menarik untuk diteliti lagi," kata dia.

Di sisi lain, dosen Program Studi Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung Hasyimkan mengatakan gamolan merupakan bagian kebudayaan Nusantara. Gamolan berasal dari kata begamol yang dalam bahasa Lampung sama dengan begumul atau berkumpul dalam bahasa Melayu.

Instrumentalia ini terdiri dari delapan lempengan bambu diikat bersambungan dengan tali rotan yang disusupkan melalui sebuah lubang yang ada di setiap lempengan dan simpul di bagian teratas lempengan. Gamolan dan gamelan memiliki nama yang nyaris sama tetapi berbeda.

"Tangga nada gamolan Lampung berdasar arkeologi atau instrumen, yakni do re mi so la si do. Sedangkan gamelan Jawa slendro instrumennya do re mi so la si," kata dia. (LIN/U-1)

Sumber: Lampung Post, Kamis, 8 Desember 2011

1 comment: