July 4, 2013

Penyair Isbedy Stiawan Latih Sastra Pelajar Riau

BANDARLAMPUNG - Penyair Lampung Isbedy Stiawan ZS memberi pelatihan sastra kepada para pelajar SMA di Pekanbaru, Riau, 4-6 Juli 2013.

Menurut Isbedy, saat dihubungi dari Bandarlampung, Kamis (4/7), selain dirinya, yang menyampaikan materi tentang persiapan menjadi penulis dan menulis puisi itu, dua sastrawan Riau yakni Marhalim Zaini (prosa) dan Fakhrunnas MA Jabbar (esai) juga menjadi narasumber pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau.


Isbedy menyatakan bahwa kehadirannya di Riau atas undangan Agus Sri Danardana, Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, untuk memberi materi persiapan menjadi penulis dan langkah-langkah menulis karya puisi.

"Berdasarkan pengalaman saya menulis puisi selama ini, semoga bisa diikuti para pelajar sekiranya ingin menjadi penyair," kata penyair yang oleh HB Jassin dijuluki "Paus Sastra Lampung" ini pula.

Ia mengemukakan, cara menulis puisi memang tidak sepenuhnya diperoleh di bangku sekolah, melainkan dari pelatihan (workshop) seperti ini, serta keseriusan calon penulis saat menentukan sikap menjadi sastrawan.

"Karena itu, diharapkan workshop ini sangat membantu bagi kelahiran seorang sastrawan," ujar dia lagi.

Riau memang dikenal memiliki tradisi sastra yang bagus.

Di daerah ini ada Sutardji Calzoum Bachri, Idrus Tintin (alm), Ibrahim Sattah (alm), Rida K Liamsi, Taufik Ikram Jamil, Fakhrunnas MA Jabbar, Marhalim Zaini, Hang Kafrawi, Edy RM maupun Hary B Koriun, dan banyak lagi sastrawan penyair lainnya.

"Riau tak akan kekeringan tumbuh atau lahirnya sastrawan," kata Isbedy pula.

Di Lampung, menurut Isbedy, yang sempat dikatakan Nirwan Dewanto sebagai `Negeri Penyair` belakangan ini mulai surut. Regenerasi setelah Fitri Yani-Agit Yogi Subandi, seperti berjalan lamban.

Karena itu, ia berharap, peran Dewan Kesenian Lampung (DKL) dan Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) dapat menyuburkan lagi `Negeri Penyair` ini seperti predikat yang telah dinyatakan Nirwan Dewanto itu.

Isbedy mengakui, akhir-akhir ini peta sastra Indonesia mulai diramaikan oleh sastrawan dari bagian wilayah Indonesia timur, juga Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Barat, dan Riau.

"Hal ini tak bisa dielakkan, mengingat tradisi bersastra di daerah-daerah itu tumbuh dengan baik sehingga gairah bersastranya sangat menggeliat," katanya lagi.

Di Lampung memang kembali muncul sastrawan yang dulunya baik, seperti Ahmad Yulden Erwin, Iswadi Pratama, dan Syaiful Irba Tanpaka.

"Tapi Lampung belum melahirkan generasi baru lagi. Kehadiran sastrawan lama yang kembali berkarya memang menggembirakan, tapi kita juga merindukan sastrawan-sastrawan baru untuk meramaikan jagat sastra Indonesia," katanya.

Isbedy berharap DKL dapat mengambil peran untuk menebarkan benih lahirnya sastrawan di Lampung.

Sumber: Antara, Kamis, 4 Juli 2013

No comments:

Post a Comment