April 7, 2013

[Fokus] Bandar Lampung Darurat Taman Kota

Warga Bandar Lampung butuh ruang publik. Namun, pemerintah tak peduli. Maka, taman-taman darurat bermunculan.

Lapangan Kalpataru, Kemiling, Bandar Lampung, mulai ramai ketika menjelang sore hingga malam hari. Berbagai aktifitas menyatu dalam lapangan bola yang sudah disulap menjadi taman yang dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk dan jogging trcak ini. Ada yang hanya duduk-duduk santai sambil mengobrol, banyak juga yang jogging sambil mendengarkan lagu melalui head set handphone.


Beberapa orang tua mengajak anaknya bermain di lapangan. Para remaja duduk-duduk di atas motor yang diparkir dekat lapangan. Semua bagitu larut menikmati ruang terbuka, sekenanya.

Novian dan Eva menemani anaknya bermain di lapangan itu. Pasangan muda itu kerap datang ke Lapangan Kalpataru karena memang lokasi rumah yang maish berada di Kemiling. Anaknya yang baru berusia dua tahun terlihat menikmati bermain di tempat terbuka. “Anak saya susah makan. Kalau makan maunya sambil jalan-jalan. Jadi selalu diajak ke sini sambil disuapi makan,” kata Eva.

Pemkot Tak Peduli

Sebagai kota besar dengan jumlah penduduk mencapai 1 juta orang, jumlah Taman atau ruang publik yang bisa dimanfaatkan masyarakat masih terbatas. Dalam beberapa tahun terakhir tidak ada taman-taman baru yang dibuat untuk menampung segala macam aktivitas masyarakat.

Lapangan Kalapataru baru dimanfaatkan dalam tiga bulan terakhir. Awalnya hanya lapangan biasa yang kerap dijadikan tempat bermain bola. Dahulu tidak banyak masayarkat yang memanfaatkannya karena becek dan kotor jika hujan. Kini, dengan sedikit polesan saja, lapangan itu sudah mulai digemari dan menjadi tempat nongkrong baru untuk warga Kemiling dan sekitarnya.

Taman yang juga ramai adalah Taman Dipangga; Telukbetung Barat, Lapangan Korpri depan Kantor Gubernur, Lapangan PKOR Way Halim. Ruang terbuka yang mulai diminati masyarakat adalah Taman Masjid Alfurqon dan Bundaran Air Mancur depan Kantor Pemkot Bandar Lampung.

Di Bundaran Itu, makin ramai saat malam. Berbagai jenis kuliner keliling banyak yang menjajakan dagangannya. Bahkan tidak jarang, terjadi kemacetan di bundaran Jalan Diponegoro-Jalan Dr. Susilo, karena banyaknya kendaraan yang diparkir di pinggir jalan.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan  Kota Bandar Lampung, Budiman mengatakan Wali Kota memang sengaja membuat taman di depan Masjid Alfurqon dan tidak jauh dari situ dibuat bundaran air mancur. Kedua lokasi itu disediakan untuk tempat masyarakat berkumpul.   

Untuk menunjang keberadaan bundaran dan Taman Masjid Alfurqon, Pemkot juga membiarkan pedagang untuk berjualan di dua lokasi tersebut. Para pedagang boleh berjualan mulai sore hinga malam saja, dengan syarat tidak mengotori tempat yang sudah disediakan.

Menurut Budiman, tidak ada rencana pemerintah untuk menambah jumlah taman atau ruang terbuka. Program yang dilakukan hanya menjaga taman-taman yang sudah ada. Pemkot akan menambah daerah hijau dengan lebih banyak menanam pohon. Misalnya dengan memanfaatkan lahan pemakaman untuk ditanami pohon. (PADLI RAMDAN/M-1)

Sumber: Lampung Post, Minggu, 7 April 2013

No comments:

Post a Comment