TELUK Lampung menjadi salah satu lokasi favorit bagi para pemancing. Para pemancing yang menyalurkan hobinya di Teluk Lampung juga tidak sedikit. Banyaknya pemancing ini menjadi sumber penghasilan bagi para nelayan pemilik kapal. Terutama nelayan di pesisir Bandar Lampung yang hampir tiap minggu kebanjiran tawaran dari para pemancing untuk menyewa kapal.
Masdulhaq adalah salah satu pemancing yang selalu menyewa kapal nelayan di sekitar Telukbetung. Kapal inilah yang membawanya ke perairan Teluk Lampung yang berjarak hingga 4 mil dari pantai. “Kalau mau dapat kapal, kita harus pesan satu bulan sebelumnya. Kepala nelayan selalu disewa untuk memancing. Kalau tidak dipesan satu bulan sebelumnya, jangan harap bisa memancing ke tangah laut,” kata dia.
Menurut Khairul, pemancing yang tinggal di Kemiling, tempat sewa kapal untuk keperluan memancing banyak dijumpai di Telukbetung Selatan. Tapi, jangan harap bisa langsung mendapatkan kapal bila tidak memesan dari pekan sebelumnya. “Hampir tiap minggu, kapal langganan sewa pemancing. Terutama di akhir pekan. Pada hari kerja pun ada orang yang menyewa untuk memancing,” kata Khairul.
Masdulhaq memang memiliki langganan tempat menyewa kapal, milik nelayan di Kelurahan Ketapang. Kapal bisa disewa sehari atau beberapa hari sesuai kebutuhan. Biaya sewa kapal nelayan tergolong murah. Apalagi bila ditanggung bersama rekan sesama pemancing. “Biasanya satu kapal bisa angkut sampai 10 penumpang. Jadi bisa dibagi 10, lebih murah,” katanya.
Menurutnya, makin banyak orang yang memancing maka akan menambah penghasilan nelayan. Sekali mengantarkan rombongan pemancing, nelayan yang menyewakan kapal bisa mendapat penghasilan Rp1,2 juta. “Belum tentu nelayan bisa mendapatkan uang Rp1,2 juta dalam sehari hanya dengan mengail ikan,” kata Masdulhaq.
Biaya sewa kapal nelayan ini sebesar Rp900 ribu untuk sehari semalam. Kapal berukuran sedang ini bisa menampung 10 orang, tidak termasuk anak buah kapal. Namun, bila menginginkan pelayanan plus, makan dan umpan, harus mengeluarkan biaya tambahan. Nelayan mematok harga Rp1,2 juta sewa kapal plus makan. Untuk sewa kapal kecil yang cukup menampung empat orang, hanya dikenakan sewa Rp250 ribu sampai Rp350 ribu.
Menurut Khairul, pemilik kapal besar memberikan layanan plus-plus kepada para pemancing. Selain memasak makanan, anak buah kapal juga akan menyelam untuk memeriksa titik yang akan dipancing. Hal ini untuk memastikan apakah ada tidak ada di spot yang akan dijadikan lokasi memancing.
Toto Subiantoro menyewa kapal cepat dan besar untuk menuju lokasi ikan. Kapal yang mampu bergerak 10 knot per jam ini memang jauh lebih mahal. Fasilitas lengkap dan canggih membuat biaya sewa juga besar.
Menurutnya, banyak kapal-kapal besar yang bisa disewa untuk memancing di laut lepas hingga 12 mil dari pantai. Harga sewa antara Rp13 juta dan Rp15 juta untuk tiga hari.
Kapal yang dipakai dilengkapi fish finder, marine radio, dan flare. Fasilitas lainnya ada kamar tidur dan kamar mandi.
Dengan kapal dan peralatan yang lebih canggih, lokasi yang banyak ikan mudah ditemukan. Berbeda dengan kapal tradisional yang hanya mengandalkan indera.
Ada Pemerintah di Laut?
Jumlah ikan di Teluk Lampung makin berkurang. Faktor pemakaian bom ikan dan pukat menjadi penyebab rusaknya dasar laut dan membuat populasi ikan berkurang. Nelayan makin sulit mendapat ikan hingga 4 mil dari pantai, yang menjadi daerah tangkapan nelayan kecil.
Masdulhaq mengatakan pemerintah kabupaten dan kota yang memiliki wilayah luat harus berbuat sesuatu guna mengembalikan populasi ikan di Teluk Lampung. Yang perlu dilakukan adalah dengan membangun rumpon-rumpon di laut sebagai tempat berkumpul ikan. Rumpon ini akan berkembang menjadi tempat ikan berkembang biak karena banyak makanan.
Menurutnya, tidak sulit dan mahal membangun rumpon di laut. Cukup dengan membuat tempat dari semen dan ditambah pelepah kelapa. Semen dan pelepah ini, lama-kelamaan akan menjadi tempat makan ikan dan ikan pun mulai datang. Ikan kecil dan ikan besar akan berkumpul jika ada makanan. “Kalau dibuat banyak rumpon, ikan pun makin banyak. Tidak perlu waktu lama, 1 tahun setelah rumpon dibangun, ikan akan banyak berkumpul,” kata dia.
Makin banyak ikan di Teluk Lampung, kata dia, makin banyak pemancing dari luar daerah dan luar negeri yang datang. Hal ini akan menunjang pariwisata Lampung sekaligus menjadi sumber penghasilan baru bagi n
Sumber: Lampung Post, Minggu, 08 Juli 2012
No comments:
Post a Comment